Siang yang lumayan terik ini biasanya membuat orang-orang malas untuk bepergian kemana-mana. Namun berbeda dengan gadis cantik satu ini, dia tengah berdandan agar terlihat lebih cantik.
Baju kemeja yang dimasukkan kedalam rok denim selutut dan memakai sepatu sneakers putih dan membawa tas selempang yang berwarna hitam. Style sederhana namun terlihat mempesona saat dipakai olehnya.
Alice bergegas pergi keluar karena takut terlambat sampai ditujuan. Dia telah berjanji pada para 'phi' cantiknya untuk bertemu di cafe dekat Universitas Bangkok pada pukul 12 siang dan di setujui oleh mereka.
Sesampainya di cafe ternyata 'mereka' belum tampak. Alice pun menunggu karena ia sampai ditujuan 10 menit sebelum perjanjian.
'Drrttttt, drrtttttt'
Handphone Alice bergetar menandakan sebuah panggilan dari phi Perthnya.
"Halo Nong, apa sudah sampai?" Perth bertanya.
"Ya, aku baru saja sampai phi. Ohiya apa phi Perth dan yang lain akan kesini?" Tanya balik Alice.
"Setelah dipikir-pikir, phi dan yang lainnya tidak bisa Nong." Jawab Perth sedikit kecewa.
"Kenapa phi?"
"Jika phi kesitu, mungkin rencana yang Nong susun akan sedikit berantakan. Mean tak ingin Plan kabur lagi, ini kesempatan bagus untuk Mean mengetahui alasan Plan menjauhinya." Jawab Perth menjelaskan.
"Tapi phi harap, Nong jangan matikan telpon phi naaaa, phi pun akan mendengarkan kalian dari sini." Lanjut Perth.
Alice hanya menganggukan kepalanya saja, ia mengerti ini akan sedikit rumit.
"Baiklah phi, tapi ingat jangan heboh oke? Sudah dulu yaa phi 'mereka' datang." Ucap Alice sedikit heboh. Ia meletakkan handphone nya di meja agar Perth bisa mendengar pembicaraan mereka dengan jelas.
Mereka yang dimaksud Alice adalah Saint, Plan, Earth dan Gun. Awalnya ajakan Alice mereka tolak baik-baik, namun Alice tetap memaksa dengan alasan 'Aku ingin membalas budi pada phi' yang akhirnya mereka setujui.
"Selamat siang phi, silahkan duduk." Sapa Alice ramah pada mereka yang baru datang.
Dimata Alice, Saint, Plan, Gun dan Earth tetap cantik meskipun raut wajahnya menunjukan bahwa mereka sedikit lelah.
"Phi mau makan apa? Biar aku pesankan." Ucap Alice sesaat setelah mereka duduk.
"Hmm terserah Nong saja, ini semua kan Nong yang traktir." Jawab Plan. Alice pun memesan banyak makanan untuk mereka berlima.
Saint dan yang lainnya sebenarnya merasa canggung, bagaimana tidak? Seorang gadis cantik yang dibawa Perth kemarin mengajak mereka untuk makan siang bersama. Tatapan Saint sedikit sendu mengingat Perth yang menggandeng tangan gadis yang ada dihadapannya.
Tak lama kemudian meja mereka penuh dengan makanan dan minuman. Mereka pun sebenarnya ingin segera memakan semua yang terhidang dihadapannya namun mereka masih sedikit canggung.
"Makanlah phi, jika kurang nanti akan ku pesankan lagi. Tenang saja semuanya aku yang bayar. Nanti setelah kalian makan, aku ingin berbicara sesuatu pada kalian." Ucap Alice mempersilahkan mereka.
Dengan bersemangat mereka memakan hidangan yang ada. Alice hanya terkekeh kecil melihatnya. Menurutnya mereka sangat menggemaskan ketika makan.
--------------------¤¤¤¤---------------------
Disisi lain, Perth, Mean, Mark dan Title menunggu dengan perasaan yang tidak karuan. Gelisah, rindu dan berbagai perasaan lainnya hinggap dihati mereka. Menanti dengan sabar apa yang akan dilakukan adiknya pada orang orang yang mereka cintai.
"Perth apa kau yakin dengan rencana Alice?" Tanya Mark dengan sedikit cemas.
"Akupun tak tau apa yang direncanakannya, tapi aku percaya adikku akan melakukan hal yang terbaik." Jawab Perth.
Sebenarnya Perth pun ragu apa yang telah direncanakan adiknya itu, namun ia tetap berusaha percaya.
------------------¤¤¤-----------------------
Setelah lumayan lama mereka dalam keheningan karena menyantap makanan, akhirnya mereka selesai.
"Apa phi sudah kenyang? Perlu ku pesankan lagi?" Tanya Alice memastikan.
"Terimakasih banyak Nong, tapi phi sudah kenyang. Apa yang akan nong bicarakan?" Earth bertanya karena sedikit bingung pada Alice.
"Mmmm sebelumnya kenalkan namaku Alice. Aku calon junior kalian di universitas Bangkok." Alice memperkenalkan diri.
"Phi, aku harap kalian jawab dengan jujur." Lanjutnya sedikit mencurigakan.
Merekapun mengangguk tanda setuju bahwa mereka akan jujur.
"Maukah phi Saint, phi Earth, phi Plan dan phi Gun menjadi pacarku?" Tanya Alice serius.
"HAAAAHHHHHHH"
Pekikan serempak muncul dari mereka yang sedang bersama Alice saat ini. Untungnya cafe tidak ramai jadi mereka tak mengganggu siapapun.
Bingung, aneh, heran dan bermacam macam perasaan timbul dipikiran mereka. Siapa yang tak merasa aneh, 4 orang laki laki ditembak oleh 1 orang perempuan yang lebih muda dari mereka berempat.
"Ini gila!" Ucap Plan memecah keheningan. "Maaf nong, aku menolakmu." Lanjutnya.
Tolakan pun terdengar dari 4 pria cantik di sekelilingnya. Ia tak merasa patah hati atau apapun itu, malah ia tertawa melihat semua ekspresi mereka. Ini bukan rencana dia yang sebenarnya, namun ada sesuatu yang membuat dia harus melakukan ini.
--------------------¤¤¤---------------------
"Maukah phi Saint, phi Earth, phi Plan dan phi Gun menjadi pacarku?"
Suara yang muncul dari mulut adiknya membuat Perth, Mark, Title dan Mean sangat shock.
Bagaimana mungkin adik mereka melakukan hal seperti ini? Ini diluar pemikiran mereka.
Dan sialnya lagi, Alice mematikan sambungan telponnya setelah mengatakan hal tersebut.
"Perth, aku tak ingin kehilangan Plan. Aku akan menyusulnya kesana." Ucap Mean sedikit tak sabar. Ia langsung pergi ke cafe yang telah diberitahu Alice sebelumnya.
"Ayo Perth kita susul Mean kesana. Aku ingin meminta pertanggungjawaban Alice jika sampai Earth menerima cintanya!" Ucap Title sambil menarik tangan Perth agar segera pergi.
Akhirnya Mark, Title dan Perth pun pergi menuju tempat dimana Alice dan gebetan mereka berada.
..
...
.....
..
..
Bersambunggggg wk😂
Ada yang rindu aku ga? Engga😂
Maaf yaaaa ceritanya tambah gaje. Aku belum selesai ujian tapi udah greget pengen update cerita😂 Doain yaaa semoga besok ujiannya lancar🙏
Lanjut atau udahan aja nih?😂
Ditunggu vomentnyaaa🙏😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Because My Sister [Discontinue]
RomancePerth Tanapon mempunyai seorang adik perempuan yang sejak lahir tak pernah bertemu dengannya karena mereka tinggal di negara berbeda. Perth yang tidak mau ikut bersama orangtuanya lebih memilih untuk kuliah di negara Thailand sedangkan orang tuanya...