"Aku tidak mendobrak pintu kamarnya, Allegra. Aku juga tidak memecahkan jendelanya."
Allegra Danish menatapku bingung, "Aku—aku tidak mengerti. Lalu apa yang kau sesalkan?"
Hal yang kusesalkan adalah mengapa aku hanya berdiri di depan pintu dengan bodohnya dan hanya menatap.
Pintu belakang rumah Hayley tidak pernah dikunci. Ini disebabkan karena orang tuanya tahu bahwa aku sering menyelinap untuk menemui Hayley.
Jadi, hari itu aku memasuki rumahnya melalui pintu belakang, berjalan tanpa suara melewati dapur, menaiki tangga, menghindari anak tangga paling atas karena aku tahu anak tangga itu berbunyi jika diinjak, dan sampailah aku di depan kamar Hayley.
Jika pintu itu dikunci, I swore to God I was going to break it in half.
Nyatanya tidak demikian.
Aku memegang kenop pintu dan memutarnya. Pintu tersebut membuka dengan mudah.
Bagus, aku tidak perlu mematahkan kakiku untuk menendang pintu ini, pikirku saat itu.
Pintu kamar Hayley terbuka tanpa suara.
Semua kejadian yang terjadi selanjutnya berlangsung selama beberapa detik, aku bahkan masih belum bisa memproses apa yang terjadi saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLEGRA
General FictionCover by my lovely best friend @wilda_tulha Kupikir aku baik-baik saja. Tapi ternyata aku salah. Duniaku sudah tidak lagi berputar pada porosnya. Aku kehilangan arah. Trigger warning. Welcome to my story. I hope you enjoy it:) Ini adalah cerita pert...