"Mum, aku tidak ingin pergi ke group therapy itu lagi."
Denting pisau dan garpu berhenti. Mum dan Dad menatapku dari atas piring berisi makan malam mereka.
Mum tampak heran, "Ada apa, Logan? Kau bilang kau cukup menyukai suasana dan sistem yang mereka gunakan."
"Yeah, benar. Tapi—"
"Jangan menghilang lagi, Logan." ucap Dad.
Aku memahami kekhawatiran mereka. Dulu aku menolak pergi ke psikiater, kembali masuk ke cangkang depresi, dan menghindari siapapun yang ingin menolongku.
Namun sekarang berbeda.
Aku tidak lagi ingin pergi ke group therapy karena aku sudah tidak membutuhkannya.
Aku merasa jauh lebih baik setelah menceritakan kisahku pada Allegra Danish. Lagipula aku sudah memutuskan untuk melanjutkan hidup. Orang tuaku tidak perlu lagi terbebani rasa khawatir.
Aku punya banyak alasan untuk hidup.
"Bukan, Dad. Tidak begitu," jelasku, "Aku tidak akan menghilang lagi, percayalah. Aku tidak membutuhkan group therapy itu karena aku sudah merasa lebih baik."
Mum dan Dad bertukar pandangan, lalu menatapku.
"Kau yakin?" tanya Mum.
"Tentu saja."
Mereka sepertinya masih meragukanku. Well, aku tidak bisa menyalahkannya.
"Mum, Dad. Aku bersungguh-sungguh. Kalian tidak perlu khawatir. Aku tidak akan kembali menjadi seperti itu."
Aku melihat Mum dan Dad saling bicara melalui tatapan. Bagaimana mereka melakukan itu, aku tidak tahu dan tidak ingin tahu.
Akhirnya Mum menghela nafas kalah dan menjawab, "Baiklah. Aku akan bicara pada penanggung jawab group therapy itu. Tapi berjanjilah padaku bahwa kau akan meminta bantuan kami jika kau merasa tidak baik."
"Aku berjanji."
Aku tersenyum pada orang tuaku. Sejenak mereka terkejut, tapi tidak berkomentar apa-apa dan membalas senyumku.
Denting pisau dan garpu kembali terdengar.
"We're glad to see you all smile and happy again." Dad berkata setelah menelan makanannya, "Ceritakan padaku tentang Allegra Danish ini."
Aku berhenti makan.
Permintaan itu tidak terduga.
Aku bisa melihat Mum berusaha menyembunyikan senyum gelinya.
Berhenti menggodaku, Mum.
"Dia temanku. Aku bertemu dengannya di group therapy."
"Tentu saja aku tahu itu. Ceritakan lebih banyak."
"Dad, kau bisa tanya Mum." ucapku sambil memutar bola mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLEGRA
General FictionCover by my lovely best friend @wilda_tulha Kupikir aku baik-baik saja. Tapi ternyata aku salah. Duniaku sudah tidak lagi berputar pada porosnya. Aku kehilangan arah. Trigger warning. Welcome to my story. I hope you enjoy it:) Ini adalah cerita pert...