III

828 90 4
                                    

Kebahagiaanku bertambah tatkala Ino membawaku berkeliling tempat yang ada di Tokyo.

Seru, menarik, dan menyenangkan, membuat senyum kami terus terpatri. Kami sesekali juga tertawa, melontarkan candaan yang mungkin bagi sebagian orang terdengar tidak lucu.

Oh, Tuhan, inginku terus seperti ini.

Namun, kenapa?

Kenapa ada saja kejadian yang tak diinginkan terselip di momen seperti ini?

Ketika Ino dengan antusiasnya menyerbu mall yang mengadakan diskon besar-besaran, aku harus mengalami ini. Panggilan alam membuatku terpaksa harus meninggalkan Ino, dan pergi ke toilet seorang diri. Catat, seorang diri. Sendirian di tengah keramaian dan belum mengenal seluk-beluk mall ini.

Aku menghela napas lega ketika perlahan berhasil kembali ke tempat Ino berada. Namun, apa yang kudapat? Ino tidak ada di sana. Jantungku berdebar keras. Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan? Ino pasti sedang mencariku.

Buru-buru kuambil ponselku untuk menelpon Ino. Lama sekali tak diangkat membuatku gelisah. Kakiku spontan bergerak mengelilingi sekitar seraya terus menelpon Ino.

Bagaimana ini, Ya Tuhan? Ino dimana? Aku tak tahu lagi harus berbuat apa. Ini semua salahku. Andai saja aku pamit dulu pada Ino, pasti kejadian ini tidak akan terjadi.

Mataku mulai berkaca-kaca. Aku merasa deja vu. Kejadian 11 tahun yang lalu kembali terulang, sama persis. Tapi, kali ini aku tak boleh membiarkan air mataku menetes. Aku bukan lagi anak kecil yang hanya bisa menangis di saat seperti ini.

Kuambil napas sebanyak-banyaknya dan menghembuskannya pelan-pelan. Aku harus tenang.

Aku kembali menelpon Ino, berharap dia mengangkatnya. Kakiku pun kembali melangkah ke tempat terakhir aku melihat Ino. Dan tiba-tiba--

Puk.

Ada yang menyentuh pundak kiriku. Aku tersenyum lebar. Ini pasti Ino. Tidak salah lagi.

"Ino--!"

Emeraldku melebar sesudah aku menoleh. Ya Tuhan, ini bukan Ino. Dia--

"Hn, ternyata benar Sakura."

Ini aneh.

Untuk pertama kalinya, aku merasa senang melihat keberadaannya. Dan, untuk pertama kalinya, aku sangat bersyukur karena Tuhan telah mengirimkan dia kepadaku.

Dia, penolongku saat ini.

Dia, sungguh baik.

Dan, dia adalah si playboy Uchiha.

..ooOOOoo..

Diary Of Haruno Sakura [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang