V

659 88 6
                                    

Aku dan Naruto sukses menjalankan hubungan backstreet. Semua berjalan seperti biasa tanpa ada yang menyadarinya. Aku tenang-tenang saja, menikmatinya. Hingga ternyata rahasia apapun pastilah terbongkar juga pada waktunya.

Tepat malam kelulusan yang seharusnya jadi momen bahagia dan mengharukan justru menjadi momen buruk.

Semua murid akhirnya tahu status hubunganku dan Naruto yang diam-diam pacaran. Ini karena pernyataan Shion yang tidak suka padaku dan diam-diam telah memperhatikan kami.

Naruto tak mengelak. Dia bahkan mempertegas hubungan kami serta memberitahukan perihal kami yang akan melanjutkan studi bersama di Amerika.

Semua terbengong, tak ada yang bersuara, kecuali--

Buagh!

"Pengkhianat!"

Aku mendelik tak percaya ketika Gaara tiba-tiba menghajar Naruto. Anehnya, Naruto tak membalas sedikitpun. Dia malah menunduk dan terus mengucapkan maaf.

Emeraldku berkaca-kaca melihatnya. Ingin sekali kuhentikan, tapi Naruto melarangku. Dia memberi isyarat melalui matanya.

Aku pun tak tahu lagi apa yang terjadi setelahnya. Aku lebih dulu pergi dari tempat itu dan menepi di suatu tempat yang menurutku bisa membuatku tenang.

Air mataku mengalir. Aku menangis sejadi-jadinya sambil berharap semua akan berakhir dengan indah. Tapi, sepertinya tidak, jikalau ayahku ikut tahu tentang hal ini.

Oh, Tuhan, aku harus bagaimana? Aku tak ingin berpisah dengan Naruto.

Dan, ternyata memang sulit. Semua takkan membiarkan itu terjadi, termasuk si playboy Uchiha.

Aku berusaha mengabaikannya kala dia berjalan mendekatiku. Otakku dipenuhi pertanyaan bagaimana dia tahu aku ada di sini.

"Apa itu benar, Sakura?"

Suara baritonenya keluar, dan aku tak menjawab.

"Sakura, jawab."

Aku mundur dalam diam. Tubuhku memberikan sinyal buruk pada keadaan ini.

"Sekali lagi jawab aku, Sakura."

Dia mulai menggeram.

"JAWAB AKU APA ITU BENAR, HA!?"

Aku memejamkan mata erat-erat, bergetar ketakutan. Benar, ini buruk. Aku harus pergi dari sini sebelum--

BRAK!

Dia gila. Dia menyudutkanku di dinding dengan tatapan nyalang.

"Aku tak akan membiarkan Naruto memilikimu.."

Suaranya berubah lirih, namun terdengar mematikan.

"..kau milikku, Sakura."

Aku tak peduli lagi dia berkata apa. Aku mencoba melepaskan diri dari kungkungannya, tapi tak berhasil. Dia sangat kuat.

Aku pun memberanikan menatap matanya dan berteriak, "Lepaskan aku!"

Dia terdiam sebelum menyeringai.

"Kau hanya milikku."

Cup.

Aku membeku. Ciuman pertamaku direnggut oleh laki-laki di hadapanku saat ini. Dia mendesak bibirku hingga kepalaku menempel dinding. Aku melawan namun lagi-lagi tak berhasil. Air mataku kembali mengalir deras, berharap ada yang menolongku.

Dia sama sekali tak peduli perasaanku.

Hingga ketika dia tahu aku kekurangan napas, dia pun menjauhkan bibirnya. Aku terengah-engah sambil mendelik marah padanya. Tapi, onyx itu tampak datar dan tidak merasa bersalah.

Kugertakkan gigiku lalu kutampar dia sekeras-kerasnya.

"Brengsek!"

Sejak saat itu, aku sangat membencinya. Dan, berharap aku takkan pernah lagi bertemu dengannya.

..ooOOOoo..

Diary Of Haruno Sakura [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang