[02]

1.9K 134 3
                                    

🍂

Malam Minggu untuk yang ketiga kalinya,di bulan ini.
Seorang Choi Arin sudah siap dengan penampilan menawannya. Baiklah, Arin sudah siap kembali menghabiskan malam minggunya di luar.

Untuk yang ketiga kali, di rasa tujuan Arin masih sama seperti Minggu lalu.
Yaitu, sebuah cafe yang mempekerjakan seorang malaikat tampan yang bernama,Junkai.

"Mark bagaimana penampilan ku?" Tanya Arin pada Mark, satu putaran dia lakukan di hadapan Mark.

Mark berdehem pelan, lalu melempari sang majikan sebuah senyuman samar "anda sangat cantik"

"Benarkah?"

"Tentu"

"Apa Junkai nantinya akan menyukaiku?"

Mark gelagapan, tak tau ingin menjawab apa "m-ung-kin"

"Jawab dengan benar"

Mark menunduk minta maaf "anda cantik malam ini,tapi maaf nona. Menurut saya alangkah lebih baiknya anda menggunakan celana panjang,dari pada rok. Soalnya malam ini cuaca lumayan dingin" usul Mark sopan

Arin menaikkan alisnya samar. Lalu kembali melihat pantulan dirinya di cermin "kalau aku pakai celana, nanti aku kalah saing dengan Hyewon tembok itu"

"Tapi kebanyakan pria menyukai wanita yang berpakaian sopan non"

"Begitu ya.... baiklah cepat keluar, aku akan ganti baju dulu"

"Baik non. Saya permisi" Mark pun hilang dari kamar Arin.

ada rasa aneh yang terlihat juga ikut keluar beriringan dengan langkah Mark. Ada aura kecewa tapi terasa lega yang mendominasi rasa itu.

Mark tak bisa menghentikan rasa yang sudah lama bersarang nyaman di ruang dadanya.

Tak bisa mengelak kalau kenyataan dari dulu memang dia sudah menaruh perhatian lebih pada sang majikan manja itu.

"Eh Mark ga jadi pergi?" Suara Sowon menyapa kala langkah Mark berhasil menuruni seluruh anak tangga.

"Jadi Tan,ini lagi nungguin Arin ganti baju"

"Emang bajunya kenapa?"

"Hehe ga kenapa-napa sih. Cuma Mark ga suka aja liat Arin pakek rok" jelas Mark sop--

Eh tunggu

Lupakan tentang kesopanan Mark.

Apa kalian merasa ada sesuatu?

Iya, sesuatu yang ganjil dengan interaksi Sowon dan Mark.

Seperti bu......

"MARK AYO" teriakan Arin mengalihkan pandang sowon dan Mark.

Mark tersenyum sebentar kala melihat penampilan Arin yang kali ini juga lebih tertutup ketimbang tadi. "Ayo non. Kami permisi nyonya"

.
.
.

Setelah mendapat tempat parkir yang pas, akhirnya Arin di susul Mark keluar dari mobil bercorak merah menyala tersebut.

Bisa Mark lihat.
Malam ini aura keceriaan terpancar jelas di wajah cantik Arin. Mark menggeleng pelan lalu kembali mengikuti langkah Arin.

Ting

Satu suara berhasil berbunyi di pintu kafe, menandakan datangnya pelanggan baru.

"Selamat malam nona Arin" seorang pelayan yang berjaga di meja kasir menyapa ramah Arin. Iya. Bahkan rata-rata semua pelayan di sini sudah mulai hafal akan kedatangan Arin yang selalu saja mereka lihat di malam Minggu.

[✓]Big BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang