[10]

1K 119 2
                                    

••••

"Arin" Arin tersentak kaget ketika melihat sosok yang menghadang jalannya ini. "Kamu tuh ya, bandel nya minta ampun"

"Aw ampun ma ampun aw"  ringis Arin kesakitan ketika tanpa permisi Sowon menarik telinga kanannya.

"Semalam kamu nginap di rumah ini? Dasar ga tau malu, pangeran Wang itu ga suka sama kamu,ga usah di paksa. Mama udah siapin jodoh yang lebih dari dia. Jadi ayo pulang sekarang, cukup semalam kamu mempermalukan Mama Papa. Ayo" Sowon seret Arin menuju mobil.

Di tengah kesakitan, Arin berfikir bagaimana bisa Sowon tau kalau Arin ada di rumah Junkai. Siapa yang memberitahu? Dan oke, tersangka utama yang harus di salah kan itu adalah "MARK LEE"

Mark membungkuk pelan sekilas, mengartikan dia minta maaf. Mulut Arin terbuka ingin mengumpat tapi tak jadi, karena Sowon sudah lebih dulu menariknya masuk ke dalam mobil.

"Lho kak Mark masih di sini? Kak Arin mana?" Suara May menyapa. May juga sudah rapi dengan baju sekolah nya. "Sudah pulang" jawab Mark seadanya dan langsung memasuki mobil. Yang mungkin berniat ingin mengikuti mobil Sowon. Dan mungkin juga, dia tidak akan sekolah hari ini.

•••

"Ma, aku ga mau di jodohin. Aku cuma mau pangeran Wang titik"

"Titik apa hah?!" Tekan Sowon berapi-api. Itupun mampu membuat nyali Arin ciut, dengan penuh keterpaksaan Arin melangkah masuk ke rumah. Yang kata mama di halaman belakang semua orang sedang menunggu kedatangannya.

Di ruang tengah Arin hentikan dulu langkahnya "kenapa. Ayo jalan" titah Sowon

"Ga mau"

"Mama bi--"

"Pokoknya tunggu Mark dulu. Aku ga mau ketemu mereka kalo ga ada Mark"

"Hah?!" Arin kembali melangkah keluar rumah. Menunggu kedatangan Mark. Dia butuh Mark di saat-saat seperti ini. Karna kalau dia nanti salah bicara, pasti Mark akan melindungi nya dari amukan Sowon.

Tidak lama berselang, mobil merah miliknya itu terparkir di depan gerbang. Sosok yang di tunggu keluar dari dalam mobil. Dan tanpa ba-bi-bu Arin tarik tangan Mark "aku butuh kamu. Bukan berarti aku maafin kamu,ya" tekan Arin. Lalu menyeret Mark menuju halaman belakang.

"Selamat pagi" sapa Arin berusaha ramah. Sepasang suami istri yang tidak Arin kenali itu membalas sapaan Arin dengan senyuman.

"Kamu udah besar ya sekarang. Ayo duduk sini sama Tante" ajaknya ramah. Arin tersenyum canggung sejenak, dan dengan berat hati duduk di samping wanita itu. Termasuk Mark juga ya.

"Oh iya. Kenalin ini anak Tante. Lee Eunsang, dulu Tante sering banget gendong kalian berdua" Arin lirik. Benar, sesosok pria muda yang duduk tepat di depannya itu melampiri Arin senyuman lepas. Arin mendengus, sok kegantengan. Pikirnya.

Arin lirik Mark yang juga ikut melihat Eunsang. "Tenang. Masih gantengan kamu kok" bisik Arin.

"Eh?!"

"Jadi Rin. Karna kamu udah ada di sini kami akan memberitahukan sesuatu–" kali ini Seungcheol yang bersuara. Arin meneguk ludahnya "–kamu sam–"

"Arin ga mau" potong Arin dengan sangat cepat. Semua mata memandang ke arahnya, lagi, Arin telan ludahnya susah payah.

"Arin jangan potong uc–"

"Pa, Arin ga mau di jodohin. Arin ga suka dia, Arin sukanya orang lain" kata Arin sambil berdiri dan mengambil posisi bersembunyi di belakang Mark. Jaga-jaga dari amukan Sowon kan.

Bukan hanya Arin dan Mark. Semua orang ikut berdiri sambil menatap Arin dengan tatapan aneh. Arin peluk saja pinggang Mark, sebagai penjagaan.

"Siapa?" Tanya si mama Eunsang

"Arin kamu tuh ya jangan bikin malu mama" tekan Sowon geram.

"Mark lawan mereka. Bilang aku ga mau di jodohin" bisik Arin takut.

Kalau situasi macam ini, Arin selalu saja mengandalkan Mark. Mark menaikkan alisnya samar, dia berdehem sejenak "Arin tidak ingin perjodohan ini berlanjut" kata Mark

Semua orang makin menatap aneh ke arah mereka "beri dia kebebasan memilih pasangan nya. Saya mohon"

"Eh, ta—"

"Oke. Pap beri waktu seminggu, kalo kamu ga bisa bawa orang yang kamu suka ke hadapan mama papa. Kamu harus terima perjodohan ini"

"Ga perlu seminggu. Aku udah bawa sekarang kok. Ini orangnya" jawab Arin berbangga diri sambil menautkan jemari lentiknya di sela-sela jari Mark lalu tersenyum lebar. Gadis aneh

"Mark?"

"Iya. Mark orangnya hehe. Jadi perjodohan ini resmi di batalkan dong" cerca Aria bahagia. Kebiasaan selalu memanfaatkan Mark selagi bisa. Mark diam saja, hatinya sudah tak karuan di dalam sana.

"Kalo Mark orangnya itu sa–"

"Semoga kalian berbahagia" sela Eunsang tersenyum aneh.

"Eh?!"

•••••

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[17.september.2019]
[Selasa]

[✓]Big BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang