[15/Last]

2K 132 4
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa tahun kemudian…

Hujan kembali mengguyur kota untuk yang kedua kalinya hari ini. Jalanan mendadak macet untuk sore ini. Suara klakson saling bersahutan berbaur bersama derasnya bunyi hempasan hujan.

Gadis berbalut cardigan merah anggur yang terduduk manis di dalam mobil terlihat menghela nafas. Tak banyak yang bisa di lakukan, selain hanya bisa menatap betah jendela yang sudah basah.

Ting

🍉Mark🍉

|aku juga🖤
|Sampai bertemu di rumah

Pesan itu cukup membuat si gadis tersenyum dan melupakan kebosanan nya.

Tak lama. Taksi yang di tumpangi berhenti di depan sebuah rumah yang gadis itu lihat tak pernah berubah. Masih sama, tua tapi terawat.

Tak mau berlama-lama, si gadis keluar dari taksi dengan payung merah yang melindungi. Berjalan cepat memasuki area rumah, lalu dengan santainya menekan bel.

Ceklek'

"Akhirnya sampai juga" lega seorang pria yang membuka pintu. Gadis itu, yang berbalut cardigan merah anggur itu, dengan rambut terurai lepas tanpa poni itu, bernama Arin. Pemeran utama wanita kita.

"Kenapa? Kamu rindu" tanya Arin enteng lalu memeluk pinggang sang namja erat.

Untuk beberapa saat pria ini tertawa "enggak"

"Bohong" selidik Arin

"Rindu sama calon istri orang itu dosa,tau" Arin melepaakan pelukannya. Ia mengangguk setuju.

"Baiklah pangeran Wang Junkai yang terhormat! Maafkan saya!" Arin membungkuk sopan. Junkai si pemilik rumah kembali terkekeh, Arin ini dari jaman SMA memang tidak berubah. Masih sama, semua sifat kekanak-kanakan nya masih sama, hanya beda di poni saja.

"Udah jangan becanda lagi. Ayo masuk, yang lain udah nunggu"

"Yang lain?" Junkai mengangguk.

"May dan Sian" Arin langsung mendengus, kirain siapa.

Langkah kecil milik Arin mulai melangkah memasuki rumah lebih dalam.

"Lo nyentuh suami gue lagi. Ganti rugi cepet" Tangan milik wanita bermuka teduh terulur, tepat di depan wajah cantik Arin.

Arin mendengus sebentar, "perhitungan banget. Aku juga yang nyoblangin"

•Flashback

"Aku kesini buat nemuin Tante. Bukan kamu" wajah lelah junkai terangkat, ia tatap heran gadis kuncir dua yang terduduk di sampingnya ini.

"Kayaknya aku sekarang tau. Selama ini aku tidak benar-benar mencintai mu, itu hanya obsesi yang terbangun dengan awal kekaguman. Kamu tampan, pintar,baik,pekerja keras,dan bertanggung jawab. Aku suka semua yang ada padamu" Junkai menatap penuh sang gadis, dadanya sedikit sesak saat rangkaian kata itu keluar dari belah bibir Arin.

[✓]Big BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang