Acapkali Oredeus berjalan lima langkah, ia akan menoleh ke arah tembok istana, memandang ukiran-ukiran timbul di dalam istana ini. Sebuah mahakarya dari para pemahat untuk istana, kata Luth.
"Omong-omong, kenapa penjagaan di istana ini tidak seketat istana umumnya? Bahkan istana milik Fazharil dijaga hampir sepanjang waktu," tanya Oredeus penasaran. Memang, sedari tadi berjalan tiga orang--sembilan jika menghitung enam pengawal mereka--ini tidak bertemu dengan satupun penjaga. Tidak satupun.
"Itu karena istana ini sendirilah yang menjaganya," ujar Fazharil. Ia lalu menunjuk deretan patung-patung di sisi-sisi lorong, yang juga dilihat Oredeus tatkala memandangi tembok. "Lihat mereka ini? Ini adalah Pasukan Mati Southwoods. Mereka adalah patung-patung yang diberi jampi khusus oleh para penyihir tanah, sehingga mampu membedakan aura rakyat Southwoods dan bukan. Semakin penting ruangannya, semakin banyak patung-patung macam ini, dan semakin kuat jampi mereka."
Mulut Oredeus menganga karena takjub. "Praktis, ya," katanya asal setelah berhasil mengendalikan mulutnya.
Mereka tiba di depan pintu ruang takhta. Fazharil maju, mengulurkan tangannya dan menyentuh pintu sebesar dua pertiga gerbang utama itu dengan seluruh telapaknya. Cahaya sewarna pasir mendadak muncul membentuk lingkaran di pinggir telapak Fazharil, kemudian merayapi pintu itu ke atas dan ke bawah dalam satu garis setebal dua jari. Tak lama, cahaya itu menghilang, dan pintu besar itu terbuka.
Fazharil sekarang berjalan duluan, dengan Luth dan Oredeus mengikuti di belakang, dan enam pengawal itu mengekori mereka. Memasuki ruang takhta, Oredeus melihat sisi lain arsitektur Southwoods. Takhta sang ratu berada di tengah ruangan yang bentuknya persegi, dipisah dari lantai dasar oleh lima undakan. Bentuknya hampir serupa batu pahatan saja tanpa ukiran, namun adanya pohon yang tumbuh dari sandaran dan menaungi sang ratu membuatnya unik. Seberkas cahaya muncul dari langit-langit, datang dari tingkap-tingkap yang sengaja dibuat tepat di atas takhta. Dan yang paling menarik, seisi ruangan ini dipenuhi patung.
Sang ratu sendiri tengah duduk dan menopang dagunya dengan tangan kanan, membiarkan rambut sepanjang punggungnya tergerai dan poninya menutupi sebagian wajah cokelatnya. Mahkotanya adalah anyaman kayu yang dibentuk membulat setinggi telapak tangan, dengan tatahan permata zamrud menghiasinya. Gaun sewarna daunnya melekat pas di tubuhnya, dengan panjang hingga ke kaki dan semacam hiasan dari dedaunan panjang di bahunya. Matanya memicing menatap tamu-tamunya itu.
Tiba-tiba saja ratusan akar dan sulur menjalar ke arah mereka, berhenti dalam jarak yang sangat dekat seolah ingin mengancam masing-masing mereka. Entah dari mana, tiap patung itu telah mengacungkan sebentuk tombak dari batu pada mereka.
"Ini tidak biasanya …" bisik Luth. Jantung Oredeus perlahan memompa lebih cepat.
Dengan intonasi menindas, dalam dialek Southwoods sang ratu berucap.
"Apa urusanmu, wahai Pemimpin Kaum Mershan, Fazharil anak Hashdri, sehingga kaubawa kemari Pangeran Bungsu dari Utara yang menjadi buruan tiga suku ini?"
Oredeus terbelalak.
*
Sampai ke detil terkecil Oredeus menjelaskan keadaannya saat ini. Fazharil menyokongnya dengan menunjukkan perkamen yang diberikan Agrheimm. Usai membaca surat itu, sang ratu, Shevah, menarik kembali semua akar dan sulur yang ditodongkannya, juga jampi patung-patung itu dihentikannya.
"Sekarang, Ratu Shevah," Fazharil berucap takzim, "mohon jelaskan pada kami ini keadaan yang menimpa Oredeus."
"Sesuai permintaanmu." Ratu Shevah kemudian menarik segulung perkamen lain dari pohon di belakangnya, menunjukkannya pada mereka tanpa memberikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale of the Sky: Star Shard
FantasiaSekeping legenda dari benua dongeng sebelum kelahiran Cahaya Fajar dan Semburat Senja. Tanah Utama dihuni empat suku yang saling bermusuhan. Tiga di Dataran Besar dan satu di Samudera Benua. Northwinds di pegunungan Nolderk. Southwoods di dataran Ek...