chap 3

593 68 5
                                    

"Jeongie..."

Suara itu?

Entah kenapa saat suara itu manggil nama gue, air mata gue langsung ngalir gitu aja tanpa izin dari gue.

D-dia kembali? Batin gue.

Dada gue kerasa sesek banget gue gak sadar kalo dari tadi vernon merhatiin gue heran.

"Jeong... lu kenapa?" Panik vernon.

Vernon nyelipin rambut gue ke telinga dan ngangkat wajah gue yang dari tadi nunduk.

Sementara orang itu? Dia cuma diem ditempat dan merhatiin gue.

Kenapa dia gak kembali dari dulu?!
Kenapa harus sekarang!

"Non kita pulang sekarang"

Gue langsung pergi dan keluar dari caffe itu. Vernon nyusul sambil sesekali manggil gue, tapi gak gue gubris.

Di motor gue cuma nangis dan tangan gue yang melingkar di pinggang vernon semakin erat. Vernon diem karna mungkin menurutnya lebih baik gue nangis dulu dan tenang.

Motor vernon berhenti di depan gerbang rumah gue. Ngebuat gue langsung ngelepasin pelukan dan turun.

"Makasi ya" ucap gue pelan

Jeongyeon.... kenapa lo selemah ini.

"Santai aja, tapi lo gapapa kan?"

"Gue gapapa ko, lo cepet pulang gih besok lo boleh dateng kerumah gue buat belajar soal bang jeonghan biar gue yg ngadepin" gue berusaha ngasih senyuman biar vernon yakin kalo gue gapapa.

Vernon gaboleh tau masalah ini.

Bisa hancur reputasi cewek jutek dan galak ini.

"Gue masuk duluan ya"

Gue langsung ninggalin vernon dan masuk ke dalem rumah.

Sepi.

Bunda lagi dirumah mama jimin bantuin hajatan katanya adek nya jimin mau sunat.

Dan abang gue yang sok ganteng itu lagi diluar, biasanya jam segini dia lagi nongkrong di warkop.

Gue langsung masuk ke kamar dan jatuhin diri gue dikasur big size gue.

Bukan pamer.

Gue emang kaya.

Astagfirullah jeongyeon gak boleh sombong:).

Ketika gue nutup mata gue, gue ketiduran.

"Jangan pergi aku mohon jangan pergi" tangis wanita itu makin menjadi.

Tangannya mengepal erat pria itu.

Hujan lebat dimalam hari sangat mendukung perpisahan mereka.

Wanita itu hanya bisa berkata dan memohon agar pria itu tidak pergi meninggalkan nya.

Sementara pria itu acuh, dia tidak mengubris gadisnya yang sedang menangis dan memohon.

"Gue gak bisa gue harus pergi" laki laki itu melepaskan tangan wanita itu dari tangannya dan pergi ke dalam mobil tanpa berbalik melihat si wanita yang sekarang benar benar tidak berdaya.

Gadis itu menjatuhkan dirinya dan menangis sejadi jadinya.

TIDAK!

Dia tidak akan menyerah begitu saja.

Gadis itu mengejar mobil yang semakin lama melaju dengan cepat.
Tapi gadis itu tetap berlari dan entah kutukan dari mana sebuah sepeda motor melaju dengan cepat dan menghantamnya dan membuat nya jatuh membentur batu.

Putih Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang