Beach

1.6K 64 10
                                    

"sekalipun kamu menghilang, kenangan kita masih akan mekar walau tidak sesubur sebelumnya."

Siang terlihat terik, panasnya menyengat kulit. Zakia duduk di kursi tepi pantai disebelah ilham. Ya ilham teman yang zakia panggil kambing, salah satu orang dari kedua sahabat nya.

Dia orang yang paling mengerti semuanya. Wajar saja, sekarang zakia berada di sini. Hari libur terlalu menyenangkan bagi dirinya dan satu satunya teman yang bisa meluangkan waktu saat ini hanya ilham.

Zakia menyeruput ice cream yang ada di depan nya dengan cepat, sedangkan ilham memandang ke arah lain. Ia terlalu berusaha untuk melupakan mantan kekasihnya, padahal sudah di curangi beberapa kali.

"Kia!"panggil ilham pelan kepada zakia. Lembut seperti seorang Abang kepada adiknya.

"Iya" jawab zakia.

"Gimana sama kak dipa?" Tanya ilham tentang kakak kelas yang membuat dirinya rela menjadi secret admirer nya.

" jauh mah, dia bilang aku bukan cewek. Kami udah lama ngga chatan sejak si shelly juga ikutan ngejar dia. Jadi bete tau ngga" ujar zakia pasrah menyeka keringat di dahinya yang mulai menetes karena suhu udara pantai yang terik.

" terus apa kalau bukan cewek?"tanya ilham sedikit  tertawanya mendengarkan jawaban Zakia yang aneh itu.

"Ngga tau dasar cowok aneh" ujar zakia kesal. Mood nya menjadi lebih berubah mengingat perasaan sebelah tangannya.

" jadi sekarang deket sama siapa?" Tanya Ilham kepada zakia.

"Ada, lebih tepat nya dia yang deketin, risih jadi nya" Zakia mulai menceritakan seseorang yang membuat nya resah karena gangguan yang datang siang dan malam kepada dirinya.

"Siapa?" Tanya Ilham mengangkat alis dengan raut wajah heran.

"Siapa lagi kalau manusia yang sukak tebar pesona se antero sekolah, daniel ketos si playboy cap kodok itu" ujar zakia bertambah kesal mengingat manusia yang selalu mengganggu nya di sekolah dengan menggunakan kata gombal alay nan murahan. Dan menurut Zakia semua rayuan syaitan itu Bisa di ambil dimana mana.

"Hahahahah kia kia, jangan terlalu gitu ngejelekin dia. Ntar emang jadian tau rasa" ujar ilham cekikin mendengar sejuta cerita hidup Zakia yang lebih berwarna di bandingkan pelangi, namun akan terasa bosan dan menyebalkan bila berada di posisi Zakia.

" ih mending sama wakil nya dari pada sama dia." Zakia menghabiskan ice cream terakhir yang tersisa.

" wakil? Yang tinggi itu ?" Tanya Ilham memastikan dugaan nya agar tidak salah.

"Hmmm" ujar zakia mengangguk.

" Seriusan mau lupain kak dipa karna dia?" Tanya ilham kaget.

" ya ngga lah, manusia gila yang percaya kalau seorang zakia maharani naksir sama dia" ujar zakia mencolek sisi hidung nya sendiri bersikap sok keren.

"Yakin???" Tanya nya mengerutkan dahi nya.

"Ngga juga sih hehe, 20 persen aja udah cukup." Ujar zakia kepada ilham.

"Yang 80 persen lagi kemana?" Tanya Ilham lagi.

"Masih dikunci Ama kak Dipa seorang. Hahahah" ujar zakia cekikikan.

"Gaya kamu mbak. Ntar di baperin dikit langsung berubah pikiran." Ujar Ilham mencoba menguji zakia.

" Ilham perasaan aku untuk seorang kak Dipa itu terlalu besar. Jadi ngga mungkin aku bakalan naksir sama manusia dingin yang lebih mirip beruang kutub itu"" ujar zakia kepada ilham.

" mana tau. Ada dia tuh. Kok bisa samaan ya?"  ujar ilham menyenggol sisi lengan kiri Zakia.

"Kak Dipa?" Tanya Zakia bersemangat.

"Bukan. Itu si Azka lagi berdiri di tepi pantai." Ujar Ilham menatap Azka yang berdiri dengan raut wajah datar.

"Tuh orang mau ngapain. Suram gitu keliatannya. Raut wajah nya juga sedih kek nya. Jangan jangan bunuh diri." Ujar zakia asal bicara.

"Hush mulut nya mbak. Ngga boleh gitu. Lagian ngga mungkin Azka bunuh diri pake bawa bawa biola." Ujar Ilham lagi menyadarkan ucapan Zakia yang asal.

" iya juga sih. ehhh kalau dipikir pikir lumayan cool lah dianya, tapi dikit ya" ujar zakia.

" cieeeeeee jd move nih?" Sahut Ilham dari belakang.

"Ngga tau" tanya Zakia mengambil tas dan berjalan di sepanjang pesisir pantai.

" ranting mau kemana, ntar terbang kena angin" ujar ilham mengikuti Zakia.

" bullshit, eh ini slim yah bukan ranting. Bisa bedain ngga sih kambing" ujar zakia berteriak membuat Azka mendecis melirik ke arah mereka. Azka baru saja sadar bahwa ada anak yang satu sekolah berada di tempat yang sama dengan nya. 

" hahaha kata siapa?" Teriak Ilham kepada zakia yang semakin jauh.

" kata tuhan" ujar zakia terkekeh.

Ilham berhenti di depan azka, ia berniat menyapa manusia dingin itu.

"Hei Azka. Tumben ke sini.?" Tanya Ilham basa basi dengan Azka.

"Kita ngga sedekat itu buat cerita. Dan gua ngga butuh izin lu buat ke sini." Ujar Azka dengan dingin nya berlalu pergi meninggalkan Ilham sendiri.

"Kenapa?" Tanya Zakia yang baru kembali kepada Ilham.

"Ngga pa pa. Udah ah, pulang sekarang yuk." Ajak Ilham.

"Hayuk pak tara." Ujar zakia memberi hormat kepada Ilham yang sangat ingin menjadi tentara.

***

Di perjalanan Azka masih saja melamun. Sepeda motor nya berjalan membelah jalanan kota Padang. Sedari tadi ia tidak lagi memiliki arah tujuan selain pantai tadi.

Tempat dimana ia dan kenangan nya tersimpan dan tidak pernah mati. Tempat dimana ia sering bermain biola bersama kyara. Gadis yang dia cintai dulu hingga sekarang.

Gadis yang selalu membuat nya tersenyum jika mendengar alunan biola yang dimainkan kyara sendiri. Namun waktu tidak berpihak kepada mereka, gadis itu lebih mencintai Tuhannya dan memilih pergi meninggalkan dunia, keluarga, Azka dan semua yang ada.

Sesuatu yang tersisa hanya sebuah biola gadis itu yang selalu di bawa kemana mana oleh Azka dan semua kenangan indah yang berubah pahit setelah kepergian dirinya.

Tidak ada lagi Azka yang riang dan selalu tersenyum. Semua orang tak lagi mengenal Azka yang sekarang. Ia telah jauh berubah. Watak nya dingin, kasar dan lebih memilih diam dan menyendiri. Sekali pun dengan keluarganya.

Ia masih saja belum bisa merelakan gadis itu pergi. luka yang teramat dalam itu tak bisa ia sembuh kan dengan sendirinya, karena di dalam hatinya nama kyara tidak pernah mati. Kyara tetap hidup dan tinggal di dalam jiwa yang telah kosong itu.

Ma Boy (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang