Penjelasan

389 48 0
                                    

Sebulan tidak lagi terasa lamanya, gadis itu masih saja menjadi penguntit yang berpura-pura tidak mengetahui hubungan mereka.

Ya, hari ini tepat satu bulan Azka dan delia jadian. Tanggal 24 desember tidak akan pernah membuatnya lupa hingga hari ini datang lagi tanggal dengan angka yang sama, 24 januari.

Zakia menghembuskan nafas berkali-kali di depan cermin berukuran sedang yang ada di dinding  milik inventaris kelas, ia  Menatap seluruh wajah nya frustasi.

"Sebegitu buruk kah diriku? Hingga tak bisa dicintai orang yang aku cintai." Tanya nya sendiri berulang dalam hati sambil mengoreksi semua yang mungkin ia  anggap tidak layak.

"Assalamu'alaikum kawan-kawan. Sekedar pemberitahuan, jangan beli es walls."  pandu tiba-tiba masuk ke kelas membawa banyak cemilan yang baru saja ia beli di kantin Bu a'ad.

"Kenapa?." Tanya zizah yang membuat siswa di kelas diam mendengarkan dengan rasa  sedikit penasaran, begitu pula Zakia yang baru saja melupakan hal tadi.

"Mahaaa-l."  pandu berteriak sekeras keras nya seperti Tarzan dalam hutan yang membuat orang dalam kelas tertawa dan kesal bahkan melemparnya dengan kemoceng.

"Sialan lu!. Gue kira apaan." Ujar zizah mengumpat yang sedang berada di sebelah zakia.

"Permisi. Pandu, zakia nya ada?." Tanya Daniel yang muncul ke kelas mencari gadis kurus itu.

"Ada, tapi mau ngapain? Sebagai kepala keluarga kelas ini. Saya harus tau urusan saudara saya."  pandu mengeluarkan gaya bicara yang dia dapat entah darimana dan sejak kapan. Ia melipat kedua tangan nya di depan dada seperti seorang bapak yang mengintrogasi teman laki laki anaknya.

"Saya mau ketemu calon istri, maklum lah rindu." Ujar daniel yang membuat zakia kaget.

"Enak aja bilang-bilang calon istri, khitbah aja belum. Daniel oon." Zakia menyerbu daniel keluar kelas menjewer kupingnya sebelah kiri dengan keras.

"Eeh sakit. Maap beb ngga ulangi." daniel meminta maaf minta tangan laknat itu lepas dari telinganya.

"Bab beb bab beb. Sejak kapan gue jadi ayang beb lu." Zakia melepaskan tangan nya dan mengomel dengan panjang.
" sejak diriku memanggilmu." Daniel memegang telinganya yang merah dan  mulai mengeluarkan penyakit kealayan nya.

"Idih najis. Udah langsung aja, ngapain nyariin diriku?." Tanya zakia kepada Daniel langsung sebelum dia lebih jauh dan gadis itu terbawa lebai.

"Oh iya, hampir babang daniel kelupaan. Nanti sore ada rapat osis, bantuin ya. Datang please." Ajaknya.

"Oke, tapi ada syaratnya." Zakia memberikan syarat kepada Daniel jika ia datang rapat.

"Apa beb?." Tanya daniel lagi.

"Harus jemput ke kelas terus tolong izinin ke guru yang lagi ngajar nanti. Satu lagi, usai rapat kan biasanya jam 6 sore tuh. Nah kebetulan, sekolah udah pada kosong jadi.."

"Jadi apa?". Tanya nya

"Anterin pulang hehe." Ujar zakia nyengir kuda.

"Asyiapppppp bosku." Ujar nya

"Oke."

"Nanti ya, yaudah babang daniel ke kelas dulu. Udah bel, bye zakia." Ujar daniel meninggalkan gadis itu dan menuju ke kelasnya.

***

Sore itu datang, Zakia telah duduk di dalam ruangan sambil menunggu rapat yang akan segera di mulai.

"Ciee Azka, jadian ni ye. Pj nya mana woi." Teriak daniel di dalam ruangan rapat yang hanya berisi 3 orang yang tidak lain tidak bukan adalah zakia daniel dan Azka. Yah wajar saja, anggota lain masih belum datang. Hanya mereka yang datang lebih awal dari yang dijadwalkan.

Gadis itu menoleh ke arah Azka yang hanya tersenyum.

"Jadi, kamu bener jadian ka?." Tanya Zakia menyelidiki dan mulai kecewa. Yah, sebenarnya memang sudah tahu dan kecewa lebih awal hanya saja ini lebih dalam. Ia bahkan tidak tahu bagaimana perasaannya dengan Azka. Ia bingung.

"Bukannya gitu ki, aku bisa jelasin kok. Ih Daniel lu parah banget sih embernya." Ujar Azka dengan wajah yang berubah ekspresi.

"Udahlah Azka, kalau kamu jadian ngga pa pa kok. Lagian dari awal emang udah tau kalian jadian."

"Kia, aku bisa jelasin. Dengerin dulu.  ujar Azka menarik kursinya agar lebih dekat berada di samping zakia. Sementara itu belum sempat ia bercerita, anggota sudah mulai berdatangan dan masuk ke ruang rapat ribut membahas soal Azka dan delia.

"Ngga perlu di jelasin, udah tau kok. Lagian anak-anak osis udah bantu jelasin langsung jadi ngga perlu repot-repot. Lagian ngga ada hubungannya kan sama aku. Jadi yaudah." Ujar zakia menghentikan Azka bicara.

"Gimana danil?  Kita mulai rapatnya?." Tanya Zakia kepada Daniel yang sedari tadi sibuk menunggu anggota nya masuk ke dalam ruang sekretariatan osis, yang di balas anggukan setuju oleh Daniel.

"Kayaknya kita mulai aja." Ujar daniel memberi aba-aba untuk membuka rapat. Ya, sudah menjadi tugas zakia untuk membuka setiap rapat dan mengatur jalannya rapat. Gadis itu mengambil alih kondisi sebelum menyerahkan kendalinya kepada Daniel selaku ketua osis.

Rapat kali ini membahas perpisahan kelas 12 yang sebentar lagi akan diadakan. Dan bisa dikatakan cukup lancar untuk pelaksanaan kegiatan yang di rancang untuk hari H nya. Zakia masih menyimak apa yang disampaikan Daniel kepada anggota, mencatat hal-hal yang dirasa perlu untuk menarik kesimpulan rapat. Namun, hari ini dia tidak terlalu fokus. Banyak hal yang membuatnya  terganggu.

"Pstt pstttt kia!." Panggil Azka setengah berbisik kepada gadis yang berada di sebelahnya.

"Apasih ka, lagi rapat nih." Zakia mulai merasa terganggu dengan keributan yang di lakukan Azka.

"Dengerin dulu, bentar aja." Kata azka kepada zakia.

"Aku ngga pernah suka sama dia." Ujar Azka kembali melanjutkan pembicaraan nya kepada gadis itu.

"Jangan konyol deh, kalau ngga suka ngapain di terima. Cowok sama aja." Ujar zakia yang tidak menghiraukan azka lagi.

"Ntar aku ceritain. Intinya aku mau putusin dia." Katanya yang membuat gadis itu kaget. Dalam hati ia bertanya mengapa begitu bahagia mendengarnya.

"Putus maksudnya?." Tanya Zakia kepada azka sambil  menyerahkan catatan lanjutan kepada wakil sekretaris nya.

"Ya putus."

"Gini Azka, bisa ngga pelan-pelan ceritanya. Ngga ngerti nih. Jadi gimana, kok kalian bisa jadian sih? Padahal kan kamu ngga suka."

"Ya waktu itu emang di tolak sih, tapi pas mau minggat. Asma nya kambuh trus pingsan, pas udah sadar. Dia masih maksa buat jadian apalagi temen temennya maksa banget. Pokoknya habis ini kayaknya udahan aja."  Jelas azka kepada zakia yang membuatnya tak percaya.

"Agresif kali itu cewek." Ujar zakia tanpa saringan.

"Hhheh.sekarang udah tau kan yang sebenarnya. Makanya jangan marah lagi." Ujar azka kepada zakia.

"Siapa yang marah, ngga punya hak pun." Ujar zakia.

"Marah ngga kecewa iya." Ujar nya menebak gadis itu.

"Iya aku kecewa, tapi udahlah. Jalan kita emang udah beda kali ya hehe." Zakia menyengir dan kembali beralih kepada daniel yang sudah selesai menyampaikan rapat. Sekarang giliran nya menyimpulkan hasil diskusi rapat tadi. untung saja ia telah paham pembahasannya.

"Mungkin sekian dulu hasil dari rapat kita mengenai susunan kegiatan acara perpisahan kelas 12, berhubung waktu ashar masuk. Kita akhiri rapat nya dengan membaca hamdalah dan doa kafaratul majlis. Saya zakia, mohon maaf atas kesalahan. Assalamualaikum wr wb." Ujar zakia menutup hasil rapat dan meninggalkan ruangan rapat.

"Kia, gimana tadi? Kaku ngga keliatannya?." Tanya daniel kepada zakia mengenai dirinya.

"Good job master." Ujar gadis itu memberikan jempol kepadanya, sambil menuju mesjid untuk melaksanakan sholat ashar.

Vote and comment nya cintakuhhh.
Sukak? Penasaran?
Next chapter kuy👍

Ma Boy (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang