langkitang cucut

536 47 43
                                    

"Yaps bener!." Suara Azka yang tiba-tiba muncul menyela pembicaraan kami, membuat gadis itu kaget dengan pernyataan nya.

Apa maksudnya dari tanggapan tadi, bukan merasa geer atau kepedean hanya saja otak Zakia berspekulasi seperti itu. Gadis itu hanya ingin agar nanti dirinya tidak salah memahami keadaannya di lain kesempatan karena dia tau Azka menyukai kyara, gadis masa kecilnya yang meninggal dua tahun yang lalu dan itu saudara kembarnya sendiri. Tidak mengapa, setidaknya dia sudah merubah cara pandang nya kepada gadis itu.

"Ada apa denganku, tidak mungkin aku menyukainya. Karena hatiku hanya untuk dipa seorang, hehe." Batin Zakia yang mulai berdetak tidak seperti biasanya.

" chakiyya!" Ujar Ahsan yang tidak di tanggapi oleh gadis itu dan masih sibuk berimajinasi dalam alam bawah sadar nya sendiri.

"ZAKIA MAHARANI." Gadis yang bernama Zakia itu terperanjat usai zizah memanggil namanya dengan keras menyadarkan lamunan nya yang mungkin terlalu lama.

"Iya, kenapa? Wae yo?." Jawab zakia  gelagapan.

" ichss waeyo apaan ituh? Inces ngga ngerti, yang ngertinya Mas Azka syudah manggil kamyu dari tadi. Aya aya wae?." Ujar Ahsan yang membuat Zakia menjadi sangat bingung dan tidak mengerti sedikitpun.

"Apasih maksudnya si Ahsan?." Tanya zakia kepada zizah.

"Lu di panggil my ice prince Azka begoooo." Ujar zizah menjitak kepala gadis cantik itu dengan keras sehingga ia  mengaduh kesakitan.

" woi jijah iyem sakit tau!." Ujar zakia berjalan menuju pintu menemui Azka dan masih mengusap kepala nya yang sakit.

"Sakit ya?" Ujar Azka yang tiba tiba mengusap rambut gadis itu dengan lembutnya. Yang membuat semua orang terperanjat kaget karena kejadian langka tersebut.

"Ngga pa pa" ujar zakia menghentikan tangan Azka ketika melihat Dipa memperhatikannya kemudian langsung berlalu pergi tidak peduli.

"Kia, ada waktu ngga?." Tanya Azka yang berbicara menunduk kepada zakia.

"Ada kayaknya kan 2 menit lagi bel pulang. Emang kenapa?" Tanya zakia penasaran karena bisa dikatakan jarang dia menanyai gadis itu seperti ini.

"Ngga ada, pingin ngajakin jalan-jalan. Kuker soalnya." Jawabnya menyenderkan badannya ke dinding dengan tangan kiri di saku dan tangan kanannya melepaskan kacamata nya yang berbingkai hitam.

Azka memang dinobatkan sebagai ice prince di sekolah hanya saja ia tak sesempurna itu, karena mata nya telah minus dan mengharuskan penggunaan kacamata. Dengan kata lain manusia tidak ada yang sempurna itu benar adanya.

"Kuker itu apa?." Tanya zakia kurang paham.

" kurang kerjaan." Ujar nya tersenyum.

"Tumben, ngajakin jalan-jalan. Kemaren kemana aja mas?? Boro-boro mau diajakin maen disapa aja nggak." Ujar zakia menyindir lelaki kutub itu.

"Kemaren ke hatimu!. Canda." Katanya menahan tawa.

"Heh, ke hatiku? Kok ngga pernah nyampe ya, nyangkut dimana?." Tanya zakia mengikuti alurnya.

"Nyangkut di sudut kiri paling atas dekat darah yang banyak racunnya." Jawabnya lagi.

"Pinter kali nyari tempat nyangkutnya mas."

"Hhhhaha iyalah, Ice bears!." Ujarnya bangga.

"Eh, jadi beruang kutub aja bangga." Ujar zakia meledek.

"Emang fakta kan?." Tanya nya lagi kepada gadis itu.

"Sukak hati kau lah." Ujar zakia meninggalkannya dan mengambil tas karena bel sudah berbunyi.

"Udah?" Tanya nya.

"Udah." Jawab gadis itu merapikan tas yang dia sandang di punggung.

"Ah... lama." Azka menarik tangan mungil milik zakia keluar kelas, menyisakan wajah wajah histeris teman-teman sekelasnya dan kelas tetangga termasuk Ahsan, zizah dan ilham. Hanya saja sekilas dipa berada didepan mereka, lelaki yang setingkat di atas Zakia itu hanya menatap tangan gadis yang sedang di genggam oleh azka. Tangan ditarik erat oleh Azka yang  Sebenarnya diupayakan untuk lepas oleh zakia. Namun nihil, cengkraman nya sangat kuat. Gadis itu pasrah karena seperti nya Azka memang selalu hidup seenaknya saja.

"Kia, lu hutang nanti ke gue buat cerita segudang tentang my ice prince. Awas lu ngga cerita." Ujar zizah berteriak kepada zakia karena suasana sangat sepi alias kebalikannya.

"Owh myas Azka jangan lupa beliin langkitang cucut kalau you ke pantai buat inces." Ujar Ahsan berteriak dari belakang menitip pesanan makanan yang selalu di jual di pinggir pantai.

"Azka lepasin, malu diliatin orang. Jangan seenaknya gitu jadi orang gini gini aku tetap manusia, badanku itu punya ku bukan punyamu jadi jangan tarik-tarik, sakit tau. Apalagi kak dipa tadi liat, gimana kalau dia marah.!" Ujar zakia menceloteh sepanjang jalan hingga menuju parkiran.

"Do you like dipa?."

"Neomu choa." Ujar zakia yang mungkin tak dimengerti oleh Azka.

"Maaf."

" nggapapa, lagian dia bukan siapa-siapa. Yaudah jalan yuk." Ajak Zakia memecahkan suasana. memang benar, Dipa bukan siapa siapa baginya . Dipa hanya seorang laki laki yang dia cintai. Dan itu hanya dia sedangkan Dipa tidak memiliki perasaan itu.

Azka mengendarai motor nya, merema melintasi jalanan di kota padang sekitar pukul 3 siang dan akhirnya sampai di  salah satu pusat perbelanjaan di kota ini.

"Btw mau ngapain disini?." Ujar zakia bosan melihat gedung yang satu ini bukannya tak menyukai hanya saja tidak ada yang menarik baginya kecuali bazz dance.

"Nonton, mau?." Tanyanya.

"Okelah." Ujar zakia menyetujui dan membeli tiket VIP, padahal dirinya akan lebih setuju jika Azka membeli tiket yang ekonomis saja biar irit biaya. Tapi gadis itu memaklumi karena menurutnya  mungkin azka tidak terlalu suka di keramaian.
Mereka menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk menonton film yang berhasil membuat Zakia menangis untuk kesekian kalinya. Benar membuat mood gadis itu rontok seketika. Usai menonton  Zakia  menariknya keluar dari ruangan bioskop tersebut.

"Azka ke pantai yok." Ujar zakia mengajaknya.

"Ngapain?." Tanyanya .

"Makan langkitang cucut kita!." Ajak gadis itu kepada azka.  Langkitang itu sebenarnya sejenis keong yang bercangkang memanjang biasanya di temukan di danau. Orang orang di kota ini biasa memanggilnya dengan langkitang cucuik tapi demi pengerenan bahasa menurut zakia, dia lebih suka menamakan makanan itu dengan langkitang cucut.

"Susah cara makannya,Tapi kangen juga sih. Lagian si Ahsan juga nitip tadi." Ujar Azka mengusap perutnya.

"Tenang ntar diajarin sama queen nya langkitang. " Ujar zakia memamerkan kehebatannya dalam mengkonsumsi makanan yang satu ini.

"Yaudah, kita ke pantai makan langkitan cucut." Ujar Azka  tersenyum dan memutuskan menuju pantai yang memiliki dermaga kecil tempat berlabuh nya kapal nelayan. Waktu yang pas bila ingin menikmati atau menciptakan kenangan karena senja sebentar lagi datang menyapa dan lampu kecil di kapal kecil akan hidup dan bersiap berlayar di malam hari nya.

Hy readers garing ya?? Buntu lagi nih otak. Rembet nya ke makanan mulu kalau lagi bulan puasa kayak gini. Yang ke inget itu cuma langkitang cucut seorang di pikiran. Maaf ya readers jangan kecewa soalnya inces bakal ganti kekecewaan teman semua di part selanjutnya dengan kelanjutan yang lebih menarik. Tapi untuk itu harus nuntasin  miskin ide kaya gini. Makasi buat pembaca setia juga makasi buat vote nya jangan bosan ya baca nya. See you

Ma Boy (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang