🌸🌸🌸"Ibu ..." anak itu terus memanggil ibunya. Yang disahuti oleh suara hewan malam. "Ibu !!!" jerit anak itu ketakutan, saat sebuah cahaya lampu menyilaukan matanya dengan suara meraung.
"Gung, bangun! Agung!"
"Aaaa!"
Alya hampir saja terjengkang saat Agung berteriak kencang dan bangun tiba-tiba.
"Astagfirullah." Agung mengusap matanya yang basah.
"Mimpi lagi?" tanya Alya, mengusap dahi yang juga basah.
Agung mengangguk lemah. "Iya Teh, padahal udah lama nggak mimpi buruk lagi."
Alya memberikan minum yang langsung diterima dan ditenggak habis oleh Agung.
"Astagfirullah." Agung mengusap dadanya lagi. Jantungnya belum berdetak normal.
"Udah salat A?" tanya Alya, kembali mengusap kepala Agung.
"Belum Teh," geleng Agung. "Tadi Agung capek banget, nggak sadar kalau ketiduran."
"Lain kali jangan diulangi ya. Apalagi tidur menjelang magrib itu nggak baik." ucap Alya lembut.
"Iya Teh," angguknya kembali.
"Sekarang salat ashar dulu sana, masih ada waktu." menurut. Dengan lesu ia menuju kamar.
Agung menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya terus berputar pada mimpi tadi sore, siapa anak kecil itu? Kenapa anak itu selalu hadir dalam mimpinya dan rasa sakit dalam mimpi itu sangat terasa nyata. Sampai dia rasakan pada tubuhnya, terutama jantung yang berdetak cepat saat bangun. Wajah anak itu tidak terlihat jelas namun, bisa ia lihat samar bahwa itu anak kecil yang ketakutan.
...
"Gue telat!"
Mengabaikan rasa pusing di kepala akibat bangun secara tiba-tiba, Agung langsung lompat dari kasurnya menuju kamar mandi. Cowok bule itu tidur larut malam dan tidur kembali setelah salat subuh. Gedoran pintu saat Alya membangunkan tidak didengarnya, ditambah musik dari band religi yang menjadi nada alarm menambah pulas tidurnya. Hingga akhirnya dosen bergelar Hulk membangunkannya lewat mimpi yang juga sama buruknya.
Tidak sampai lima menit Agung kembali dari kamar mandi dengan tubuh basah karena ia lupa membawa handuk, terpaksa baju yang ia pakai tadi dijadikan lap badan. Tanpa melihat kaca, Agung menyisir asal rambutnya. Hari ini ada kuis dari dosen paling galak se-antero kampus. Ini semua gara-gara ia memikirkan mimpinya kemarin sore hingga membuatnya tidak bisa tidur.
"A, sarapan dulu." panggil Alya saat Agung melewati ruang makan menuju ruang keluarga.
Ia mengambil masker serbaguna yang dijadikan mainan topeng-topengan oleh Darren dan Darrel.
"Agung udah telat Teh. Assalamualaikum!" setelah menyalami tangan Alya, Agung langsung keluar.
Cowok berambut pirang kusam itu berjalan sambil menghapal beberapa materi yang dipelajari secara singkat. Sapaan para temannya hanya Agung balas dengan senyum dan anggukkan, dia akan lupa lagi jika membalas sapaan temannya dan berakhir dengan membahas banyolan tidak bermutu.
Jika dengan dosen lain mungkin Agung bisa sedikit santai walau tidak belajar semalaman. Namun, untuk dosennya satu ini dia tidak bisa main-main, salah membuat ekspresi wajah saja bisa mengurangi nilainya sampai sepuluh poin. Tidak menyisakan satu poin pun.
...
Jam setengah sebelas malam, Agung baru pulang dari tempatnya bekerja, besok sudah mulai weekend. Ia akan mengajak Alya dan adik-adiknya ke Panti untuk makan bersama di sana. Arlan? tidak perlu diajak, pria itu kemarin bilang akan pergi meninjau proyek di Malang sampai tiga hari ke depan. Jadi, ia bisa bebas membawa Alya dan adik-adiknya kemanapun. Itu sih rencananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bule KW(Agung doang)
General FictionCowok dengan paras bule, mata yang biru jernih, hidung mancung, tubuh tinggi dan tegap serta sikap dingin ditambah irit bicara. Nyatanya itu semua cuma ada di cerita-cerita novel romance idaman para wanita. Namun, bagaimana dengan bule satu ini? Dia...