Bagian 11

9.9K 1.5K 400
                                    


🌸🌸🌸

"Kamu! Kamu kenapa ada di sini?!"

seorang wanita berteriak. Menunjuk wajah seorang anak kecil yang berdiri gemetar ketakutan.

"Hidupku sudah tenang, kenapa kamu muncul lagi, hah! Kenapa?!"

Tubuh kecil itu semakin gemetar. Kini wanita di depannya mengguncang tubuhnya kuat, cengkeraman pada pundaknya sangat kuat dan terasa kuku wanita itu menusuk kulitnya.

"Mommy, hu-hurt." lirihnya. Ia hanya bisa menangis, tidak bisa melawan saat wanita itu semakin menusukan kukunya.

"Jangan panggil aku dengan sebutan menjijikan itu! Anakku cuma satu. Kamu bukan anakku, kamu anak pembawa sial!" teriak wanita itu marah mendengar panggilan favoritnya keluar dari mulut kecil yang bergetar dan sesenggukan.

Agung berdiri dengan kepalan tangan kuat. Ingin menyelamatkan anak kecil yang terhalang tubuh wanita yang sedang memarahinya. Agung tidak bisa melihat wajah keduanya karena berdiri membelakanginya. Tubuhnya sakit saat anak kecil itu jatuh karena dorongan kuat wanita tadi. Suara tangis semakin kuat terdengar dari anak itu bersahutan dengan teriakan marah wanita yang menyuruhnya diam.

"Hidupku yang bahagia hancur gara-gara kamu! Kebahagiaanku hilang!" rotan yang biasa digunakan untuk memukul sofa atau kasur saat dijemur itu mendarat beberapa kali di tubuh anak kecil itu. Meninggalkan bekas merah dan lecet.

Agung ingin berlari untuk menghentikan aksi wanita itu. Tapi kakinya seperti dipaku kuat. Untuk bergerak saja susah, mulutnya seakan dilem dengan lem super, sekedar berteriak saja dirinya kesulitan. Agung menangis, meronta saat lagi-lagi rotan itu melayang dan mendarat pada tubuh kecil yang menjerit kesakitan dengan tangisan semakin kuat. Tubuh anak itu semakin meringkuk untuk melindungi diri.

Bule KW(Agung doang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang