Kode

3.5K 549 1.2K
                                    

Ulangan akhir semester tengah berlangsung saat ini di SMA Bhakti Utama, jam sudah menunjukkan pukul 09.40, menandakan kalau waktu yang tersisa untuk mengerjakan soal ulangan tinggal lima menit lagi, tapi belum sampai pukul segitu pun, sudah banyak murid-murid yang mengumpulkan lembar jawaban mereka dan mulai berhamburan keluar meninggalkan ruangan mereka.

Di ruang dua ada Shanindya Wulandari, gadis cantik yang banyak menjadi incaran di saat ulangan seperti ini karena kecerdasannya, tapi Shanin, begitulah panggilan akrab gadis itu, tidak akan dengan baik hati memberikan jawabannya pada yang lainnya, entah siapapun itu, bisa dibilang, ia ini termasuk orang yang pelit untuk memberikan jawaban.

Saat ini, Shanin tengah mengobrol dengan teman seruangannya, yaitu Nadya dan juga Natira, bukan hanya teman seruangan, Nadya dan Natira juga teman sekelas Shanin, walaupun baru beberapa bulan mereka berteman, tapi ketiganya sudah terlihat begitu akrab satu sama lain.

"Abis UAS, gue mau nembak cewek ah."

Dari sekian banyak yang sedang mengobrol di ruang dua ini, tiba-tiba saja suara dari Rizkiano Aulia Prasetya seolah paling mendominasi di ruangan tersebut.

Rizkiano Aulia Prasetya atau yang akrab dipanggil Kiano, adalah salah satu dari sekian banyak laki-laki nakal di SMA Bhakti Utama. Hobinya? Sudah pasti keluar masuk ruang BK, tapi jangan salah, mungkin Kiano ini menganut pribahasa nakal boleh bego jangan, jadi hal itulah yang membuatnya memiliki prestasi setidaknya di bidang olahraga, apalagi ia juga termasuk salah satu anggota tim futsal sekolah.

"Mau nembak siapa lo?" tanya Devan, teman seruangan sekaligus sahabat baik Kiano.

"Yang pasti dia cewek cantik dan bukan manusia jadi-jadian."

Mendengar perkataan Kiano, Devan spontan menabok kepala Kiano, tapi bukannya merasa kesakitan, Kiano justru tertawa melihat tingkah lakunya sendiri.

"Lo tuh goblok apa bego sih, hah?"

Melihat dua laki-laki itu berbicara ngaco, ada sebagian dari mereka yang peduli, ada juga yang tidak peduli. Shanin, Nadya, dan Natira yang kebetulan juga mendengar obrolan Kiano dan Devan, hanya bisa tertawa karena hal yang Kiano ucapkan.

"Intinya ya Van, gue mau nembak cewek yang udah beberapa bulan ini jadi inceran gue," jelas Kiano pada Devan dengan gaya yang sangat percaya diri.

"Emang cewek inceran lo yang kaya gimana sih?" tanya Devan berbasa-basi.

"Yang pinter, baik, kalem, enggak banyak tingkah, dan di PAS ini dia seruangan sama gue." Kiano mengatakan hal itu dengan kepala yang ia tolehkan ke arah Shanin.

Merasa tatapan Kiano juga mengarah ke arahnya, Nadya pun spontan berkata, "Dih Kiano ngapain lo nengok-nengok ke sini."

Mendengar hal itu, Natira yang berdiri di sebelah Shanin hanya bisa tertawa, sedangkan Shanin dan Kiano hanya bisa saling melemparkan senyum mereka.

Devan yang sudah tahu siapa perempuan yang Kianosuka, hanya bisa diam dan terkikik kecil melihat Kiano yang hanya beranimengode perempuan tersebut. "Yailah, jangan kode doang, gaslah mumpung belum taken."

*****

To Be Continue...

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang