Pagi ini Shanin tengah menyalin PR geografi milik Natira, karena semalam Shanin lupa kalau ia memiliki PR, dan ia baru mengingatnya saat ia bangun tidur pagi tadi, jadi begitu tiba di sekolah, Shanin langsung meminta PR milik teman semejanya itu.
Saat Shanin tengah fokus-fokusnya menyalin pekerjaan rumah milik Natira, tiba-tiba saja Sania bersama geng-gengannya datang dan langsung membuyarkan fokus Shanin.
"Eh Shanin, tadi pagi gue liat lo berangkat bareng sama Kiano, ada hubungan apa lo sama dia?" tanya Sania dengan raut wajah layaknya pemeran antagonis dalam sinetron-sinetron.
"Jangan-jangan lo pacaran ya sama Kiano?" tanya teman Sania yang bernama Dara, gadis yang terkenal sebagai ketua geng dari cewek-cewek centil ini.
Shanin yang ditanya seperti itu hanya bisa diam, tak tau harus menjawab apa.
"Kalau iya, kenapa?"
Bukan Shanin yang mengatakan hal itu, tapi Kiano yang tiba-tiba saja datang dan langsung merangkul Shanin.
"Demi apa lo pacaran sama cewek ini? Masih cantikkan gue ke mana-mana kali," ucap Sania yang tak terima dengan pengakuan Kiano.
"Ya kalau emang cantik lo ke mana-mana, lo cari aja sana cowok di mana-mana," balas Kiano santai namun terdengar begitu menusuk.
"Terus kata-kata sayang selama ini lo anggap apa?"
"Jadi selama ini lo baper sama gue cuma gara-gara gue panggil sayang? Ya maaf deh, gue enggak pernah bermaksud bikin lo baper. Itu mungkin aja karena lo yang terlalu berlebihan nanggapinnya."
Tak kuat lagi mendengar kata-kata Kiano, Sania dan geng-gengannya lalu pergi meninggal-kan sepasang sejoli itu.
Seperginya geng cewek-cewek centil tadi, kali ini gantian Devan yang tiba-tiba datang menghampiri Kiano dan Shanin, entah apa yang akan bocah itu lakukan, tapi yang jelas perasaan Kiano mulai tak enak saat Devan semakin dekat dengannya dan kekasihnya
"EH GUYS, KIANO SAMA SHANIN UDAH PACARAN TIGA BULAN, DAN KITA KAGA TAU APA-APA, KIANO SENGAJA GUYS BIAR DIA SAMA SHANIN KAGA DIMINTAIN PAJAK JADIAN."
Seandainya di hadapan Kiano saat ini tidak ada kekasihnya, mungkin laki-laki itu sudah menghajar habis-habisan temannya yang bermulut ember itu.
"AYO WOY, SEMUANYA JANGAN LUPA MINTA PAJAK JADIAN KE KIANO."
"Van!"
Satu panggilan Kiano tak digubris oleh Devan.
"AYO SEMUANYA."
"VAN!"
"AYO WOY."
"VAN LO MAU MATI KAPAN?"
"Eh iya, lo dulu dah, entar gue nyusul."
"Gue hajar ya lo, kan udah gue bilang, jangan sampe bilang ke siapa-siapa, kenapa sekarang malah lo teriakin ke satu kelas kaya gini?" Kiano menampilkan raut wajah kesalnya karena tingkah laku Devan.
"Aduh, No, kan tadi lo sendiri yang ngaku ke geng-gengannya Sania kalau lo udah pacaran sama Shanin, jadi wajar dong kalau gue kasih tau ke satu kelas, nantinya mereka juga bakal tau tanpa gue kasih tau, jadi sebelum terlambat mending gue kasih tau sekarang, gue bener, kan?"
"Cepet mati kek lo, Van."
"Van, lo tuh norak banget, tanpa lo teriak kaya gitu, satu kelas juga pasti udah pada tau kalau Kiano pacaran sama Shanin, orang satu kelas sering ngeliat mereka berdua pulang sama berangkat bareng, lo ke mana aja selama ini?" cerocos Nadya yang kebetulan juga tadi melihat adegan di mana geng-gengan Sania dibentak Kiano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Relationship
Short Story"Lo mau enggak, Nin? Jadi pacar gue?" Tentang Shanin dan Kiano yang memilih untuk backstreet dalam menjalani hubungan mereka. Shanin si anak pintar yang selalu berada di peringkat tiga besar dan Kiano si anak nakal yang hobinya keluar masuk tuang BK...