Di pagi selanjutnya, kelas X IPS 2 tengah ada mata pelajaran agama islam, tapi sayangnya guru yang mengajar pelajaran itu tidak hadir pagi ini, alhasil kelas X IPS 2 pun jadi ramai karena semua murid sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
Di bagian belakang ada kumpulan anak nakal yang sedang tidur, bermain game, ataupun menonton video, entah video apa yang mereka tonton. Lalu di bagian tengah ada kumpulan gadis-gadis yang sebagian sedang bergosip, berdandan, atau sekedar bermain ponsel. Dan di bagian depan ada kumpulan anak yang tengah asik bercanda dan tertawa seperti biasa.
Dan di bagian depan itulah Kiano berkumpul dengan teman-temannya. Kali ini Kiano tidak bersama Devan, karena Devan tengah tidur di bagian belakang. Sedangkan Shanin yang duduk di bagian tengah justru asik membaca cerita lucu bersama Natira, kebetulan Shanin membawa buku cerita humor hari ini, jadi ia dan Natira bisa membaca buku itu bersama saat jam free class seperti ini.
"Lucu banget, kan?" tanya Shanin pada Natira disela-sela tawa mereka. "Berarti nanti aku kalau ditanya sama Pak Dino, Shanin kenapa kamu enggak masuk sekolah kemarin? Nanti aku jawab, kepo."
"Ett itu mah auto di D.O."
"Iya, entah ijazah kaga keluar lagi."
Disela-sela tawa dan candanya bersama Natira, Shanin sesekali menengok ke arah Kiano, dan entah karena memang sehati atau apa, Kiano juga sesekali suka menengok ke arah Shanin yang alhasil menciptakan tatapan di antara mereka.
Bel pergantian pelajaran telah berbunyi, tak terasa free class berlalu sangat cepat, dan kali ini kelas X IPS 2 akan menghadapi pelajaran sejarah Indonesia.
"Shanin tolong proyektornya dinyalain, nak!" perintah Pak Jeri pada Shanin yang memang posisi duduknya tepat di bawah proyektor.
"Iya, Pak."
Shanin memang sudah biasa diminta untuk menyalakan proyektor tiap kali ada guru yang membutuhkan. Walaupun Shanin tidak terlalu tinggi, tapi gadis itu selalu menaiki kursinya untuk menyalakan proyektor.
"Ati-ati Shanin, nanti kalau kamu jatoh aku tangkep," celetuk Syafiq yang duduk di sebelah kanan Shanin.
"Bisa aja lo, pengennya lo itu mah," balas Kiano yang duduk di belakang Syafiq.
"Udah biar gue aja yang nangkep." Tak mau kalah Devan juga jadi ikut-ikutan.
"Bisa aja nih om-om." Lagi-lagi Kiano menanggapi candaan yang dilontarkan oleh teman-temannya.
Kiano tahu itu memang hanya bercanda, tapi bagaimanapunShanin itu kekasihnya, dan Kiano tidak suka melihat kekasihnya digoda sepertiitu oleh teman-temannya sendiri. Shanin sendiri hanya bisa tersenyum dan tertawa kecil menanggapinya.
*****
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Relationship
Short Story"Lo mau enggak, Nin? Jadi pacar gue?" Tentang Shanin dan Kiano yang memilih untuk backstreet dalam menjalani hubungan mereka. Shanin si anak pintar yang selalu berada di peringkat tiga besar dan Kiano si anak nakal yang hobinya keluar masuk tuang BK...