Jemput

1.7K 375 558
                                    

Senin pagi, adalah hari yang mungkin akan menjadi hari-hari paling tidak menyenangkan dan melelahkan bagi sebagian orang sibuk, karena hari Senin adalah hari di mana semua kegiatan dan kesibukkan dimulai lagi.

"Ayo, No, berangkat. Udah jam setengah tujuh nih."

Kakak Kiano yang bernama Rendi mengajak adiknya yang masih sibuk sarapan untuk segera berangkat ke sekolah.

Kiano dan kakaknya bersekolah di sekolah yang sama, mereka hanya berbeda tingkatan saja, dan saat ini Rendi sudah berada di kelas sebelas.

"Enggak, Bang. Gue bawa motor aja," balas Kiano yang masih asik menikmati sarapannya.

"Tumben, biasanya juga lo males bawa motor, yang katanya panaslah, males beli bensin. Itu aja mobil gue yang beliin bensinnya, lo mana pernah mau ngeluarin duit buat beli bensin."

"Gue lagi pengen bawa motor, Bang. Lo tenang aja, nanti gue beli sendiri kok bensinnya."

"Ya udah, kalau gitu gue duluan ya, lo ati-ati bawa motornya."

"Iya, Bang. Lo ati-ati juga."

Setelah itu Rendi pun pergi meninggalkan adiknya yang masih asik menikmati sarapannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.40 dan ini sudah saatnya untuk Kiano menjemput pujaan hatinya. Iya Kiano sengaja tidak berangkat bersama kakaknya dan lebih memilih naik motor karena ia ingin menjemput pacar barunya.

Tak sampai lima belas menit, Kiano pun akhirnya tiba di depan rumah kekasih barunya itu.

"Kiano, lo ngapain di sini?" tanya Shanin yang baru saja keluar dari rumahnya dan sudah disambut dengan kehadiran Kiano yang secara tiba-tiba itu.

"Kita udah pacaran, kok masih pake lo-gue sih, pake aku-kamu dong, ulang!"

Shanin menghela napasnya sejenak, lalu dengan terpaksa ia ulangi pertanyaannya sesuai yang Kiano perintahkan. "Kiano, kamu ngapain di sini?"

"Jemput kamu lah," jawab Kiano seraya tersenyum lebar.

"Ngapain sih? Aku kan bisa mesen ojek online, aku juga bisa kok berangkat sendiri."

"Masa aku ngebiarin pacar aku jalan sendiri sih, nanti kalau di jalan kamu kenapa-kenapa gimana? Terus kalau misalnya kamu naik ojek online, terus driver ojeknya genit gimana?"

"Apaan sih? Kan aku udah bilang jangan jadi bucin deh."

"Ya udah iya, makanya kamu jangan nolak dong kalo misalnya aku mau jemput ataupun nganter kamu."

Shanin pun akhirnya pasrah dan mengizinkan apapun yang ingin Kiano lakukan untuknya. "Ya udah deh. Lagian tumben kamu bawa motor, biasanya juga bawa mobil bareng sama Kak Rendi?"

"Aku sengaja, biar nanti pas aku ngerem mendadak, kamu bisa meluk aku deh," ucap Kiano dengan cengiran lebarnya.

"Ihh modus."

"Ya udah yuk berangkat, nanti kita telat lagi, kan hari ini kita upacara. Padahal PAS udah selesai, tapi masih aja ada upacara aja."

"Bawel deh kamu. Udah ayo!"

Kiano langsung melajukan motornya setelah Shanin duduk di jok belakangnya. Sejujurnya Shanin malu untuk berpegangan pada pinggang Kiano, tapi kalau tidak begitu, ia bisa jatuh nanti, jadi mau tidak mau Shanin pun harus berpegangan pada pinggang Kiano. Sedangkan Kiano yang merasakan bahwa kini tangan Shanin sudah berada di pinggangnya, hanya bisa senyam-senyum kegirangan.

*****

To Be Continue...

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang