Cerita

917 124 88
                                    

Malam ini, keluarga Kiano tengah menikmati makan malam bersama, kebetulan papah dan mamahnya juga sedang berada di rumah malam ini, jadi Kiano bisa menceritakan kepada mereka semua tentang hubungannya dengan Shanin.

"Mah, Pah, Kiano mau cerita." Kiano berusaha untuk menarik perhatian keluarganya dulu.

"Ya cerita aja, No," ucap Mamah Kiano seraya menyantap makanannya.

Kiano melirik satu persatu keluarganya yang masih sibuk dengan makanan mereka masing-masing sebelum ia memulai ceritanya.

Dan karena Kiano tak kunjung bercerita, Papah Kiano pun bertanya pada putra bungsunya itu. "Kamu mau cerita apa, No?"

"Kiano punya pacar."

"HAH?"

Kedua orang tua Kiano dan kakaknya sama-sama terkejut dengan kata yang Kiano ucapkan.

"Masa sih lo punya pacar? Kerjaan lo tiap hari aja keluar masuk ruang BK." Rendi yang tak percaya kalau adiknya telah memiliki kekasih secara diam-diam, mulai meledekinya habis-habisan.

"Ya jangan buka kartu juga kali, Bang."

"Kamu udah berapa lama pacarannya?" tanya Papah Kiano yang nampaknya mulai santai.

"Tiga bulan."

"Hah? Dan selama itu kamu enggak cerita apa-apa sama kita?" kali ini giliran Mamah Kiano yang bertanya.

"Abisnya Kiano malu, Ma."

"Biasanya juga malu-maluin lo," cerocos Rendi.

"Apaan sih, Bang?"

"Kamu jangan kaya gitu dong, Ren, masih mending Adek kamu udah punya pacar, dari pada kamu, jomblo."

Mendengar mamanya mengucapkan hal itu, Rendi langsung merasa miris melihat dirinya sendiri. "Jangan kaya gitu dong, Mah. Besok Rendi buktiin kalo Rendi juga bisa punya pacar."

"Oke, besok Mamah tunggu kalo gitu."

"Ya enggak besok juga, Mah."

Melihat tingkah laku mamah dan kakaknya itu, Kiano serta papahnya hanya bisa tertawa, ya beginilah keluarga Kiano jika semua sudah berkumpul di rumah.

Di sisi lain, keluarga Shanin juga tengah menikmati makan malam mereka bersama-sama, dan tanpa Shanin duga, papahnya menanyakan suatu hal yang membuat Shanin terkejut.

"Kamu punya pacar ya, Nin?"

"Hah?"

"Iya akhir-akhir ini Mamah suka liat kamu berangkat atau pulang dianter sama anak cowok, kata Mamah juga anak cowoknya selalu itu-itu lagi. Enggak mungkin kalau bukan pacar selalu anter jemput kamu? Kamu juga belakangan ini enggak pernah kalau Papah ajakin berangkat bareng."

Shanin hanya bisa tersenyum saat papahnya mengatakan hal itu, mungkin sudah waktunya untuk Shanin jujur kepada kedua orang tuanya tentang hubungannya dengan Kiano.

"Iya, Pah. Shanin punya pacar," jawab Shanin malu-malu.

"Oh berarti boneka panda besar yang ada di kamar kamu itu, dari pacar kamu dong, Nin?" tanya Mamah Shanin, mengingatkan gadis itu tentang boneka pemberian Kiano waktu itu.

"Boneka apa, Mah?"

"Jadi waktu itu Shanin keluar rumah, terus pas dia masuk lagi, dia bawa boneka panda besar gitu, Pah. Bonekanya ada kok di kamar Shanin, ditaruh di atas kasur lagi."

"Ohh jadi gitu, sama Papah dan Mamah rahasia-rahasiaan."

"Enggak gitu, Pah. Shanin cuma malu ceritain hal ini ke kalian, apa lagi ini kali pertamanya Shanin punya pacar, Shanin takut kalian enggak ngizinin dan malah nyuruh Shanin untuk putus sama pacar Shanin."

"Emangnya siapa pacar kamu?" tanya Mamah Shanin yang mulai biasa saja menanggapi hubungan putri tunggalnya itu.

"Kiano, Mah."

"Kiano? Si anak nakal yang sering kamu ceritain masuk ruang BK itu?"

"Iya, Mah."

"Kok bisa sih kamu suka sama dia, kalau nanti kamu ikut ke pergaulan yang salah gimana?"

"Ya enggak tau, Mah. Namanya juga perasaan. Tapi Mamah tenang aja, Shanin tau batasan kok, waktu itu juga Kiano pernah ngajak Shanin keluar malem, tapi Shanin nolak secara baik-baik."

"Bagus kalaau gitu, Papah sama Mamah ngizinin kamu pacaran tapi enggak berlebihan."

"Iya, Pah."

*****

To Be Continue...

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang