Menjaga Kemuliaan Diri

102 3 0
                                    

❗❗ 📚  Menjaga Kemuliaan Diri

✒  (ditulis oleh : Al-Ustadzah Ummu Ishaq al-Atsariyah)

Pamer aurat, tabarruj1, khalwat2, dan ikhtilath3 menjadi sesuatu yang dianggap biasa oleh para wanita zaman sekarang. Seakan-akan semua itu bukanlah suatu dosa. Ditambah embusan-embusan beracun dari para hidung belang dan perusak tentang gambaran wanita yang “maju”, yang menjadi dambaan dan idola, jadilah para wanita semakin bersemangat dan saling berlomba mencapai kemajuan semu yang hendak digapainya. Tentu, dengan tidak lupa memoles wajah dan menata busananya saat tampil di hadapan orang banyak.

Berbincang, bergurau, dan tertawa dengan lawan jenis yang bukan apa-apanya sudah dianggap kelaziman dalam bersosialisasi. Yang menyedihkan, wanita-wanita berkerudung tidak mau ketinggalan. Mereka turut berlomba dengan wanita kebanyakan dalam hal meraih “kemajuan”, peduli busana indah, dan penampilan memikat.

Muncullah model-model busana muslimah tabarruj plus kerudung yang amat jauh dari tuntunan syariat. Alih-alih menutup aurat dari pandangan lelaki ajnabi, ia malah memamerkan keindahan kerudung dan pakaian yang dikenakannya. Jatuhlah diri ke dalam dosa, dalam keadaan merasa telah menunaikan kewajiban agama sebagai perempuan.

Para muslimah yang berjilbab (baca: berkerudung) ini pun tidak mau ketinggalan dalam hal berinteraksi “bebas” atau “bebas terbatas” dengan lawan jenis, baik dengan dalih teman sekolah, rekan sekerja, kawan semajelis taklim, saudara, maupun alasan lainnya. Sungguh, ini adalah sebuah musibah. Petaka pasti menjadi buahnya.

Sungguh, Islam telah memberikan aturan yang agung, bagaimana seharusnya seorang wanita bertingkah laku agar tidak menjadi sebab kerusakan di masyarakat, yang akhirnya mengundang kemurkaan Rabbul Alamin.

⚠   Islam menuntunkan agar kaum wanita, terkhusus para muslimah, menjaga kemuliaan diri serta tidak merendahkan harkat dan martabatnya. Oleh karena itu, seseorang yang melepaskan diri dari aturan Islam tidak akan beroleh kemuliaan hakiki. Justru kehinaan dan kerendahan yang akan menyertainya, walaupun manusia memandang sebaliknya. Seorang wanita yang pamer aurat di depan kamera atau di atas catwalk —karena profesinya sebagai artis/fotomodel atau peragawati— sesungguhnya dia adalah wanita yang hina dan rendah walau manusia yang jahil mengelu-elukannya sebagai bintang atau selebritas yang menjadi idola.

Dengan demikian, apabila seorang wanita ingin mulia, hendaknya ia tidak mengikuti selera orang-orang rendahan. Ikutilah aturan Islam yang diturunkan oleh Rabbul Alamin, Dzat yang paling tahu urusan yang memberi kemaslahatan kepada para hamba.

Asy-Syaikh Shalih Fauzan al-Fauzan hafizhahullah dalam bukunya Tanbihat ‘ala Ahkam Takhtashshu bil Mu’minat, pada bagian yang kesepuluh, menyebutkan beberapa hal yang berperan dalam hal menjaga kemuliaan diri dan kehormatan seorang wanita.

📝  Di antaranya bisa kita ringkas sebagai berikut.

1⃣   Sebagaimana halnya lelaki, wanita juga diperintahkan menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.

Allah l berfirman,

Katakanlah (wahai Muhammad) kepada kaum mukminin, “Hendaklah mereka menundukkan sebagian pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Memberitakan apa yang mereka perbuat.” Dan katakanlah kepada kaum mukminat, “Hendaklah mereka menundukkan sebagian pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan mereka….”
(an-Nur: 30—31)

Asy-Syaikh Muhammad al-Amin asy-Syinqithi t, guru asy-Syaikh Shalih Fauzan hafizhahullah, dalam tafsirnya Adhwa’ul Bayan mengatakan, “Allah memerintahkan kaum mukminin dan mukminat untuk menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Termasuk menjaga kemaluan adalah menjaganya dari berbuat zina, liwath (homoseksual), dan lesbian. Di samping itu juga menjaga kemaluan agar tidak sampai terlihat oleh manusia (yang tidak halal melihatnya, -penerj.) dan tidak membukanya….

Dakwah ManhajTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang