Sempitnya dada

32 1 0
                                    

❗❗ 📚  *SEMPITNYA DADA DI LUASNYA DUNIA*

✒  _Oleh : Al Ustadz Abu Abdillah Al Majdi hafizhahullah_

Tidak jarang hati merasa bosan. Dada terasa sesak. Ia tidak bisa hidup tenang. Perasaan was-was selalu menghantui. Ketakutan terus menyertai. Padahal ia hidup dengan kelengkapan fasilitas. Tempat tinggalnya luas. Mudah baginya untuk mendapatkan kebutuhan duniawi. Namun, hidupnya terasa sempit.

Pembaca, itulah kondisi saat seseorang jauh dari Allah. Kehidupan terasa sempit, baik kehidupan di dunia maupun kehidupan di alam barzakh. Bahkan azab dan siksa pada hari akhirat akan menghadang.

Allah berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta."
[Q.S. Thaha : 124]

Kehidupan yang sempit dalam ayat diatas ditafsirkan dengan azab dan siksa kubur. Memang tidak diragukan lagi bahwa azab termasuk bagian dari penghidupan yang sempit.

Ayat diatas mencangkup kandungan makna yang lebih umum dari tafsiran tersebut. Allah menjadikan kehidupan yang sempit sebagai akibat dari sikap berpaling dari berzikir maupun mengingat Allah.

Maka seorang yang berpaling dari Allah dan zikir kepada-Nya berhak untuk mendapatkan   kehidupan yang sempit sesuai kadar keberpalingannya.

Sekalipun di dunia bersenang-senang dengan berbagai kenikmatan namun hatinya terasa liar, sunyi, rendah dan hina yang menyiksa. Hati juga dipenuhi angan-angan dan bayang-bayang semu. Pada hati juga terbayang azab yang sebentar lagi akan menyiksa.
Hanya saja hati merasa ditutupi oleh mabuk syahwat dan cinta buta, gandrung terhadap dunia dan kepemimpinan, sekalipun ia tidak mabuk oleh khamer. Bahkan mabuk karena hal tersebut lebih hebat dibandingkan mabuk karena khamer.

Sebab, seorang yang mabuk karena khamer bisa tersadar kembali. Berbeda dengan seseorang yang mabuk karena hawa nafsu, syahwat dan kecintaan terhadap dunia, tidak akan sadar kembali kecuali ketika mabuknya di tengah-tengah orang mati.

Jadi, kehidupan sempit itu pasti dirasakan oleh orang yang berpaling dari dzikir kepada Allah dan berpaling dari ajaran yang diturunkan kepada rasul-Nya. Kehidupan sempit tersebut terjadi ketika di dunia, di alam barzakh, dan juga pada hari kiamat.

Ia tidak akan merasakan kebahagiaan, hatinya tidak akan menggapai ketenangan, jiwanya tidak akan meraih ketentraman, kecuali dengan Dzat yang ia ibadahi. Dan segala sesembahan yang diibadahi selain-Nya adalah batil.

📕  _Sumber : Majalah Qudwah edisi 67/vol06 1440H/2019M hal.82_

                 ➖➖🍃🌹🍃🌹🍃🌹🍃➖➖

*Reposted by  :*  ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Group WA  Khusus Akhwat   *🏡  BAITII  JANNATII  🏡*
*Admin :* +6593734240

Dakwah ManhajTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang