|Prolog|

343 114 59
                                    

Lima belas tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2005 terjadi tragedi seorang siswa bernama Rosella Arigayota (Rose) yang bersekolah di SMA Bunga Bangsa kelas 12 IPA 5 bunuh diri, karena tertekan dengan perlakuan teman-temannya. Rose seorang siswi teladan yang memiliki segudang prestasi dan seorang gadis lugu serta polos yang hanya ingin mempunyai seorang teman.

Entah karena kepolosannya atau yang lain, Rose telah di manfaatkan oleh teman-temannya yang hanya memandang Rose sebuah perpustakaan berjalan. Awalnya rose merasa senang dengan kehadiran teman-temannya yang mengajaknya belajar kelompok, bermain Bersama, bersanda gurau, dan kegiatan yang lainnya. Namun, Rose tak tahu bahwa ada niat lain dari kebaikan teman-temannya itu.

Jelang satu semester sebelum kelulusannya, Rose merasa ada yang janggal dan hilang dari perlakuan baik teman-temannya itu. Hingga pada hari Senin 22 Agustus 2005 pukul 14.00 nyawa Rose telah hilang dari raganya,

Tiga jam sebelum kejadian

Suasana kelas yang ramai membuat Rose nampak tak tenang di dalam, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke toilet untuk mencari ketenangan. Sesampainya di toilet dan Rose membasuh mukanya, ia masuk ke dalam toilet untuk membuang air kecil dan pada saat itu juga ia mendengar ada beberapa siswi yang sedang membicarakannya.

"Lu tahu gak cewe IPA 5 yang jenius itu?" tanya Karin

"Ooo yang wajahnya polos sama kelakuannya juga sok polos itu ta?" jawab Fani

"Iya, lu tahu namanya kagak?" tanya Karin yang selesai mencuci tangannya

"Kalau gak salah namanya Rose" kata Fani yang bersandar di tembok

"Kenapa lu tiba-tiba tanya soal bocah gak tahu malu itu?" sambung Fani dengan nada kesal

"Gak papa sih, gue cuma penasaran aja, siapa yang ngebuat Arya mutusin gue" jelas Karin

"Apa? Arya mutusin lu?" tanya Fani yang terkejut

"Iya, Arya mutusin gue cuma gara-gara tuh bocah sok polos dan gak tahu diri" jelas Karin

"Gue pingin matahin tangan tuh bocah terus gua jambak-jambak rambutnya sampai rontok" sambung Karin

"Sadis amat, hahahahaha" kata Fani di iringi tawa ringan

Rose yang mendengar pembicaraan Karin dan Fani langsung memencet tombol kloset untuk membersihkan apa yang ia lakukan tadi lalu membuka dan mendapati Karin dan Fani dari kelas IPA 3 berada di hadapannya.

"Oh ternyata ada orang lain di sini?" kata Karin dengan tersenyum licik

"Pas banget ni" kata Fani yang langsung menempatkan posisinya di depan Rose untuk menghalanginya agar tidak kabur.

"Apa urusan kalian? Kenapa kalian menghadangku?" tanya Rose dengan wajah polosnya

"Eh lu tahu apa kesalahan lu?" kata Karin mendorong bahu Rose dengan tangannya

"Eng...eng..eng.." jawab Rose yang terbata-bata

"Ngomong yang bener lu" kata Fani yang ikut mendorong hingga Rose sekarang berada dalam posisi yang terpojok

"Ma...ma...mau apa kalian?" tanya Rose yang merasa ketakutan sehingga ia meringkukan tubuhnya

"Takut lu? Dasar cewe kecentilan, sok polos, munafik tahu gak lu hah!" bentak Karin yang membuat Rose semakin ketakutan

Ingin rasanya Rose berlari dan keluar dari situasi ini, namun bernapas saja sudah terasa sulit baginya. Yang bisa Rose lakukan saat ini hanya terdiam dan mendengarkan setiap hinaan yang keluar dari mulut Karin dan Fani.

"Eh cewe cabe-cabean jangan diem aja lu, ngomong kek, gak punya mulut lu?" hina Karin dengan nada tinggi

"Bisu lu?" sambung Fani dengan tersenyum licik

"Sa...sa..salahku apa?" tanya Rose dengan terbata-bata

"Oowww, lu gak tahu APA KESALAHAN LU!!!?" kata Karin dengan nada pelan dan seketika berubah dengan intonasi yang tinggi yang membuat Rose berkedik takut

"Ma..ma..maaf aku harus kembali ke kelas" jawab Rose yang tertunduk dan melangkahkan kaki untuk kembali kelasnya

Karin memberikan kode ke Fani untuk menahan Rose agar tidak pergi begitu saja. Fani pun merenggangkan kakinya agar Rose tersandung dan tersungkur ke lantai kamar mandi yang dingin dan juga lembab.

Rose hanya terdiam, namun perlahan air matanya pun membanjiri pipinya yang putih mulus itu.

"Berdiri lu" bentak Karin

Rose pun berdiri dan mengelap air matanya itu, agar tidak semakin di hina oleh Karin dan Fani yang membuatnya semakin takut dan frustasi. Namun Rose berdiri membelakangi mereka berdua.

"Eh lu punya etika gak?" bentak Karin yang langsung menarik kera seragam bagian belakang Rose, yang membuat Rose tersedak dan sekaligus kesulitan bernapas.

Dengan sekuat tenaga Rose mencoba untuk melepaskan genggaman tangan Karin yang menarik kera seragamnya itu. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya Rose berhasil melepasnya dan langsung lari sekuat tenaganya tanpa menghiraukan apapun yang orang lain liat.

"Sialan dia kabur, aarrgghh" teriak Karin yang geram dengan menendang pintu toilet dengan keras

"Biarin aja lah, orang sok suci kek dia gak usah di ladeni lagi, paling dia kabur karena takut perbuatannya yang sok polos itu menyebar" jelas Fani di iringi senyum liciknya

....

Rose terus berlari dengan keadaan yang benar-benar down kali ini, dia tak menyangka keberadaannya selama ini hanya sekedar angin lalu. Rose juga tersadar jika selama ini teman-temannya hanya memanfaatkannya saja, karena dia pintar. Namun Rose adalah gadis yang lugu dan polos, maka dari itu Rose merasa senang karena ia merasa dibutuhkan di lingkup ini. Setelah mengetauhi kebenarannya ia pun langsung tertunduk lemas, ia tak menyangka jika akan berakhir seperti ini.

Tak ada arah tujuan sekarang, ia tak punya siapa-siapa lagi, kecuali kucingnya di rumah. Rose sudah sendiri sejak ia SMP, tragedi yang menyedihkan dan tragis merenggut nyawa anggota keluarganya dan hanya Rose seorang yang selamat dari tragedi pembunuhan berantai itu.

Kini pikiran Rose terasa hampa dan akal sehatnya serasa tak ada gunanya lagi. Dengan tekad dan perasaan malu serta tak kuat menahan sandiwara teman-temannya, bahkan ia sekarang tak menganggap teman melainkan musuhnya, tanpa pikir panjang lagi ia pun mengakhiri hidupnya di hari itu juga dengan menggantung diri di gudang sekolahnya setelah menusuk perut nya menggunakan pisau.

Namun alangkah anehnya tak ada yang mengetauhi jika Rose bunuh diri dan menghilang begitu saja dari kehidupan di SMA Bunga Bangsa, hal ini sangat menjelaskan jika keberadaan Rose selama ini adalah sampah yang sudah tak di perlukan lagi dan ada hal lain yang aneh setelah Rose bunuh diri. Hal yang aneh lainnya yaitu jasad Rose tak terlihat di tempat kejadian yang mengibaratkan jika Rose tak mau ada yang mengetauhi hal tersebut. Lalu bunga mawar di lingkungan sekolah SMA Bunga Bangsa yang awalnya berwarna-warni dalam sekejab berubah menjadi warna hitam, apalagi taman di sekitaran gudang sekolah yang awalnya rindang dan di penuhi aneka bunga warna-warni seketika berubah menjadi tanah yang tandus dan hanya di tumbuhi bunga mawar berwarna hitam yang dikelilingi oleh rumput hijau yang rindang.

Hingga saat ini di tahun 2021 tak ada yang mengetahui pasti penyebabnya dan hanya rumor serta hal mistis yang beredar di sekolah SMA Bunga Bangsa ini. Tak ada keterangan lain dari pihak sekolah maupun polisi. Dan keberadaan jasad Rose pun masih menjadi misteri.

.

.

.

.

.

Jangan lupa budayakan follow sebelum membaca dan budayakan tinggalkan vote dan komentar kalian di sini

10 𝐃𝐚𝐲𝐬 𝐖𝐚𝐢𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐎𝐟 𝐃𝐞𝐚𝐭𝐡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang