Kringg!!kring!!
Bel menggema di seluruh penjuru SMA Angkasa, pertanda kegiatan belajar mengajar akan segera dimulai. Dengan langkah tergesa-gesa seorang gadis tengah berlari agar dapat masuk kelas tepat waktu. Lalu tiba-tiba ia kehilangan keseimbangan karena lantai koridor yang sedikit basah.
Bruukkkk
Airin jatuh tersungkur, dengan posisi mencium lantai koridor.
"Bwahahaha lo kenapa pake cium lantai segala? Oh gue tau kelamaan jomblo terus gak ada yang mau sampe lo segitunya ya kan? Kasihan banget si ututu sini sama abang." Kata seorang lelaki dengan seringaian jailnya, yang menyiratkan sejuta ejekan.
Karena kesal, Airin bergegas untuk berdiri lalu menjawab dengan hidung yang kembang kempis "Woyyy tai cicak, gausah sok tau deh!! Orang gue habis selebrasi."
Lelaki itu bertepuk tangan "Wow selebrasi yang indah tapi sayang."
"Sayang kenapa?"
"Sayang lo gak ada cantik-cantiknya dengan selebrasi kayak gitu. Udah belek kemana-mana, upil pada keluar, plus bekas iler lo yang putih-putih itu. Makin cocok deh tu muka jadi WC umum bwahahaha!!"
"Bodo amat, mata lo aja yang bu--"
"AIRINNN!!RASYAAA!! KENAPA KALIAN GAK MASUK KELAS HAAA??" Tiba-tiba kalimat Airin terpotong oleh teriakan menggelagar bak petir di siang bolong.
"Eh Bu Finaaa, pagi bu hehe. Senyum dong bu! karena pagi yang diawali senyuman hangat, insyaallah hidup kita senantiasa bahagia." Ucap Rasya sambil tersenyum lebar.
"Aminnn! Betul tuh bu mari kita tersenyum, dan perlihatkan wajah bahagia kita di awal hari ini." Balas Airin tak kalah semangat.
"Senyum-senyum gundulmu!! Kalian gak usah banyak omong!! Hormat tiang bendera sampai jam 12 nanti!! SEKARANGG!!!"
"Ta--tapi bu saya alergi sinar matahari bu entar kalo te--"
"SEKARANG AIRINN!! Gak usah banyak alasan atau ibu tambah hukuman kalian?!!"
"I--iya bu."
Mereka pun bergegas menuju tiang bendera dengan langkah terbirit-birit. Takut kena amuk kembali oleh singa padang rumput yang nyasar di sekolah mereka. Dasar para murid laknat!!
Sesampainya di depan tiang bendera mereka langsung menerapkan sikap hormat. Saat hormat bendera mulut mereka tak henti-henti mengeluarkan cacian satu sama lain.
"Woyyy tai cicakk!! Gara-gara bacotan lo nih kita dihukum." Ucap Airin bersungut-sungut.
"Kamu kok nyalahin aku sih sayang, makin kurus lho entar. Aku kan tadi cuma muji kecantikanmu yang membahana. Yah saking membahananya sampe tikus aja enek liat lo bwahaha." Balas Rasya tak kalah sengit.
"Mati aja lo."
"Entar kalo sini mati situ nangis guling-guling lagi hehe."
"Bacot, mulut lo bau selokan!!" Balas Airin sambil tak lupa menendang bokong Rasya.
Rasya meringis kesakitan "Anjirr, Eek badak dasar!!"
"Lo ngatain gue!! Dasar kutu babi!!"
"Lo pantat ayam!"
"Upil kodok!"
"Eek dugong!"
"Iler komodo!"
"Bacot lo sampah plastik!!"
Berbagai umpatan terus keluar dari mulut mereka masing-masing, hingga tak sadar tengah ada yang memperhatikan mereka dengan tatapan setajam silet.
"Dasar cewek genit, bilangnya aja gak suka sekarang nempel-nempel gitu. Munafik banget sih lo rin!!" Gumam orang tersebut dengan penuh emosi.
***
Tak terasa hukuman mereka sudah selesai bersamaan dengan bel yang menandakan istirahat kedua. Tak perlu waktu lama Airin langsung menyambar tas disampingnya lalu berlari menuju kelas. Ia terlalu rindu oleh sahabat-sahabatnya yang sifatnya diluar batas kewarasan, walau aslinya dia sih yang paling gak waras hehe.
Sesampainya di kelas ia langsung duduk di sebelah Yesi, sahabat sekaligus teman sebangkunya.
"Airinn, lo tu kemana aja sih sepi ni gak ada lo." Gerutu Yesi.
Airin tersenyum kecil, "Gue dihukum gara-gara tu sampah."
"Oh bagus dong hahaha." Bukan, ini bukan suara Yesi, melainkan suara Inka sahabatnya yang baru saja menyelesaikan hobinya dengan tangan menempel di bawah meja. Apalagi kalo tidak merogoh harta karun lalu memanen harta tersebut di meja milik temannya. Dasar menjijikan!
"Inkaa jorok banget sih lo!" Sungut Yesi.
"Woy knalpot truk! Gak ngaca lo ya mending gue pas istirahat. Lah lo tadi, waktu pelajarannya Bu Erin udah manen aja." Balas Inka tak mau kalah.
Mendengar itu Yesi terkekeh kecil, "Hehe itu mah tadi hidung gue gatel kali."
"Mana ada hidung gatel, habis itu tangannya ditempelin di bawah meja Airin. Waspada rin ranjau tuh."
"Oh jadi gitu ya yes kerjaan lo kalo gak ada gue? Kebetulan ni hidung gue penuh banget lho."
"Airinnn!!!!" Teriak Yesi dengan wajah merah padamnya. Kemudian Airin dan Inka tertawa terbahak-bahak sambil memandang geli wajah kesal Yesi. Dia juga si mau jorokin Airin tapi gak tau aja Airin itu Ratunya kalo dalam hal gali-menggali.
Setelah tawanya mereda Airin kembali berkata, "Yaudah ah capek gue nih, kantin yuk."
"Bayarin ya boss." Balas Inka sambil menepuk bahu Airin dramatis.
"Noh minta bayarin Udin, banyak uang dia tu. Apalagi kalo lo yang minta pastilah dikasih. Ya nggak yes?"
"Iya tuh hahahaha, Udinnn si Inka ni minta ditraktir." Teriak Yesi pada seorang cowok yang kebetulan sedang berbincang dengan Rasya dan Riko itu. Kemudian cowok tersebut berbalik menengok mereka sambil tersenyum lebar.
"Uluhuluh kalo neng Inka yang minta mah apa sih yang nggak." Balas Udin sambil mengerlingkan mata.
"Jijik, bacot lo tai." Balas Inka dengan kesal lalu bergegas meninggalkan temannya terlebih dahulu menuju kantin. Ia tak mau menjadi sasaran ejekan Airin yang tiada hentinya tersebut.
Udin memang menyukai Inka, Udin juga tidak terlalu buruk bahkan bisa dibilang ia tampan. Siapa sih temennya Rasya yang gak tampan. Cewek-cewek pun luluh walau cuma lihat mereka jalan biasa. Alay memang tapi itulah kenyataannya, mereka setampan itu. Mereka tampan di mata para gadis SMA Angkasa, namun terkecuali mereka bertiga, khusunya Airin. Ia bilang Rasya tak setampan itu, begitupun teman-temannya. Rasya dan teman-temannya itu lelaki yang sok ganteng, terus playboy lagi! bagusnya apa coba? Itulah pikir mereka bertiga.
Namun tak disangka rasa itu lama-lama muncul di hati Airin. Bahkan bukan cuma Airin, tetapi Inka juga Yesi pun merasakannya, walaupun pada orang yang berbeda. Airin yang mulai luluh dengan guyonan receh si Rasya, Inka yang mulai baper dengan rayuan maut milik Udin, juga Yesi yang mulai peduli dengan kehidupan Riko. Hanya mereka, hanya mereka yang tau perasaan mereka. Meskipun mereka sering dibuat kesal oleh gerombolan cowok playboy tersebut, namun percayalah ada rona merah dan senyum tertahan yang sedang mereka sembunyikan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe!
Teen FictionKairina Maylinda. Seorang gadis unik dengan seribu tingkah anehnya. Gadis yang ceroboh, ceria, hiperaktif, juga cerewet. Rasya Bachtera. Salah seorang lelaki tampan di SMA Angkasa. Tingkahnya yang jail dan playboy sering membuat Airin kesal dan muak...