Three

68 18 0
                                    

"Makasih ya fi udah nganterin, coba kalo gak ada lo mungkin gue udah jadi prasasti." Airin berujar sambil melepas helm milik Luthfi lalu menyerahkan pada si empunya.

"Ini gak gratis oke!" Balas Luthfi sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

"Jangan bilang lo mau minta restu dari gue!!"

"Restu apaan anjir!"

"Restu buat nikahin Emak Aina. Oh Luthfi aku sungguh tidak menyangka, ternyata dikau baik padaku hanya karena emakku yang membuatmu jatuh hati iya kan?"

"Gausah bego!" Ucap Luthfi sambil menjitak kepala Airin, "Tapi jawaban lo hampir bener."

"HAA JADI LO BENERAN SUKA SAMA EMAK GUE?!"

"Nggak, gue sukanya sama anaknya. Makannya gue jawab hampir bener, karena bukan lo yang gue mintain restu, tapi emak lo." Goda Luthfi.

"L--lo suka gue?" Tanya Airin terbata.

"HAHAHAHA bercanda bego, dasar baperan!!" Luthfi menjawab dengan terus tertawa tak tau diri.

"Oke bay!" Balas Airin ketus sambil hendak berbalik menuju rumahnya. Namun sebelum Airin berbalik sepenuhnya, tangan Luthfi terlebih dahulu mencegah pergerakan Airin.

"Marah ciye!! Jadi ceritanya minta disukain sama gue nih."

"Gausah bacot lo! Gue capek nih kalo mau ngomong langsung aja kali gausah kebanyakan basa-basi."

Karena gemas dengan wajah Airin yang sedang kesal, refleks Luthfi mencubit kedua pipi Airin sambil memaksanya tersenyum, "Ututu lucunya dugong ini."

"Ihh sakit tau gak!!" Geram Airin sambil melepaskan tangan Luthfi dari kedua pipinya, "Cepetan lo mau minta apa!! Gue tinggal masuk nih?!"

"Iya santai dong. Gue cuma mau bilang entar malem jangan begadang. Terus satu lagi, tadi kan gue bilang lo harus bayar karena gue udah nganterin lo dengan selamat. Dan bayarannya adalahhh..."

"Apa?"

"Gue mohon malam ini lo mimpiin gue!"

"Gak lucu!!"

"Gue gak bercanda Airin. Tapi kalo lo gak mau nurutin itu ya terserah, tapi jangan harap gue nolongin lo kalo lo butuh bantuan." Ujar Luthfi sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Ya elah iya-iya, ribet amat sih!" Balas Airin dengan senyum tertahan.

"Kalo mau senyum mah senyum aja gak usah ditahan."

"Gak gue gak senyum ya!!"

"Iyaa dah tuan putri mah selalu benar. Yaudah sana gih masuk entar dicariin emak lho."

"Hm, sekali lagi makasih ya." Airin berkata sambil tersenyum kecil. Kemudian ia berbalik untuk masuk ke dalam rumahnya.

Luthfi yang masih di sana hanya bisa memandangi punggung Airin yang semakin menjauh. Lalu ia bergumam lirih, "Maaf rin gue terlalu pengecut buat ngakuin perasaan ini."

***

"BUNDAA!! AIRIN PULANG NIHH!!"

"GAUSAH PAKE TERIAK BISA GAK SIH!!" Sahut seorang lelaki yang tengah terduduk di sofa ruang keluarga sambil menonton televisi.

"Woyy suara siapa tuh?! Maling ya?" Balas Airin sambil mencari keberadaan seorang lelaki tersebut. Emang dasarnya punya mata sipit ya gini, jelas-jelas orang itu sedang terduduk di sofa, tetapi Airin hanya melewati sofa tersebut hendak meneruskan pencariannya ke dapur.

Karena geram dengan kelakuan sang adik yang begonya keterlaluan ini. Rival, kakak Airin, melempar bantal sofa ke arah perempuan berotak cetek tersebut, "Woyy onta, gue disini bego!"

Maybe!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang