[L/N]= Last Name
***
...tapi aku menyukaimu."
Kau membatu seketika, kau bingung, bagaimana tidak ini pertama kalinya untukmu. "A-aku... B-belum bisa m-membalas rasa sukamu, m-maaf..." Ujar kau lirih sambil menunduk melihat ujung sepatu.
"Tidak apa-apa [Y/N], aku akan menunggumu." Asano tersenyum tulus. "Ayo kita pulang sebentar lagi malam akan tiba." Kau mengagguk.TimeSkip~
Kau bertopang dagu memakai lengan kanan, kepalamu menghadap ke arah jendela. Kau masih memikirkan kejadian yang semalam sampai-sampai kau melamun pada saat sensei sedang mengajar.
"[F/N]!" Kau mengerjap karena kaget, "Apa kau melamun [L/N]-san?"
"Maaf sensei." sensei kembali mengisi keheningan dengan menjelaskan kembali pelajaran yang di ajarinya dan kau segera memperhatikannya.Setelah itu sensei mengangakhiri pelajarannya.
Kau mengambil tas dan segera ke loker, namun pada saat di loker kau bertemu dengan dua iblis itu. Reiko menarik lalu membantingmu ke arah loker membuat punggungmu bertemu dengan loker.
Ia juga menamparmu dengan cukup keras membuat pipimu panas, lalu tanpa disadari air bening keluar dari matamu.
Lalu Mayu segera mencekikmu dengan perasaan marah. Kau memukul mereka berdua dengan tas yang kau genggam saat ini membuat Mayu melepaskan cekikan itu, kau tidak melewatkan kesempatan ini dan segera berlari keluar area sekolah.Lalu ada seorang pemuda dengan manik violetnya yang menyadari kau sedang dalam bahaya segera mengikutimu.
Tentu Mayu dan Reiko ikut berlari juga, mengejarmu karena mereka tidak mau melepaskan kau untuk yang ke sekian kalinya. Kau berlari sekuat tenaga, tetapi Reiko masih bisa mendapatkanmu dengan menarik baju seragam. Kau memukulnya sekali lagi, dan berlari kearah gang sempit, tanpa diduga ternyata gang itu buntu.
Mayu menyeringainya, lalu mengambil barang yang ada di saku rok nya. Itu adalah benda tajam yang di akuinya sebagai cutter
"Apa mau kalian?" Kau berada di paling ujung gang.
"Mau ku? Yang benar saja." Mayu tertawa garing, lalu berteriak. "Mengapa kau masih mendekati Asano-kun hah?!!" Mayu mendekatimu dengan membawa cutternya.
"A-aku tidak pernah mendekatinya!"
"Jelas-jelas kau bersamanya saat kemarin!!!" Mayu berteriak kepada mu sekali lagi, lalu mendekatimu dan menarik rambutmu membuat kau meringis kesakitan.Kau menangis karena kesakitan dan sekaligus merasa takut. Bagaimana tidak? Salah satu dari mereka ada yang membawa benda tajam, itu membuatmu bergidik ngeri. Mayu menamparmu 'lagi' namun kali ini cukup keras sampai membuatmu terduduk di tanah sekaligus membuat ujung bibirmu mengeluarkan sedikit darah.
"Apa mau kalian?!!" Kau berteriak dan memberikan pertanyaan yang sama sekali lagi pada mereka.
"Mau ku? Kau. Jauhi. Asano. Mulai. Sekarang! " Mayu mengeja kalimatnya dengan penekanan.Menjauhinya? Apa hak mereka melarangku untuk dekat dengannya?
"Tidak." Tolakmu.
Reiko menarik rambutmu, membuat kau berdiri kembali, dan Mayu menaikan cutternya, "Kau mau ku potong hm.. Rambutmu yang indah ini?" Mayu menunjukmu menggunakan cutter itu.
"J-jangan!" Kau membulatkan mata itu membuat tanganmu bergetar karena takut ia akan benar-benar memotong rambutmu.Kau segera menginjak kaki Reiko dan menendang perut Mayu membuat mereka oleng sedikit dan menggoreskan luka di bagian lengan kanan, itu membuatmu meringis kesakitan. Kau ingin kabur tapi kesempatan tidak datang kali ini, Mayu pun menarik bajumu lalu membantingmu ke tembok.
Kali ini punggungmu mungkin akan memar atau patah.
Kau terjatuh ke tanah, dan melihat ke bagian lengan kanan yang mengeluarkan darah cukup banyak, karena Mayu menggoresnya cukup dalam, "Ku mohon.. Tolong aku.." Kau tidak kuat untuk berdiri lagi.
Lagi-lagi Mayu menarik rambutmu. "Kau tidak akan bisa lari [Y/N]." Mayu memberikan kode kepada Reiko untuk memegang dirimu agar tidak bisa kabur lagi, Reiko mengerti dan segera menarik rambutmu menggantikan Mayu, agar bisa memotong rambutmu.
"Hee~ seorang siswi membully teman sekelasnya hingga seperti ini? Sangat disayangkan, terlebih lagi aku mempunyai barang bukti agar bisa mengeluarkan kalian." Mereka berdua kaget dengan pernyataan pemuda itu, lalu mereka meninggalkan Kau dan pemuda itu, ia adalah pemuda dengan surai orange dan manik violetnya.
"Asano-san.." Kau memanggil nya dengan lirih dan tak bertenaga.
"[Y/N]?! Apa kau baik-baik saha?" Kau mengangguk lemah.Asano segera menggendong dan membawamu pulang kerumah. Kau meringis kesakitan akibat luka di ujung bibir dan lengan di bagian kanan.
"Maaf [Y/N] sepertinya aku tidak bisa membawamu pulang dengan keadaan seperti ini."Akhirnya Asano membawamu ke sekolah. Kau terduduk di ranjang UKS, ia mengambilkan mu alkohol dengan beberapa perban.
"Terima kasih Asano-san." Kau berkata lirih dan menunduk. "Kenapa kau selalu menolongku.. Padahal aku tidak bisa membalas perasaanmu."
"Jangan di pikiran [Y/N]." Asano menghampirimu dan membersihkan luka mu dengan alkohol lalu menutup luka dengan perban. Kau membalasnya dengan anggukan.
"S-sekali lagi.. T-terima kasih." Kau kali ini tersenyum tulus pada pemuda surai orange.Oh tuhan.. Kenapa dia manis sekali.
"Ha'ii." Asano juga memberikan senyuman tulusnya. "Kalau begitu, ayo kita pulang." Kau mengangguk, senyumanmu juga masih tetap menempel di bibir merah muda itu.
Kau pulang berjalan kaki dengan Asano, cukup larut kau pulang kali ini, hanya keheningan yang mengelilingi kalian saat ini.
"Mau kencan dengan ku?" Pertanyaan itu membuat tersedak salivamu sendiri dan terbatuk.
"Hah?!"***
Maaf kalo reader-san ga dapet feel nya :)
See u next chap!
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
RandomSemua berubah karenamu. Ansatsu Kyoushitsu Creator By Yusei Matsui-sensei. (Asano Gakushuu x Reader) Warning! OOC, bahasa rancu, typo. Ps: Long Hiatus