Chap 10

988 126 31
                                    

2nd person POV

Kau berjalan di sepanjang koridor kelas, kau berdoa agar tidak akan terjadi apa-apa lagi untuk hari ini. Saat kau telah sampai di depan pintu kelas, lalu kau menggeser pintu tersebut ke arah kiri.

Seluruh siswa di kelas memandangimu, kau yang merasa diperhatikan oleh seluruh kelas lantas menunduk dan langsung terduduk di bangku dekat jendela.

Terlihat gadis dengan surai pirang dan surai hitam sebahu mendekat kearah tempatmu duduk. "Ano.. [L/N]-san?" Gadis bersurai hitam sebahu pun angkat bicara, membuat manik [E/C]mu itu langsung menatap lawan bicara yang ada di depanmu.

"Y-ya?"
"[L/N]-san, maafkan kami yang sudah mengabaikanmu di kelas." Kini giliran gadis bersurai pirang yang angkat bicara, "Andai saja mereka tidak mengancam kami." Kau yang mendengar pernyataannya langsung mengerti yang ia maksud itu siapa.

"Ya, seharusnya kami juga tidak menghiraukan ancamannya itu." tambah gadis dengan surai hitam.

Omong kosong macam apa ini?!

"Maukah kau memaafkan kami [L/N]-san?" Mereka berdua pun langsung membungkuk, kau yang mendengar permintaan maafnya itu langsung mengangguk.
"Baiklah.. A-ano... Nama k--"
"Aku Yuka." Gadis bersurai hitam pun memperkenalkan namanya, "Dan dia ini Mei."
"T-terima kasih [L/N]-san." Mei langsung membalas jawabanmu yang tadi, "Jika kau membutuhkan kami, jangan sungkan untuk meminta, mohon bantuannya." Mei membungkuk 60° ke arahmu.
"Ya!" Kau langsung tersenyum simpul kearah mereka.

Mereka pun langsung kembali ke bangkunya masing-masing.

TimeSkip~

Kau sekarang tengah berjalan menuju kelas 2-A, kau segera menghampiri gadis dengan surai hitam yang di kepang. Ya dia Okuda.

"Manami-san aku minta maaf atas kejadian yang kemarin, kalau kau tau.. itu hanyalah salah paham." Kau yang sudah meminta maaf lantas membungkuk 90° karena takut ia tidak memaafkanmu, "Aku--

Okuda langsung menggebrak meja dan segera berdiri, "Cukup [Y/N], jelas-jelas aku melihatnya langsung, kau tidak tau apa yang aku rasakan saat itu! Apa tidak cukup Asano bagimu?!"

"Aku benar-benar tidak akan menduga akan seperti itu Manami-san!" Kau yang masih membungkuk, sedikit berteriak kepadanya.

"Ku rasa yang di ucapkan oleh [F/N]-san itu benar." Pemilik surai orange itu muncul tiba-tiba membuat kau kembali berdiri tegak. "Ini hanyalah salah paham, Akabane hanya ingin menenangkan [F/N]-san yang sedang bersedih akibat teman-teman di kelasnya.

Jika kau tau ia pada saat itu di pojokan oleh Mayu dan Reiko. Ia benar-benar terpuruk dan berlari ke arah rooftop, tanpa menduga ada Akabane disana." Asano yang geram pun langsung mengambil tanganmu yang sedang menunduk karena takut. "Ayo, [Y/N]-chan." Terlihat Okuda yang menunduk dan memperlihatkan rasa bersalahnya.

"Gakushuu-kun?" Asano bergeming, kau yang masih bergandengan tangan dengan Asano pun lantas bingung. Namun, kau tetap mengikuti keinginannya.

Langkah kaki kalian mengarahkan kepada rooftop, itu membuat pertanyaan yang ada di benakmu terjawab.

"Apa kau tidak apa-apa?" Kau menjawabnya dengan anggukkan, "Aahh mereka itu selalu saja membuat masalah dari SMP."
"He eh?"
"Ya, Okuda dan Akabane itu dulu satu sekolah denganku di Kunungigaoka, mereka berada di kelas E dan aku di kelas A.

Lalu Akabane adalah salah satu rivalku sejak kami masih duduk di bangku SMP." Kau pun ber-oh ria dengan pernyataan yang di berikan oleh Asano.

Lihat saja kau nanti. Akabane-kun.

"Pelajaran selanjutnya akan segera di mulai, ayo kita kembali."
Asano menjawabnya dengan anggukkan. "Bagaimana denganmu-- ah maksudku apakah kau masih di perlakukan tidak baik di kelas?"
"T-tidak, mereka-- ah tapi, Orang-orang di kelas s-sudah mulai mau berbicara denganku."

"Itu permulaan yang bagus [Y/N]." Ia mengusap surai [H/C]mu, "Kau bisa mulai membuka dirimu perlahan bukan?"
"A-akan ku coba."

TimeSkip~

"Kita cukupkan pelajaran hari ini." Ken-sensei pun pergi meninggalkan kelas.

"[Y/N]-san, mau pulang bersama?" Mei mengajakmu untuk pulang bersama. Kau yang mendengar pernyataan itu lantas menunduk.
"M-maaf, aku harus ke sesuatu tempat dulu."
"Ya sudah, kami duluan ya [Y/N]-san." Mei melambaikan tangan, sedangkan kau membalasnya dengan anggukkan.

Kini kau sedang berjalan pulang seorang diri. Kau sengaja hari ini akan berkunjung ke taman dekat rumah.

Dan disinilah dirimu, di taman yang selalu kau kunjungi. Cukup sepi taman ini sekarang, hanya di kunjungi dua anak kecil yang sedang bermain pasir, dan juga tak lupa dirimu.

Kau duduk di ayunan yang mengarahkan pada pohon rindang. Kau menutup mata, dan merasakan angin yang menghilir kearah wajahmu.

"Itu dia."
"Ya, ayo kita hampiri." Yang mendengarkan pun lantas mengangguk.

Suara dua orang langkah kaki yang tak berirama itu, segera menghampirimu.

"[Y/N]-san!" Gadis dengan surai cokelat bersujud ke kakimu yang tengah duduk di ayunan, "Kami minta maaf. Kami sudah keterlaluan padamu." Kau yang terkejut pun langsung berdiri.
"Ya [Y/N], kami benar-benar menyesal." Temannya pun ikut bersujud kearahmu, dan menangis, "K-kami.. Su-sudah melewati batas.. Hiks.."

Apa aku bisa mempercayai mereka? Tapi aku sedikit takut.

"[Y/N], k-kau maukan memaafkan ka-kami?" Si surai cokelat pun terhisak karena tangisnya yang pecah.

Mungkin aku bisa, mereka terlihat sangat menyesal.

Kau segera meraih pundak mereka berdua dan mengelusnya. "Sudahlah.. Aku sudah memaafkan kalian." Kau tersenyum lirih.

"Tidak [Y/N]-san... T-tidak, tidak semudah itu kau memaafkan kami." Mayu pun lantas mendongkak menatap manik [E/C]mu dengan air mata yang masih mengalir itu.
"Iya [Y/N], kami tidak pantas menerima maafmu." Reiko menambahkan pernyataannya.

"Sudah.. Aku tidak apa-apa." Kau masih mengusap pundak mereka. "Lebih baik kalian bangun, tidak enak bukan dilihat oleh orang-orang disini." Mereka pun langsung mengangguk dan segera duduk di kursi panjang dekat dengan ayunan.

"Terima kasih banyak [Y/N]-san!" Mayu tersenyum tulus, "Aku janji, aku akan menjadi lebih baik lagi!" Kau membalasnya dengan anggukan.

"Lebih baik kalian pulang sekarang, sore sebentar lagi akan berganti." Mereka berdua pun mengangguk, lalu meninggalkan kau seorang diri.






Tanpa sadar ada orang yang melihat kejadian tersebut dari jauh.

***

Hai~ author kembali lagi. Okuda nya OOC banget disini:' Rika ngebut btw bikin chapter ini semaleman huhuu:'

Author butuh semangat dari kalian sebenernya//plak. Kan biar author semangat buat bikin ceritanya gitu. Hehehe

Oke, kritik dan saran jangan lupa comment, vote juga ya!

See u next chap!

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang