Selamat membaca teman-teman.
Vote dan komen gratis, ga bayar kok! Jadi jangan malu-malu vote dan komen.*****************************
Atta sudah siap menunggu di parkiran, mananti seorang penumpang bernama Nadiva Arasanti yang entah kemana akan membawanya pergi, membuat otak cerdas seorang Atta terbang tak tentu Arah, berimajinasi dan terus berimajinasi selama jam pembelajaran.
“Ta, Ngak ada Helm lagi?” Tanya Ara yang sudah berada lima langkah dari hadapan Atta.
Atta menggeleng. “Udah naik aja. Gue ngak ngebut kok.”
Ara menaiki motor Sport merah Atta untuk kedua kalinya. Kini posisi duduknya hanya menyamping, bukan seperti dulu yang penghadap punggung Atta.
“Kita mau kemana Tuan Putri?” Ucap Atta dengan suara lembutnya. Menirukan suara perembuan dengan kemampuan yang ia miliki. Ga mirip-mirip Amat sih!
“Ihhh… Kaya bencong suara lo, Ta.” cibir Ara. Atta hanya tersenyum. “Kita, Ke jalan Pattimura, gue lupa namanya. Tapi gue inget kok jalannya.” Atta mengangguk.
Motor merah Atta melaju dengan kecepatan sedang di jalanan padat kota jakarta, melewati berbagai macam ruko, perumahan, gedung-gedung, dan lain-lain. Belum ada komunikasi selama mereka diperjalanan, hingga akhirnya sepatah kalimat keluar dari bibir Ara.
“Ta, Kado ini cocok ngak buat teman gue?” Tanya Ara yang mengeluarkan sebuah kota yang sudah dibungkus rapi, lalu menengokannya pada Atta.
Atta menoleh. Kepalanya menggeleng-geleng, wajahnya terukir sebuah senyum. “Lo bego atau gimana sih? Itu udah lo bungkus, mana bisa gue liat!”
Ara tertawa kecil, ia juga baru sadar kalau hadiah itu sudah dibungkus dengan kertas kado.
“Emang hadiahnya apaan, Ra?”
“Baju… Hehehee…” Atta mengangguk paham. “Ta, dipersimpangan belok kanan ya!” Atta mengangguk.
Selepas memasuki persimpangan tersebut, Ara menunjuk sebuah sekolah yang bernama SMA HARAPAN, dimana sekolah itu sudah banyak memakai jasa seorang Mochammad Attareta Geal, murid yang paling disanjung dan dibenci oleh guru, dan harus pindah sekolah akhibat pertengkaran yang hebat, dan nyaris memakan korban.
“Ta, lo tunggu didepan pagar aja!” printah Ara, kemudian gadis itu pergi entah kemana.
***
Sebuah ide gila terlintas dalam otak Atta. Pria itu kembali menyalakan motornya, meneroboh masuk ke dalam area sekolah. Bunyi motor yang begitu brisik dan mengganggu membuat semua siswa keluar dari kelas, begitupun guru dan kepala sekolah.
Entah kesurupan apa, Atta dengan beraninya menjalankan dan ngegas motornya di koridor lantai satu, membunyikan klakson sejadi-jadinya, hinggi ia tembus ke area lapangan, dimana area itu digunakan untuk melakukan upacara bendera dan tempat perkelahian Atta yang membuat dirinya harus keluar dari sekolah ini.
Beberapa siswa yang keluar sudah mengetahui siapa pemilik motor tersebut, dan sebagian lagi ada yang kebingungan dengan si pengendara motor Sport merah itu. Beberapa orang ada yang mengeluarkan bacotan, makian, sumpah serapah pada Atta yang menjadi-jadi membuat kebisingan di tengah lapangan.
Melakukan berbagai atraksi freestyle anak motor. Seperti, Wheelie, Sit down wheelie, Wheelie high chair.
Setelah puas memamerkah aksi freestylenya, membuat siswa dan siswi tercengang, kini ia sudah tau, siapa dibalik helm merah itu, dia adalah ATTA. Pria yang sedang kerasukan Amarah dan kebencian terhadap mantan sekolahnya ini menunjukan Freestyle terakhirnya, yaitu Wheelie no hand, dimana Atta mengangkat roda bagian depannya, namun kedua tangannya tidak memegang stang. Atta memanfaatkan kedua tangannya yang lepas itu menunjukan jari tengah, hal itu adalah bentuk kekesalannya pada Kepala Sekolah dan Bapak Yuda yang semena-mena menghakiminya.
Tapi setelah motor Atta berjalan mejalan mendekati Bu Sri, kedua jari tengah yang mengacung ke udara, kini sirna. Atta menempelkan kedua telapak tangannya, membukukan sedikit tubuhnya untuk memberi hormat kepada Bu Sri, Hanya dia orang yang paling keras kepala mempertahankan Atta untuk tetap tinggal disini. Bu Sri pun hanya bisa mengangguk kecil, terlihat ada sebuah air mata yang turun membasahi pipi beliau.
Melihat Air mata yang terus membasahi pipi beliau, membuat Atta harus cepat-cepat meninggalkan sekolah lamanya ini, tapi hal itu di urungkan oleh Atta, karena motornya di halangi oleh seorang gadis, namanya Riska.
Cukup lama mereka hanya saling bertatapan. Ada rasa kerinduan disana, rasa rindu yang ingin sekali dilepaskan, tapi sayang, kondisi saat ini tidak bisa membuat mereka harus meluapkan rasa kerinduan itu.
“Ta,” Sapa Riska. Langkah kakinya mencoba mendekat ke arah Atta yang masih duduk di atas motor menyela. “Lo balik, Ta.”
Atta hanya masih diam, pandangannya lurus kedepan.“Ta, lu pindah ke sekolah mana? Kok ngak kasih tau gue? Kok ngak ngabarin gue, Ta? Gue rindu sama lo, Ta.”
Atta melepas helmnya, dan sontak siswa yang tadi penasaran kini kaget dan tak menduga itu adalah Atta, Manusia terpopuler di SMA HARAPAN ini.
“ATTA…..!”
Semua mata kini mencari sosok pemilik suara, Atta sendiri sudah mengenal akrab suara itu. Suara khas dari Ara, gadis yang jarang berteriak.
Atta tersenyum, menanti kedatangan Ara. Wajah Ara begitu panik melihat Atta yang di kelilingi oleh ratusan siswa SMA HARAPAN.
‘Ta, kenapa lo disini?” Tanya Ara cemas. Kepalanya terus berputar, menatap keadaan sekitar dengan ngeri. “Ta, lo ngak macem-macem kan?”
Atta hanya tersenyum tipis. Ara kembali menatap Atta, kemudian mentap perempuan yang berdiri di samping motor Atta. Ada sebuah tanda tanya besar dibenak Ara, dan Atta langsung mengetahui hal itu.
“Dia, Riska. Dia udah kayak adik gue sendiri disini.”
Riska mengangguk, membenarkan ucapan Atta. “Riska,” ucap riska sambil mengulurkan tangannya. “Ara.”
***
Suasana masih riuh dengan kepergiannya Atta, sosok mata-mata yang dari tadi bersembunyi dari keramaian mulai menyusuk rencana, membuat seorang Atta terjatuh, Hancur, hingga mati secara perlahan.
Seogok manusia yang benci akan prestasi Atta, yang benci akan kesuksesannya, yang benci akan bentuk rupanya, dan benci dengan keluarga kecil yang bahagiannya itu.
"Sebentar lagi, Perang akan di mulai!" ujar seseorang. Tujuh anggota lainnya mengangguk.
*****************************
Ikuti terus ya kelanjutan Arasanti. Jangan ragu buat komen dan kritiknya :)
Salam dari Arenatta!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARASANTI
RomanceAtta, murid baru yang semakin heran dengan sekolahnya ini. bukan hanya sekolahnya saja, tapi juga siswanya. salah satunya ara. sikap dingin ara semakin biadap dengan cara menjatuhkan harga diri orang lain. atta semakin tertantang untuk mendapatkan...