Ciee..... Udah masuk bulan suci ramadhan aja. Kapan nih lebarannya 😂😂
Yuk, sambil nunggu adzan magrib, kita baca ARASANTI dulu 😁
************************************
Sudah hampir tiga hari Ara selalu bertanya tentang Riska dan juga maksud dari Atta yang manerobos masuk ke dalam perkarangan SMA Harapan. Bukannya jawaban yang ia dapatkan dari Atta, tapi malah senyum hambar Atta yang selalu ia dapatkan.
Ara yang sudah semakin dekat dengan Atta tentu sangat paham dan sangat mengerti jika Atta sedang menyembunyikan masalah yang sangat besar. Meski terus berusaha, tapi Alhasil nihil yang ia dapat.
“Ta, sejak kapan lu jadi kakaknya, Riska?”
Atta menoleh, tapi hanya sebentar, setelah itu ia kembali melanjutkan salinan tentang kisi-kisi untuk olimpiade yang akan berlangsung beberapa bulan lagi.
“Ngapain dicatat, sih? Tinggal foto aja napa?” Tanya Ara heran. Bagi Ara, Atta bukan lelaki yang mudah di tebak, sangat sulit ditebak. Apa yang akan ia lakukan, apa yang sedang ia pikirkan semuanya tak bisa ditebak dengan mudah.
“Gue ngak suka!” jawab Atta apa adanya.
“Kenapa? Lu ngak bisa fokus kalau liatnya di hape?”
“Bukan, Gue takut memory hape gue penuh.”
“Emang isi hape lu apa aja sih?” Tanya Ara yang langsung dengan spontan mengambil hape Atta yang dari tadi diam di atas mejanya Atta.
Kebetulan hape Atta tidak pernah dipakaikan pola, pin, atau sejenisnya sehingga Ara dengan mudah menembus isi didalam galeri Atta.
Ada rasa sedikit kaget yang terlihat diraut wajah Ara, mencoba untuk tetap acuh dengan apa yang ada didalam galeri Atta. Perlahan dengan perlahan Ara terus menyusuri hingga bagian foto terakhir yang berada di galery Atta.
Wajah Ara seketika itu langsung manyun. Meletakan dengan kasar hape Atta ditempat asalnya. Karena hapenya yang baru dihempaskan oleh Ara dengan kasar, membuat Atta menoleh padanya
.
“Woiii…. Itu masih baru lho!” teriak Atta spontan melihat hapenya yang diletakan dengan keras oleh Ara.“Ntar gue beliin baru.”
“Emang lu ada uang, apa?”
“Ntar gue minta sama Tante Bundo, ntar dia kasih kok,” jawabnya sambil mencibir Atta.
Atta menaikan satu alisnya dan salah satu sudut bibirnya terangkat setelah mendengarkan kalimat “Tante Bundo” yang keluar dari mulut busuk Ara. Mungkin Aranya belom sikat gigi, hehehe.
***
Jam istirahat sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu, tapi Atta masih berada dibangkunya, menyalin catatan yang masih tertulis dipapan putih itu.
“Siap!” Gumam Atta, memasukan pena dan bukunya kedalam tas.
“Makan juga gue akhirnya.”Atta mempercepat langkahnya menuju kelas Ara, tapi tidak ada Ara disana, yang ada hanyalah Annesia dan beberapa kawan kelasnya.
“Ara mana?” Tanya Atta yang masih berdiri diambang pintu. Entah pentanyaan itu kepada siapa yang ia berikan.
“Ara, dikantin!”
“Kantin, iyaa kantin.”
“Dia masih dikantin, Ta.” jawab annesia
Tanpa mengucapkan terima kasih, Atta langsung meninggalkan kelas, mencari sosok wanita tinggi putih itu. Didalam perjalanan menuju kantin, banyak sekali siswi-siswi yang menyapa Atta, tapi pria itu tidak memberikan respon apa-apa. Ia tetap melangkah dengan tenang, sambil memasang wajah angkuhnya.
***
Langkah Atta langsung terhenti melihat Ara yang tengah dirangkul oleh Kevin. Terlihat dari raut wajah kevin, cowok itu kelihatan bahagia. Apa mungkin mereka pacaran?
Atta mengangguk paham, sekarang dia paham kalau ternyata sikap dingin Ara kepada dirinya adalah bertanda lampu merah. Ia sudah memberi tanda kalau dia sudah ada yang punya. pantas saja sikap Ara tidak terlalu terbuka dengan dirinya.Atta, membalikan tubuhnya dan hendak menuju kelas, tapi langkahnya langsung terhenti melihat sosok gadis yang sudah mematung dibelakangnya. “Riska….”
Suasana hening sejenak. Hanya tatapan mereka yang kini saling beradu. Atta tak menyangka kenapa Riska bisa masuk kepekarangan SMA V-Nex, gadis itu juga masih memakai seragam sekolah dari SMA HARAPAN.
“Jadi disini sekolah lo, Ta.” Tanya Riska dengan senyum.
“Gue jadi kehilangan sosok kakak yang baik, Ta, semenjak lu pindah gue kayak sendirian.”
“Gue kangen lu, Ta.” Ucap riska yang langsung memeluk Atta dengan sangat erat.
Atta menarik nafas panjang. Menutup matanya, salah satu matanya mengeluarkan air mata. “Gue juga kangen sama lu, Ris. Maaf ya, gue kini ngak bisa jaga, lu.” Kata Atta lirih. Atta juga langsung memeluk tubuh Riska dengan kuat.
***
“Lu bisa jauh-jauh ngak dari gue?” bentak Ara kesal.
Kevin tak peduli dengan bentakan Ara, yang ia tau hari ini adalah ia bisa bersama dengan gadis yang ia idamkan.
“Kenapa?” Tanya Kevin. “Takut kalau dilihat oleh Atta atau risih dilihat oleh orang lain?”
Langkah Ara langsung terhenti. Matanya menyipit, seperti memberi pelawanan pada Kevin.
“Tuh, liat!” ucap kevin. Menunjuk ke arah depan. Disana ada dua insan yang tengah saling berpelukan. Tidak peduli dengan banyak siswa yang berlalu lalang dan menengoki mereka berdua.
“Siapa?” tanya Ara yang masih berdiri mematung.
“Kalau dilihat-lihat sih, kayaknya si Atta.” jawab Kevin penuh semangat.
Mata Ara kini membulat sempurna, raut wajahnya terlihat sedih, seperti orang sedang patah hati melihat kekasihnya yang tengah berpelukan dengan wanita lain.
“Jika cowok itu Atta, Apa mungkin cewek itu Riska? Kenapa dia bisa kesini?”
Meski belum ada ikatan diantara keduanya, tapi Ara merasa cemburuan. Ada beberapa faktor yang membuat Ara yakin bahwa cewek yang dipeluk oleh Atta adalah Riska. Contoh yang paling menguatkan adalah, postur tubuh Riska yang sama tinggi dengan dirinya dan juga kulit yang lebih terang dari Ara, serta rambut yang dikuncir kuda. Persis saat pertama Ara bertemu dengan Riska dilapangan SMA HARAPAN
“Oh, Itukan adiknya Atta. Dan lu,” tunjuk Ara ganas dengan jari telunjuk kirinya. “Jangan pernah ikut campur urusan gue sama Atta.”
Kevin hanya cengengesan, ia tak peduli dengan Ara yang terus bersikap kasar padanya.
“Cemburu ya? Makanya sama gue aja!”
************************************
Terima kasih buat kawan-kawan yang terus membaca karya saya. Thanks 😘
Udah tembus 1k, kalau 1juta kapan? Kapan-kapan aja 😊😂
KAMU SEDANG MEMBACA
ARASANTI
RomanceAtta, murid baru yang semakin heran dengan sekolahnya ini. bukan hanya sekolahnya saja, tapi juga siswanya. salah satunya ara. sikap dingin ara semakin biadap dengan cara menjatuhkan harga diri orang lain. atta semakin tertantang untuk mendapatkan...