[7] When You Remember

23 3 0
                                    

Jong Hyun menjilat bibirnya yang kering. Setelah mendengar ucapan Sehun, ia berpikir keras.

"Bagaimana bisa.. Park Jang Ho.." Gumam Jong Hyun. "Kau yakin Sehun? Ini hanya akan jadi masalah kalau kau hanya mengada-ada tanpa bukti."

Sehun nampak berfikir, ia hanya punya pernyataan Song Cheol. Namun hal itu tidak bisa menjadi bukti kuat, mengingat Song Cheol memiliki gangguan jiwa. Hong Saem pun ragu bahwa pernyataan Song Cheol akan membantu.

"Sehun-ssi.. Aku tahu kau pasti sedang kebingungan sekarang. Tapi Saem harap...kau fokus dulu dengan ujian ini. Masa depanmu lebih penting" tutur Jong Hyun sambil menepuk pundak Sehun

Sehun menghembuskan nafas kasar. Membuat Miha dan Jong Hyun saling bertatapan.

"Aku tahu itu..." Ucap Sehun dengan tatapan datar "...tapi aku sudah berjanji"

Miha mendekat pada Sehun lalu berbisik padanya "Siapa?"

Sehun menatap Miha Saem dengan putus asa. "Kim Taeri..."

Miha menatap Sehun dengan dahi berkenyit lalu menoleh pada Jong Hyun.

"Sehun-ssi..." Miha menepuk punggung Sehun pelan "Kau bisa menceritakan pada Saem.."

Sehun menatap Miha lalu Jong Hyun bergantian, ketika mereka berdua mengangguk bersama Sehun menghembuskan nafas kasar.

"Sebenarnya..."

***
Sehun yakin setelah menceritakannya kedua gurunya itu tidak akan langsung percaya. Sehun menatap langit biru diatas atap sekolah. Hari ini ia bolos lagi. Setelah beberapa saat ia menyadari bahwa ia tak melihat Taeri dalam beberapa hari ini.

Saat Sehun mendekati pinggiran tembok atap sekolah, ia melihat Taeri duduk di tribun lapangan basket. Gadis itu menatap lapangan dengan mata menerawang. Entah apa yang dipikirannya.

Tak lama kemudian, Taeri menoleh kearah Sehun yang tengah menatapnya. Gadis itu tersenyum, Sehun segera membalikan badan. Tak ingin ketahuan tengah menatapnya.

"Sehun-ssi..." panggil Taeri yang sudah berada didepan Sehun, membuat lelaki itu terkejut.

"Kau bolos lagi ya..?" Sehun hanya diam. Mencoba menghindari tatapan Taeri. Gadis itu terkikik lalu berjalan menuju pinggir atap dan bersandar pada tembok pembatas.

"Sulit ya ?" Tanya Taeri saat Sehun mengikutinya bersandar. Sehun menatap langit lalu memasukan kedua tangannya disaku celana.

"Sebentar lagi, aku pasti bisa menyelesaikan ini semua."

Taeri menunduk lalu mengayunkan salah satu kakinya sambil memainkan jemarinya "Maafkan aku. Aku tidak tahu kalau ini akan menganggumu-"

"Tidak" Sela Sehun. "Aku benar-benar ingin melakukannya. Jangan khawatir."

Taeri tersenyum tipis "Anak baik" Ungkapnya sambil mengelus rambut Sehun. Sehun lantas menoleh dan mendapati Taeri yang sedang tersenyum kearahnya.

"Kau sudah ingat sesuatu?" Tanya Sehun yang membuat Taeri menurunkan tangannya lalu memandang kedepan.

"Sebenarnya...saat aku duduk dilapangan tadi, aku mengingat sesuatu" Taeri menoleh pada Sehun "Aku melihat diriku dan seorang gadis tengah berlari disana.."

"Kau lihat wajah gadis itu? Mungkin dia adalah sahabatmu."

Taeri mengangguk "Hmm..aku tidak begitu ingat, tapi aku merasa sangat bahagia saat itu"

Sehun tiba tiba menepuk tangannya "Mungkin saja, kau bisa mengingat sesuatu kalau kau ada ditempat yang sama seperti dulu. Bagaimana kalau kita mencobanya?"

Taeri mengangguk pelan lalu menyetujui usulan Sehun. Setelah sekolah mulai sepi, keduanya berjalan menyusuri koridor.

"Bagaimana... Kau mengingat sesuatu?"

Taeri menggeleng. Lalu Sehun berhenti di depan kantor kepala sekolah.

"Aku rasa..kita bisa melihat buku tahunan di ruang ini." Ujar Sehun sembari kepalanya menoleh kesana kemari.

Sehun mengedarkan pandangan. Ia menaruh atensi pada lemari bertuliskan "Buku Tahunan" lalu ia menemukannya.

"Angkatan 2000" gumamnya lalu menatap Taeri. Mereka berdua mengangguk.

Buku itu sudah usang bahkan Sehun sempat bersin lantaran debu dibuku itu menyeruak di paru-parunya. Tak berapa lama setelah ia membolak balikan buku itu.

"Ketemu..." Tunjuk Sehun pada sebuah gambar diri. Disamping foto itu tertulis nama dengan hangeul yang jelas. 'Kim Taeri'

"Kau dulu ada di kelas XIIH. Apa kau bodoh? Berada dikelas terakhir?"

Taeri terkekeh "Yah begitulah. Aku tidak begitu pandai"

Sehun menatap buku itu lagi "Dari semua foto teman sekelasmu...ada yang kau ingat?"

Taeri menatap buku itu dengan lamat-lamat, lalu tak berapa lama sebuah gambar membuat dadanya sakit.

"Dia..." tunjuk Taeri sambil menahan sakit dadanya. "..entah kenapa, aku merasa sangat sakit melihatnya"

Sehun menoleh pada Taeri . "Kau..kau sakit? Kenapa? Sebelah mana ?" Sehun sempat panik, namun Taeri mengibaskan tanganya. Memberi tanda bahwa ia baik-baik saja.

"Samar-samar aku ingat..." Taeri menatap Sehun yang kini tengah cemas menatapnya "...dia gadis yang ada di bayanganku. Gadis saat aku berulang tahun"

Perlahan Sehun menatap Taeri dan gambar itu bergantian. Lalu ia melihat data diri nama gambar yang ditunjuk Taeri.

'Oh Siyeon'

TBC

After 19th Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang