[8] Another Case

23 4 0
                                        

Sehun menghela nafas berat. Ini sudah kesekian kalinya ia melakulan hal sama. Menghela nafas di setiap jam pelajaran lalu terpaku pada satu nama yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman.

'Oh Siyeon'

Bel istirahat berbunyi. Namun Sehun tak menghiraukannya. Ia masih setia melingkari nama itu hingga Jong Hyun Saem memanggilnya.

"Sehun.. Ikut Saem"

Sesampainya di ruang konseling. Miha sudah berada disana dan tengah berkutat pada buku Tahunan. Tercetak jelas angka 2000 dan 2017 di covernya.

"Ada apa Saem?" tanya Sehun setelah duduk diantara mereka berdua.

Miha membuka suara setelah ada jeda cukup lama. "Apa sumber terpercaya itu.. Kim Taeri yang ini?" Tunjuk Miha pada sebuah foto yang tak asing. Sehun sudah melihatnya semalam.

"Nde Saem."

Miha mengangguk lalu menatap Sehun was was.

"Apa dia disini?"

Sehun menoleh dan mendapati Taeri yang berada diluar ruangan. Ia tengah menatap meja Park Saem. Entah apa yang sedang ia lihat. Sehun hanya bisa melihatnya samar samar karena terhapang dinding kaca sebagai pembatas ruang konseling dan ruang guru.

"Dia sedang ada di ruang guru"

Miha dan Jonghyun menoleh bebarengan. Lalu beberapa saat Jonghyun membuka suara.

"Baiklah..ada yang ingin kubicarakan. Dan kuharap Kim Taeri-ssi bisa bergabung dengan kita."

Sehun mengangguk lalu tak berapa lama Taeri sudah duduk manis didepan mereka.

"Dia sudah disini"

"Mwo?" Kursi Jonghyun berderit dan suara pekikan Miha membuat Sehun mengulum senyumnya.

"Wow...aku tak bisa melihatnya tapi saat kau bilang begitu. Aku merinding" Ujar Miha disusul anggukan Jonghyun yang tiba-tiba terdiam.

"Apa dia persis seperti yang difoto ini?"

Sehun mengangguk tegas menjawab pertanyaan Miha. "Dia masih berseragam, rambutnya masih sama dengan yang difoto."

Jonghyun mengikuti arah pandang Sehun yang lurus kedepan. Ia mengerti, bahwa Kim Taeri berada disebrang Sehun.

"Baiklah...aku akan mengatakan sesuatu"

Jonghyun berdeham lalu meneruskan ucapannya "Kurasa...kita tidak bisa menuntut Park Jang Ho dengan kasus Kim Taeri.."

Sehun membulatkan matanya "Mwo? Waee?"

Miha mencoba menenangkan Sehun dengan memegang bahu lelaki yang tengah bergetar itu. Setelah dirasa cukup tenang, Jonghyun berucap kembali.

"Tidak ada bukti. Dan kasus ini sama sekali tidak tercium oleh kepolisian ataupun media. Kim Taeri seorang yatim piatu, dia tak punya sanak saudara atau keluarga sehingga tidak ada laporan hilang saat Taeri tidak ada. Ia salah satu anak Panti Asuhan namun diadopsi sebuah keluarga yang tidak terdaftar... Intinya dia tak punya keluarga adopsi yang jelas. Bahkan jejak kasus ini benar benar sangat rapat. Tak terendus."

Sehun menunduk lalu menatap Taeri yang kini tersenyum tipis.

"Tapi...masih ada harapan"

Sehun mendongak. Menatap Jonghyun dengan mata berbinar.

"Jika benar Taeri dibunuh...maka kita bisa mengungkitnya dengan kasus Han Yoora 3 tahun silam." Jonghyun mengambil buku tahunan diatas meja dengan cover 2017. Ia membuka foto Han Yoora.

"Han Yoora..." Tunjuk Jonghyun lalu menggeser telunjuknya kesamping "Park Yeon Soo.."

Sehun bingung apa maksudnya. Namun ia masih diam mengamati Jonghyun yang tengah membuka ponselnya.

"Aku mencoba menghubungi Yeon Soo dan aku berhasil. Seingatku mereka itu berteman. Kurasa dia tahu sesuatu."

Jonghyun menghela nafas panjang. "Yeon Soo bilang, dia punya sesuatu yang ingin ditunjukan pada kita"

Sehun menoleh pada Jonghyun yang kini menepuk pundaknya "Kuharap...itu bisa membantu" Jonghyun menoleh kearah bangku kosong didepan Sehun.

"Walau sedikit tidak adil. Kim Taeri-ssi..tunggulah sebentar lagi"

Sehun tersenyum mendengar ucapan Jonghyun dan dapat ia lihat bahwa kini Taeri menatap Jonghyun, Sehun dan Miha bergantian.

***

"Yoora dan Park Saem...memang berkencan. Itu bukan rumor belaka."

Jonghyun menatap Yeon Soo yang tengah meremas jemarinya.

"Aku sering melihat mereka berdua di ruang guru setelah pulang sekolah. Dan beberapa kali aku memergoki mereka berada di motel"

Yeon Soo menghela nafas panjang "Kupikir...Yoora dan aku adalah teman. Tapi kurasa Yoora belum menganggapku sebagai teman."

Yeon Soo menjilat bibirnya yang kering "Sampai akhirnya aku mengetahui bahwa Yoora..hamil"

Alis Jonghyun terangkat. "Hamil?"

Yeon Soo mengangguk lalu menunduk "Saem..harusnya aku melaporkan ini saat investigasi dilakukan disekolah. Harusnya aku bersaksi..tapii aku sangat takut Saem..."

Jonghyun menepuk bahu Yeon Soo. "Aku mengerti...tidak mudah membuka kebenaran setelah semua yang terjadi. Kau melakukan hal yang benar. Walau terlambat...akan lebih baik daripada tidak bersaksi sama sekali. Saem sangat menghargai keberanianmu"

8 Yeon Soo pecah. "Yoora pernah ingin menemuiku.. Tapi aku terlalu sibuk dengan pendaftaran kuliah, kalau saat itu aku mendengarkan cerita Yoora dan berada disisinya. Kurasa ia tidak akan begini.."

Jonghyun menghela nafas panjang ia jadi teringat setelah mendengar cerita Yeon Soo. Ia merasa sangat menyesal ketika tahu kenyataan ini. Ia ingat dulu Yoora pernah meminta waktunya untuk konsultasi, namun Jonghyun menolak dengan alasan sedang sibuk mengejar gelar S2 nya. Kini ia menyesali, mengabaikan muridnya seperti ini. Jika saja saat itu ia tahu keresahan yang dialami Yoora, maka ia bisa menolongnya.

"Saem..." Panggil Yeon Soo. "Aku sudah lama curiga...bahwa Yoora tidak menghilang.. Dan aku yakin Park Saemlah dibalik semua ini"

Jonghyun membulatkam matanya. Lalu ia melihat Yeon Soo menyodorkan ponselnya.

"Ini apa?" Tanya Jonghyun pada Yeon Soo yang tengah menyeka air matanya.

"Sebelum Yoora menghilang..." Yeon Soo menatap Jonghyun lamat-lamat. "Dia menghubungiku..."

Jonghyun menatap sebuah file rekaman di layar ponsel Yeon Soo.

"Saat itu aku tidak mengerti, namun aku berhasil merekamnya." Yeon Soo menarik nafas panjang "...didalam rekaman ini.. Terdapat suara Park Saem"

Yeon Soo menautkan kedua jemarinya. "Dia...yang membunuh Yoora"

TBC

After 19th Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang