[5] I Can Do That

32 4 0
                                        

Sehun mengelap wajahnya. Kali ini ia mengantuk bukan main. Pelajaran hari inipun tak ada satu yang masuk. Ia tak bisa tidur semalam, ia teringat kata Song Cheol.

"Apa benar Park Saem yang membunuh Taeri?"

Kenapa?

Sehun mencotet buku catatannya lalu melingkari Mister P disana. Berulang kali ia mencoba mengelak. Namun rasanya kali ini perasaannya kuat. Melihat bagaimana reaksi Taeri saat melihat Park Saem, lalu cerita Song Cheol tentang seorang siswi 3 tahun yang lalu...

"Tunggu...3 tahun yang lalu?"

Sehun menutup buku itu, lalu membawanya keluar setelah bel istirahat berbunyi. Ia menuju ke ruang konseling dimana ia bisa menemukan Miha Saem.

"Saem..anda sibuk?"

"Tidak. Ada apa Sehun?"

Sehun duduk didepan meja Sehun lalu melirik meja Park Saem yang kosong.

"Anda sudah lama kan menjadi guru disini?"

Miha Saem terkekeh "Apalagi sekarang.."

"Saem..apa anda tahu kejadian 3 tahun yang lalu? Seorang siswi yang meninggal atau dibunuh?"

Miha Saem menarik kursinya mendekat lalu menatap Sehun. "Bagaimana kau tahu?" Bisik Miha Saem.

"Yakan..terjadi sesuatu?"

Guru berambut hitam sebahu itu menatap sekeliling lalu mengajak Sehun keruang konseling.

"Darimana kau tahu itu?"

Sehun menatap gurunya dengan ekpresi serius. "Song Cheol. Penjaga sekolah yang mengundurkan diri 3 tahun yang lalu"

"Pak Song tahu? Astaga. Jadi itu yang membuatnya pergi dari sini?"

"Sebenarnya apa yang terjadi Saem?"

Miha memainkan jemarinya. "Sehun-ssi. Kuharap kau tidak memikirkan hal aneh aneh dulu. Ujian sudah hampir datang. Saem tidak ingin kau fokus dengan hal lain"

Sehun menghembuskan nafas kasar. "Tak apa Saem."

Miha tahu Sehun terlalu keras kepala. Walau belum mengenal Sehun, anak baru ini bukan tipe yang akan menurut dengan mudah.

"Saem hanya mencemaskan keadaanmu. Kalau kau memikirkan hal lain kau bisa tidak fokus pada ujian nanti"

Sehun menggigit bibirnya. "Tolong beritahu aku apa yang terjadi 3 tahun yang lalu.."

Miha menyerah membujuk Sehun. Tadinya ia ingin mengalihkan topik agar Sehun tak membahasnya namun apa daya keingintahuan seorang remaja menuju dewasa memang tak bisa dihentikan.

"Ada kasus murid hilang...3 tahun yang lalu."

Sehun terbelalak namun akhirnya ia mencoba mendengar penuturan Miha Saem lebih jelas.

"Dia murid baru sama sepertimu. Ia baru seminggu disini, namun karena tidak bisa beradaptasi dia tidak bisa menemukan teman disini. Lalu dia dekat dan Park Saem.."

"Tunggu" Sela Sehun. "Park Jang Ho Saem? Guru Bahasa Inggris?"

Miha mengangguk

"Bukannya dia baru saja pindah kemari?"

"Tidak..dia sudah bekerja lama disini. Sejak tahun 2005."

Sehun mengrenyitkan alis "Tahun 2005? Bukan 2000?"

Miha mengerucutkan bibir "Entahlah. Dari resumenya dia bekerja disini sejak 2005..."

Aneh. Pikir Sehun

"Lupakan itu. Jadi dulu Park Saem adalah wali kelas murid baru itu. Jadi selama dia mengalami kesulitan Park Saemlah yang membantunya." Miha menoleh kesamping, melihat dari jendela kaca. Park Saem tidak ada dimejanya.

"Setelah beberapa hari, Park Saem pikir..murid baru itu akan bertahan. Namun ternyata dia menghilang begitu saja. Hilang...benar-benar hilang"

"Maksud Saem. Dia tidak diketahui keberadannya?"

Miha mengangguk "Teman temannya bilang sehari sebelum dia meninggal, ia dibully karena melakukan hubungan gelap dengan Park Saem. Setelah berita itu...tidak ada yag tahu dimana murid baru itu, bahkan keluarganya. Tidak ada jejak."

Sehun menautkan alis "Lalu..apa yang terjadi selanjutnya?"

"Sekolah geger tentu saja. Seorang murid menghilang tiba-tiba tanpa jejak dan kepolisian akhirnya menutup kasus ini. Menganggap murid baru itu sudah mati. Sekolah dan keluarga murid itu akhirnya berdamai. Setelah itu Park Saem yang merasa bersalah akhirnya mengundurkan diri.. Dan beberapa tahun kemudian dia kembali."

Sehun menoleh ke meja Park Saem "Tidakkah Saem curiga dengan Park Saem?"

Miha mendekat pada Sehun "Maksudmu..."

"Park Saem..yang membuat gadis itu hilang.."

Miha Saem tergelak "Aduh Sehun-ssi jangan mengada-ada. Park Saem orangnya baik sekali lho. Dia tidak mungkin melakukan hal keji itu."

Sehun memandang wajah Miha serius "kita tidak pernah tahu kapan orang baik bisa menjadi jahat. Bukankah seorang guru konseling harusnya tahu itu?"

Miha menjilat bibirnya kering. Lalu mendekati Sehun "Sebenarnya...Saem juga menaruh curiga padanya. Tapi...Saem tidak ingin kejadian ini terungkit kembali"

"Park Jang Ho.. Dia orang yang berbahaya. Murid baru itu..adalah korban kedua."

"Apa?"

"Murid itu tidak hilang. Ia dibunuh lalu dibakar oleh Park Saem. Korban sebelumnya...adalah seorang siswi bernama Kim Taeri, kejadiaan ini terjadi 19 tahun yang lalu"

Miha membelalakan matanya "Kau yakin?"

Sehun mendekat pada Miha Saem "Karena itu Saem...bantu aku menguak semua ini, sebelum orang lain menjadi korban selanjutnya."

Miha nampak berpikir lama namun akhirnya menatap Sehun lamat lamat "Kau yakin bisa melakukannya? Ujian tinggal beberapa waktu lagi."

Sehun mengangguk tegas "Aku yakin"

"Kuharap ini tak mengganggumu Sehun. Kau harus memikirkan masa depanmu juga"

"Karena itulah Saem.. Bantu aku mencari tahu tentang Park Saem."

Miha menatap cemas pada siswa dihadapannya. Lalu ia mendesah panjang.

"Baiklah. Saem akan membantumu. Tapi janji setelah itu kau harus fokus pada ujian. Mengerti?"

Sehun mengangguk lalu menatap meja Park Saem dengan curiga.

"Ngomong-ngomong...bagaimana kau tahu kejadian 19 tahun yang lalu?"

Sehun tersenyum tipis. "Ada sumber terpercaya disampingku"

Miha menautkan alisnya. Ia tak tahu apa maksudnya. Namun melihat Sehun begitu yakin ia jadi ingin tahu juga kebenarannya.

"Sebentar lagi...kita akan tahu tentang kematianmu Kim Taeri..."

TBC

After 19th Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang