Sehun telah menyelesaikan ujiannya. Dia berhasil melewatinya. Ia bergegas menuju atap sekolah dan mencari seseorang. Ini sudah seminggu sejak kejadian Jang Ho ditangkap. Setelah itu Taeri menghilang entah kemana. Membuat laki-laki ini was was. Ada yang ingin ia sampaikan pada Taeri walau sedikit kemungkinan ia bisa bertemu Taeri lagi, Sehun tetap mencobanya. Menunggu seperti yang biasa dilakukan Taeri.
"Kumohon munculah..."
"Jebal..."
Ditengah keputus asaan itu. Sehun merasakan sebuah tangan menyentuh puncak kepalanya. Ia membuka mata dan menemukan Taeri yang tengah tersenyum padanya.
"Kau..kau darimana saja? Kenapa kau menghilang?"
Taeri tersenyum tipis. "Kenapa? Kau merindukanku?"
"Eo."
Taeri tak menyangka bahwa Sehun akan menjawabnya tanpa ragu. Lelaki ini merindukannya.
"Aku telah bertemu ibuku. Dia Oh Siyeon"
Taeri menangguk "Ara.."
"Banyak yang ingin kukatakan padamu tapi aku kehilangan kata kata saat bertemu denganmu" Sehun menatap Taeri lalu mengulurkan tangannya menyentuh pundah gadis itu.
"Terimakasih. Terimakasih telah menyelamatkanku lagi."
Sehun ingat Taerilah yang menolongnya saat akan ditikan Jang Ho sepulang sekolah tempo hari dan tak lupa ia jugalah yang membuatnya bisa lahir kedunia karena berhasil membujuk Siyeon untuk mempertahankan dirinya dan dialah yang menolong Sehun menggantikan Ibunya yang disiksa Jang Ho.
"Ehm..Terimakasih juga karena sudah mengungkap kematianku"
Sehun menunduk "Kasusmu tidak terungkap"
"Gweenchana... Yang penting aku sudah tahu bagaimana aku mati"
"Maafkan aku"
"Untuk apa?"
"Segalanya. Untuk penyesalanmu dan hidupmu"
Taeri tersenyum "Hiduplah dengan baik. Maka aku akan memaafkanmu kau tahu kan aku akan tetap mengawasimu"
Sehun terkekeh lalu menatap Taeri lebih dalam. "Kau akan pergi?"
"Hmm..harusnya aku sudah pergi..sebelum anak cengeng menangis memintaku kembali hanya karena dia merindukanku"
Sehun tersenyum tipis. "Selamat tinggal. Kau pergilah dengan tenang"
Taeri tersenyum. Kali ini ia benar benar tersenyum. "Sampaikan salamku pada Siyeon dan juga sampaikan maaf karena aku mengingkari janji untuk selalu ada disisinya"
"Ani. Kau sudah sangat membantu ibuku dan kau juga menjadi orang yang sangat berharga bagi ibu dan aku. Aku akan selalu mengingatmu. Sekali lagi...terimakasih atas semuanya. Waktumu, kebaikanmu, menjaga ibuku, menyelamatkanku dan pengorbananmu. Terimakasih"
Taeri menunduk setitik air mata jatuh di pipinya
"Selamat ulang tahun Oh Sehun" Sehun tersadar bahwa hati ini ulang tahunnya. Lalu ia tersenyum menderngar Taeri.
"Aku selalu ingin mengucapkan itu tapi aku tak bisa. Kuharap aku bisa mengucapkannya setiap kau berulang tahun."
"Aku akan mengingatnya. Pasti"
"Dan juga..senang bertemu denganmu. Dugaanku benar..kau akan jadi anak laki laki tampan."
Sehun terkekeh "Terimakasih. Aku juga senang bertemu denganmu. Saat itu jika kau menyerah meyakinkanku untuk membantumu...maka aku tidak akan tahu semua ini."
"Ini takdir."
"Kau benar" sahut Sehun setuju.
"Baiklah..aku pergi."
Sehun maju selangkah namun bayangan itu makin memudar.
"Sehun-ah..bisa kau memanggilku 'eomma?"
"Eomma..."
Dan bayangan itu menghilang. Sehun mengedarkan pandang dan yakin bahwa ia sudah pergi. Pergi selamanya. Melihatnya pergi dengan senyuman seperti itu membuat Sehun tak kuasa menahan tangisnya.
"Eomma..."
***
"Selamat Ulang Tahun Sehun..."
Siyeon menyiapkan kejutan dirumah ketika Sehun baru saja pulang. Sehun tersenyum lalu memeluk ibunya.
"Kau terlambat bu. Sudah ada yang lebih dulu mengucapkannya"
"Benarkah? Siapa?"
Sehun tersenyum lembut "Ibuku yang lain. Ibu bilang aku punya dua ibu kan?"
Siyeon tersenyum lalu memeluk putranya.
"Ehm..kau punya dua ibu baik dulu, sekarang dan nanti Sehun.."
"Saranghaeyo Eomma..."
.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
After 19th
Подростковая литература"Selama 19 tahun, aku menunggu seseorang yang bisa melihatku, karena itu..tolong bantu aku" - Kim Taeri "Selama 19 tahun, untuk pertama kalinya aku menyadari, bahwa tidak hanya manusia yang bisa kulihat." - Oh Sehun 19 tahun.. Aku menunggumu.. Aku m...