I LOVE YOU

572 45 9
                                    

Coba sistem kebut eh tabrakan, mandek lagi 😋

Magnus dengan susah payah menenangkan malec yang kelelahan menangis tertidur digendongannya, magnus merasa kelelahan hari yang seharusnya menyenangkan bagi ia dan anaknya jadi kacau gara gara alec yang sudah mempermalukan dirinya dihadapan pengunjung mall dan membuat anaknya menangis. Magnus tidak bisa menghilangkan kebiasaan minum kecuali ketika ia mengandung malec dan ia benar-benar menikmati nya setelah sekian lama tidak mengandung, ia tidak minum banyak hanya seperlunya saja agar tidak mabuk. Ia sesungguhnya merindukan alec dibalik amarah yang menggumpal didadanya, saat alec memeluknya ada sesuatu yang menarik nya untuk tetap dipelukan alec namun egonya membuat tangannya mendorong tubuh alec yang lebih tinggi darinya.

Terdengar ketukan di pintu tokonya benar benar membuat ia merasa diganggu karena itu lebih tepatnya digedor, buru buru ia bangkit dan membuka pintu magnus tercekat melihat siapa yang ada dihadapannya sekarang
" Magnus " magnus tidak bisa berkata maupun bergerak, bingung bagaimana alec tahu rumah dan toko nya
" Aku merindukan mu dan anak kita " dan tada
" Plak " alec memegang pipinya yang nyeri dan panas di gampar magnus tiba tiba
" Maaf kan aku magnus, beri aku kesempatan sekali lagi " magnus sudah memberikan kesempatan kedua dan alec menyakiti hati nya sekali lagi
" Pergi " magnus memekik dan alec mendorong tubuh nya lembut dan masuk ke dalam toko. Alec menutup pintu dan segera mencium magnus entah mengapa magnus tidak berontak.ersenta

Ia tersentak dan mendorong alec setelah tanpa sadar membalas ciuman alec, seperti kilas balik ia seolah kembali ke masa saat ia mendapat heat alec datang kepadanya. Hingga sekarang ia menekan heat dengan herbal racikan nya sendiri, sekali lagi alec mendapatkan apa yang magnus pikir layak alec dapatkan sebuah tamparan di pipi sebelah nya.
" Magnus kau punya hobi baru ya ? "
" Pergi " alec menyilang kedua tangannya menunjukkan kalau ia menolak
" Alec pergi, ku mohon. Rasa itu sudah hilang, aku tidak mencintaimu lagi " alec terkekeh
" Kau tidak pernah pandai berbohong Magnus, dari ciuman aku tahu kau masih mencintai ku " wajah magnus bersemu merah, ia tahu alec benar. Alec agak membungkuk melihat wajahnya
" Kau masih menggemaskan dan tidak berubah, dengan atau tanpa make up magnus " magnus merasa wajahnya semakin panas
" Alec apa yang kau katakan, pergi atau kau akan menyesal "
" Aku lebih menyesal jika meninggalkan mu dengan malec jadi aku memutuskan akan tinggal bersama mu disini " magnus kaget dengan keputusan alec
" Tidak, aku menolak "
" Oh ya, barang barang ku ada diluar sekarang. Kumohon magnus kasihanilah suamimu ini " magnus benar benar kesal sekarang
" Paman itu akan tinggal bersama kita ? " Suara khas anak kecil bangun tidur mengagetkan mereka berdua, magnus menghampirinya dan segera menggendong nya
" Ya malec sayang, paman akan tinggal bersama Mimi nya dan malec " magnus memandang alec dengan marah, tapi alec tetap saja tersenyum
" Benar Mimi " magnus hanya bisa mengangguk.

Magnus melemparkan bantal dan selimut kepada alec dan dengan cekatan alec berhasil menangkap nya,
" Mulai sekarang sofa ini menjadi tempat tidur mu namu jangan harap selamanya " alec meletakkan bantal dan selimut atas sofa dan segera meraih tangan magnus
" Terima kasih " magnus mendengus dan melenggang pergi setelah menghentak tangannya sehingga terlepas dari genggaman alec, itu sedikit membuat alec sedih.
Ia melamun menyesali perbuatannya dimasa lalu, ia ingat bagaimana magnus memelas agar ia tidak meninggalkan nya namun ia mengabaikan nya dan berbalik tidak mencoba mencintai hingga saat magnus hilang baru lah ia sadar kalau ia mencintai magnus.

Magnus tidak bisa memejamkan matanya walaupun sesaat, ia sangat sedih kenapa alec kembali memasuki kehidupannya yang damai bersama malec. I duduk diatas tempat tidur menyembunyikan wajahnya diantara dua lutut, ia mulai menangis berharap semua hanya mimpi Dan saat ia terbangun alec tidak ada. Alec mendengar tangisan dari kamar magnus samar samar itu membuat dirinya semakin rasa bersalah karena ia benar-benar menghancurkan magnus ingin rasanya ia menghiburnya namun ia adalah alasan semua air mata magnus mengalir selama ini tidak ada yang bisa ia lakukan untuk sekarang ini, luka yang ia toreh terlalu dalam dan sangat menyakitkan membuat ia benci pada dirinya sendiri.

 Alec mendengar tangisan dari kamar magnus samar samar itu membuat dirinya semakin rasa bersalah karena ia benar-benar menghancurkan magnus ingin rasanya ia menghiburnya namun ia adalah alasan semua air mata magnus mengalir selama ini tidak ada ya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alec terus mengutuk dirinya sendiri hingga ia terlelap setelah apa yang terjadi sepanjang hari namun tidak untuk magnus, malec berbagai lari menghampiri alec yang tidur lelap. Malec mengguncang tubuh alec membuat alec terbangun
" Hoammm, sebentar lagi ya ? " Malec menggeleng pelan
" Paman aku lapar " alec duduk masih merasakan ngantuk
" Dimana Mimi ? " Malec menggeleng lagi
" Mimi tidak keluar kamar, ini tidak seperti biasanya paman " alec bergegas bangun dan sedikit berlari masuk ke kamar magnus yang sedikit terbuka karena jika sesuatu terjadi pada malec ia bisa langsung menghampirinya.

Magnus berbaring membelakangi dirinya tapi ia yakin magnus tidak tidur sekarang hanya berbaring
" Magnus kau tidak apa-apa ? " Tidak ada sahutan
" Magnus " tetap tidak ada sahutan membuat alec memberanikan diri untuk menyentuh nya dan membalikkan tubuh magnus, i tidak tidur tapi pingsan tak sadarkan diri. Alec panic sendiri sedangkan malec duduk manis sambil makan es krim kesukaannya rasa coklat menonton film kartun membuat alec geleng geleng kepala, ia menggenggam tangan Magnus membagi kekuatan yang ia miliki hanya itu yang ia bisa lakukan untuk membuat cintanya lebih baik.

Magnus duduk bersandar diatas tempat tidur dengan malec yang tidur di pangkuannya, alec benar benar tenang melihat magnus mulai membaik dan melihat malec tidur tampak menggemaskan dengan pipi yang chubby dan bibir yang kecil
" Terima kasih " alec menoleh magnus dan tersenyum
" Tak perlu aku sudah seharusnya mengurus mu dan malec, aku minta maaf magnus aku tahu kesalahanku terlalu besar untuk dimaafkan " magnus melihat penyesalan di balik mata indah alec, mata yang sudah lama ia rindukan
" Aku ..... aku akan memberikan kesempatan sekali lagi, tapi bila kau mengulang kembali kesalahan yang sama maka kau akan kehilangan kami selamanya " alec berbinar mendengar magnus
" Terima kasih magnus, aku akan kembali memenangkan hatimu dan tidak akan mengulanginya " saat alec hendak memeluknya, magnus mentoyor jidatnya
" Heh siapa bilang boleh peluk peluk sembarangan, tuh ntar darah daging lu bangun " alec cengengesan dan bangkit mengambil nampan berisi gelas gelas dan piring kosong  yang sebenarnya dihabiskan oleh malec, alec bingung siapa yang sakit dan siapa yang sehat
" Magnus aku heran kenapa ni anak nurun sifat siapa ? "
" Elu " magnus kesal dengan ucapan alec, alec tertawa ngakak sambil berjalan keluar nyaris kejedot pintu.

WHAT seribu kata lebih, OMG kebablasan 😅

Tbc

MALEC LOVE STORY (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang