Misunderstanding

762 56 5
                                        

Happy Reading!~

Author POV

"Mengapa kau lama sekali mengangkatnya, chagi?" Mino mempoutkan bibirnya.

"Astaga hanya 5menit, chagi. Bukankah aku sudah mengatakan akan ke kamar mandi dulu sebentar?"

"Tetap saja, itu terlalu lama." Mino masih memasang wajah marahnya yang lucu.

Seperti pasangan pada umumnya, dimalam hari setelah menyelesaikan pekerjaan. Mino dan Irene saling melepas rindu. Setelah dilarang untuk bertemu, frekuensi komunikasi mereka semakin sering.

Mereka baru saja menjalani itu selama 3hari, dan itu sudah terasa berat bagi keduanya. Mino tidak bisa membayangkan tidak bertemu kekasihnya selama sebulan.

"Baiklah, maafkan aku, chagi." Irene terkekeh pelan.

"Aku masih marah"

Irene tahu jika Mino sudah sangat merindukannya pasti ia tidak akan mau ditinggal kemanapun kecuali untuk pekerjaan. Walaupun Irene juga terkadang seperti itu, tapi dalam hubungan mereka lebih sering Mino yang melakukannya. Mino pasti akan berubah menjadi seseorang yang sangat manja.

"Aish, jika saja aku sedang datang bulan, pasti aku sudah menggigitmu." ancam Irene.

"Kau boleh menggigit ini." Mino menunjuk bibirnya dan memasang smirknya.

"Tidak jadi kalau begitu."

"Jangan meledekku seperti itu, aku akan bertambah marah. Aku itu sedang merindukanmu tahu!"

"Baiklah, apa yang membuatmu tidak marah lagi, hm?" Irene melembutkan suaranya.

"Give me a kiss."

"Besok saat kita bertemu."

"Tidak mau, aku mau sekarang." ucap Mino kekeh.

"Apa kau ingin aku mencium layar ponsel? Tidak mau. Aku tidak gila, Mino-ya."

"Yasudah kalau begitu." Mino mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya.

"Astaga, uri Mino yang sangat manja." Irene menatap jengah Mino.

"Bagian mana yang ingin ku cium? Sini tempelkan ke layar ponsel." Irene merasa sudah gila sekarang karena menuruti kemauan Mino.

Terlihat Mino tersenyum sangat lebar.

"Semuanya, satu wajah."

Irene dengan gilanya menuruti keinginan Mino. Mino menempelkan bagian dahi, pipi kanan, pipi kiri, hidung, dan bibirnya ke arah ponsel dan Irene mencium layar ponselnya sendiri.

Siapapun yang melihat ini pasti akan mengira mereka adalah pasangan gila yang berkencan. Irene bahkan mau melakukan kebiasaan yang sebelumnya tidak pernah ia lakukan.

Irene tersenyum tipis, "Ternyata aku memang merindukanmu, Mino-ya."

"Ayo kita melakukan banyak hal, setelah kita dibebaskan bertemu." Mino tersenyum lembut.

Irene mengangguk. Sifat dewasa keduanya sudah kembali setelah hilang beberapa saat lalu.

"Aku merindukan bibir kenyalmu itu." ucap Mino sambil membasahi bibirnya sendiri.

"Eyy apa yang kau katakan?! Aku matikan kalau begitu."

"ㅋㅋㅋ Jangan seperti itu, chagi. Galak sekali sih. Jangan dimatikan dulu, aku masih merindukanmu."

Mereka melanjutkan videocall mereka sampai larut malam.

21 April 2016

'Mino Winner dan Heo Chanmi Produce 101 dikabarkan berkencan'

Backstreet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang