Bagian 2

69 4 0
                                    

Dia sangat baik kepadaku walaupun status kami sudah tidak berpacaran lagi. Dia bilang bahwa sebisa mungkin dia tidak akan pacaran dan berharap suatu saat bisa berjodoh denganku. Aku pun juga memikirkan hal yang sama. Aku tidak mau terlalu berharap denganya karena belum tentu aku ditakdirkan untuknya dan membuat hatiku jadi kecewa. Aku hanya ingin fokus dengan kuliahku dan selalu berusaha memperbaiki diri karena aku percaya bahwa jodohku adalah cerminan dari diriku. Jika Allah mengizinkan, kita akan berjodoh namun jika tidak kita akan diberi pengganti dengan yang lebih baik.

Setelah bertemu denganya, aku berpikir untuk tidak perlu membencinya setelah putus. Dari patah hatiku inilah Allah sedikit demi sedikit mulai memasukan hidayahnya kepadaku. Aku sering membaca kata-kata motivasi islami di internet dan mencoba memahami apa yang tersembunyi dibalik patah hatiku ini sehingga suatu waktu aku teringat dengan sahabatku. Dia adalah wanita yang cantik dan syar'i pakaiannya juga rajin sholat. Aku memberitahu padanya bahwa aku ingin berhijrah tetapi hijrahku selalu terhalang oleh sesuatu yang aku inginkan. Aku masih ingin memakai jilbab gaul yang kekinian yang tidak menutup dada, aku masih ingin menggunakan celana jeansku yang mencetak bentuk kakiku. Bagaimana aku menghadapinya.

Tiba-tiba sahabatku datang ke rumahku. Aku sangat terkejut dia datang dan membawa buku yang berisi tentang bagaimana wanita cantik yang sesungguhnya, bagaimana wanita itu cantik di depan Allah bukan di depan makhlukNya. Sahabatku berkata bahwa apa yang aku tanyakan jawabanya ada di buku tersebut. Aku pun membacanya dan memahami isinya. Aku sadar bahwa cantik yang sebenarnya tidak berasal dari ketebalan make up yang kita pakai atau seberapa terbukanya pakaian kita. Cantik yang sebenarnya adalah bagaimana kita berperilaku, bagaimana kita bertutur kata dan bagaimana kita bertakwa kepada Sang Pencipta. Menjadi muslimah sejati berpakaian sesuai adab yang ada, memakai jilbab yang syar'i, tidak memakai pakaian yang ketat dan wudhu sebagai make upnya. Awalnya memang aku berfikir berpakaian seperti itu membuat kita tidak terlihat cantik, takut jika tidak ada laki-laki yang akan menyukai kita. Tetapi aku terinspirasi dengan sebuah buku milik sahabatku yang di dalamnya juga menjelaskan bahwa tidak perlu berpacaran karena setiap makhluk diciptakan untuk berpasangan. Seberapa keras usaha kita untuk bersamanya jika Allah tidak mengizinkan selamanya kita tidak akan berjodoh dengan orang yang kita inginkan. Kita hanya perlu memperbaiki diri dan terus memperbaiki diri menjadi seseorang yang lebih baik dari hari sebelumnya.

Dari kisah pacaranku itu aku sadar bahwa patah hatiku kali ini merupakan patah hati terbaiku dan menjadi awal hijrahku sedikit demi sedikit. Walaupun hijrahku masih jauh dari kata sempurna tetapi aku yakin suatu saat Allah akan menyempurnakan hijrahku. Semoga aku dan kalian bisa berhijrah bersama-sama ya ukhti. Amin.

AWAL HIJRAHKU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang