Bagian 10 (Tamat.)

24 3 0
                                    

Uups... aku baru ingat bahwa aku bisa menganyam ketupat itu berkat ibuku. diusiaku yang masih kecil dari jari jemari yang belum mampu mencapai bakat diajarkannya aku yang sebal dengan plus amarahnya. karena amarah itulah aku ingat dan kini aku bangga dengan keahlianku dalam membuat ketupat yang masih kecil keberuntungan orang untuk bisa mengayam seni ketupat yang sudah familiar atau tergerus sekalipun di zamannya.

Tak terasa waktu begitu cepat. membuat cerita kami semakin tersingkat ini sudah saatnya ke pemakaman. para gerombolan orang-orang tadi mulai bubar dan berbaris panjang mengiringi jalan di pemakaman. aku berbareng jalan bersama ibuku sambil membawa racikan pandan yang memiliki aroma sakral tersendiri. Setelah tiba di pemakaman barulah rasa terakhir kalinya pun meluap. Di hati kami semua yang menyaksikan, menderaikan air mata penyelesalan, terlebih orang yang tidak menjenguk dimasa sakitnya. andai uang dapat menolong maka mereka-mereka yang sudah sukses akan memilih hilang uang daripada nyawa beliau. tetapi untuk apa karena penyesalan sudah terjadi dan tak berlaku lagi bergeming waktu yang sudah lewat.

Mataku melayang pandang di pojok makam sana. di bawah rindang pohon ketapang bersungkur duduk di tiang atang. mulutnya berkucap-kucap mengenakan pakaian yang sudah kami hafal ciri khasnya. Tetapi lebih hafal lagi dia tentang kakaknya karena sudah bertahun jelang setengah abad umur mereka berdua. Satu suka satu rasa yang memberi makan alil ketika tante Ahmad juga makan. Kami hanya dapat melihatnya dengan penuh pertanyaan entah doa magic apa yang dibacakanya tetapi kami semua sudah maklum akan keadaan otaknya yang tidak pernah dirawat atau didiagnosa oleh dokter.

Begitupemakaman telah usai, tangis yang terisak memerahkan mata seakan mengadu sesalrindu yang lebih di jalan pulangnya. kami usai memakamkan beliau maka terserah saja mau melakukan kegiatan apa. entah sholat ghoib, membaca yasiin, quran, ziarah, silaturahmi, perbanyak amal ibadah atau lain lainya tetapi kami berharap agar keluarga kami terbimbing kejalan yang benar, terhindar dari api neraka dan dapat menambah extra doa keselamatan bagi beliau. Lalu tentang perawatan anak angkat tante Olivia, keluargaku masih menguras kebijakan pemikiran agar lebih tepatnya.

Semoga beliau tenang di alamnya, terhindar dari gelap dan siksa kubur. dan kita sebagai manusia juga pernah merasa salah dan khilaf maka meminta maaflah kesalahan kita terhadap orang lain sebelum orang lain memaafkan kita, dan sholatlah sebelum kita disholatkan dan jangan biarkan qur'an anda di rumah hanya menjadi pajangan bacalah selagi kita masih bisa membacanya karena hidup akan kembali juga kepada tuhannya.

AWAL HIJRAHKU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang