part 8

3.9K 194 2
                                    

Dalam sebuah hadits, Rosulullah saw bersabda, "Tingginya kedudukan wanita atau istri solihah itu dapat disamakan dengan kedudukan hati dalam tubuh manusia. dimana jika hati itu baik, maka tubuh akan baik, begitu pula sebaliknya. Maka, jika seorang istri itu baik, rumah tangganya pun baik, begitu juga sebaliknya."

***

Setelah melakukan sholat istikhoroh dan yakin akan pilihannya Aisyah menerima khitbah dari Imron.

Imron yang mendengar hal ini tentu sangat bahagia, ayah dan ibupun juga merasa sangat bahagia karena putra sulungnya akan segera menikah.

Tidak ingin membuang-buang waktu dan takut jika berlama-lama akan menimbulkan fitnah dan zina, kedua belah keluarga menyepakati jika minggu depan akan dilaksanakan pernikahan antara Aisyah dan Imron.

Azzam Pov

Ketika mengetahui bahwa Aisyah dikhitbah oleh kak Imron kakak iparku sendiri  dari penuturan Zahra, jujur aku sangat terpukul. Tapi dilain sisi aku juga bersyukur karena Aisyah mendapat laki-laki yang baik dan sholih. Tidak dapat dipungkiri bahwa aku masih memiliki rasa terhadap Aisyah, tapi aku tau posisiku sekarang sudah menjadi imam Zahra yang artinya aku menjadi pembimbingnya untuk menggapai ridho-Nya.

Kupikir Zahra akan marah mengetahui ekspresiku yang tiba-tiba berubah dua hari yang lalu, tapi ia justru dengan sabar menghadapi sikapku yang bisa dikatakan sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang suami.
ia justru dengan telatennya merawatku dan mengabaikan perasaannya yang pasti sangat sakit melihat sikapku, pikirku sambil menatap setiap inci wajah istriku dengan lekat.

Mungkin karena merasa terganggu tidurnya Zahra menggeliat dan kaget mengetahui diriku yang tengah menatapnya dengan begitu lekat.

"eughh... M.. Mas.."ucapnya serak khas orang bangun tidur.

Aku menatapnya lembut dan mengecup keningnya sekilas.

Cup..
"Assalamualaikum, pagi bidadariku" ucapku. Sikapku yang biasanya datar pada Zahra mendadak hilang entah kemana.

Zahra membelalakkan matanya dan menganga sangat lucu menurutku.

Aku langsung mengangkat dagunya agar mengatup seperti semula. Ia yang sadar akan perlakuanku akhirnya tersenyum malu-malu dan jangan lupakan pipinya yang sudah bersemu merah akibat perlakuanku.

"Waalaikumsalam, pagi kembali hubby" jawabnya lalu bersembunyi kedalam dadaku mungkin ia malu, lucu pikirku.

"kenapa bersembunyi hmm? " tanyaku.

"Ih mas Zahra malu"  rengeknya.

Istriku ini benar benar, membuatku gemas sendiri pagi pagi.

"Malu ya.. Oh ya ayo solat tahajjud dulu masih jam 03.15"

"Iya mas, yasudah mas dulu wudhu Zahra akan menyiapkan keperluan solat"

"Baiklah" ucapku, lalu bangkit dan kekamar mandi.

Setelah selesai mandi dan berwudhu aku keluar dan mendapati Zahra yang sedang tersenyum sendiri dipinggir tempat tidur.

"Ra, ayo ambil wudhu. Mau mas tinggal?" ucapku.

"ehh, ha? Aduh maaf, iya mas sebentar Zahra wudhu" jawabnya sambil tergesa-gesa.

Sambil menunggu Zahra selesai berwudhu aku memutuskan untuk murajaah surah Ar-Rahman.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

الرَّحْمَٰنُ

Assalamualaikum Bidadari (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang