"Sesungguhnya Allah SWT selalu bersama orang orang yang sabar" (Q.S Al-Anfal : 46)
****
Aisyah pov
Setelah kejadian hari itu, hari dimana aku mendengar mas Azzam mengucapkan kalimat yang sangat menyayat hatiku aku memutuskan untuk berhenti mengharapkannya. Memang itu yang seharusnya kulakukan dari dulu bukan? Tapi rasanya susah sekali untuk melupakan tentangnya. Pikirku.
Aku juga memutuskan untuk terus memperbaiki diri dan mendekatkan diri pada Allah swt. Mungkin ini sudah takdirku jadi aku harus berusaha ikhlas menjalaninya.
"Aisyah sayang, ayah harus kembali ke Beijing untuk mengurus kantor ayah yang disana kamu baik baik disini ya. Ayah sangat menyayangimu. Jaga juga ibu disini, ayah pasti sangat merindukan kalian. Satu lagi, jangan memikirkan Azzam lagi sayang . Azzam sudah menikah, ia sudah mempunyai makmumnya sendiri. Kamu harus ikhlas. Putri ayah pasti akan mendapatkan imam yang jauh lebih baik dari Azzam." Ucap ayah.
Aku tertegun beberapa saat mendengar perkataan ayah, air mataku luruh dihadapan ayah.
"Iya yah, InsyaaAllah Aisyah akan menjaga ibu dan Aisyah juga sudah mengikhlaskan mas Azzam dengan mbak Zahra yah. Aisyah tau Allah SWT tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan kita. Aisyah sayang ayah".
"Iya sayang, ayah juga sangat menyayangimu." jawab ayah sambil memelukku.
"sudah dong jangan nangis, nanti putri ibu cantiknya hilang lo" Ucap Ibu.
"ibuu" rengekku.
Setelah percakapan singkat barusan aku dan ibu langsung mengantar ayah ke bandara.
Deg. Tiba tiba, Saat hendak masuk kedalam mobil setelah mengantar ayah dan berniat untuk pulang aku melihat mas Azzam bersama istrinya sedang berjalan beriringan ke dalam bandara.
Air mataku langsung luruh begitu saja melihat mas Azzam bersama perempuan lain yang tak lain adalah istrinya sendiri, astagfirullah batinku. Ibu yang mengetahui aku yang tengah menangis langsung merangkulku dan mengajakku pulang.
Azzam Pov
Setelah kejadian di Rumah Sakit beberapa hari yang lalu, aku merasa sangat tertekan.
Disatu sisi aku memikirkan bagaimana keadaan Aisyah disisi lain ayah dan ibuku memaksaku untuk honey moon bersama istriku ke Bali. Aku hanya bisa pasrah dan menuruti keinginan ayah dan ibu.
"Mas Zam" panggil Zahra.
"Mas" panggilnya sekali lagi sambil menggoyang goyangkan tanganku.
"Astagfirullah, iya? Ada apa ra?"
"kita sudah sampai dihotel, ayo turun. Sepertinya mas kurang sehat. Zahra akan membuatkan wedang jahe untuk mas sebentar lagi"
"ah iya, maaf Ra. Mas hanya banyak pikiran masalah Rumah Sakit. Yasudah ayo" ucapku.
Setelah sampai didalam hotel aku langsung membaringkan tubuhku diatas kasur sedangkan Zahra ia langsung membuatkanku wedang jahe dan langsung membersihkan diri.
Ia menjalankan tugasnya dengan sangat baik sebagai istri, ia juga solihah tapi entah kenapa rasa cinta itu belum tumbuh dihatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Bidadari (COMPLETED)
SpiritualRating... #167 nikah muda #546 islami #338 konflik #454 hijrah #235 cinta segitiga Kisah ini menceritakan tentang Azzam dan Zahra yang mengorbankan perasaan mereka demi kebahagiaan kedua orang tua mereka serta untuk memenuhi nazar orang tua mereka...