"Karena bahagiaku tercipta ketika kamu tersenyum"
-Aisyah AzzahraSetelah selesai sarapan, aku langsung berangkat ke Rumah Sakit. Dan ya, aku memutuskan untuk menyuruh Aisyah berhenti bekerja, karena sekarang Aisyah sudah menjadi tanggung jawabku. Awalnya ku pikir Aisyah akan menolak karena pekerjaannya merupakan cita-citanya dari dulu. Tapi pikiranku salah, Aisyah mengiyakan permintaanku dan tersenyum sangat manis ke arahku. Dan senyum inilah yang berhasil membuat detak jantungku maratonan pagi-pagi.
hari ini aku bekerja sampai sore, karena ada beberapa operasi yang harus aku lajukan. Setelah selesai melakukan operasi transplantasi ginjal, aku langsung melajukan mobilku menuju rumahku karena jam kerjaku sudah selesai.
Ya sesuai rencana yang sudah disusun oleh Ibu, sore ini Aku dan Aisyah akan pindah rumah. Sedangkan Zahra tetap tinggal dirumah utama bersama Ayah dan Ibuku.
Aku masih tidak habis pikir, aku menikahi dua perempuan sekaligus dalam kurun waktu satu tahun. Membayangkannya saja aku tidak pernah, tapi mau bagaimana lagi aku harus bisa menerima ini dengan ikhlas.
Tidak butuh waktu lama, akhirnya aku sampai di kekediaman Rosyid keluargaku. Aku langsung melangkahkan kakiku dengan sedikit berat.
Tok tok tok...
"Assalamualaikum" Ucapku.
"Waalaikumsalam Zam, eh sudah pulang. Mau makan sore dulu atau mau mandi dulu Zam" Tanya Ibuku.
"Azzam mau mandi dulu Bu. O iya Bu, Zahra ada dimana?" Tanyaku.
"Zahra baru saja tidur Zam, dari tadi dia tidak bisa istirahat. Hanya Zahra saja yang kamu tanyakan, menantu Ibu yang satunya bagaimana?" Goda Ibu.
Aku hanya tertawa pelan.
"O iya Bu, Alhamdulillah kalau Zahra sudah bisa istirahat. Aisyah dimana Bu?" Tanyaku.
"Di atas Zam, lebih baik kamu ke atas. Lihat bagaimana kondisi Zahra dan Aisyah" Jawab Ibu.
"Baik Bu, yasudah Azzam ke atas dulu" Ucapku, lalu sedikit berlari ke lantai atas.
Sampainya didepan kamar Zahra dan Aisyah aku bingung sendiri mau melihat istriku yang mana dulu.
Karena kamar Zahra dan Aisyah bersebelahan. Tidak ingin pusing-pusing memikirkan hal itu, aku langsung masuk ke kamar Zahra.
Setelah sampai didalam kamar, aku mendapati tubuh mungil istriku yang terlelap dengan wajah damainya yang selalu bisa menggetarkan hatiku selama hampir dua bulan ini.
Aku mendekat ke arah Zahra yang tertidur pulas lalu duduk disampingnya. Aku mencium keningnya lama lalu beralih ke kedua pipinya yang berhasil membuatku gemas setiap waktu.
"Maafkan Mas sayang, Mas tidak bisa menjaga keluarga kecil kita sehingga cobaan sebesar ini menerpa kita" Ucapku parau.
Lalu ku cium sekali lagi kening istriku yang nampak begitu tenang dalam tidurnya.
Kemudian aku beranjak dari sana, sebelum itu aku meletakkan martabak telur pesanan Zahra tadi pagi setelah sarapan.
Aku melangkahkan kakiku menuju kamar Aisyah yang dulunya aku tempati bersama Zahra.
"Assalamualaikum" Ucapku.
Aisyah yang sedang menata baju-bajunya kedalam koper sedikit terkejut mendengar suaraku lalu tersenyum ke arahku. Senyuman yang beberapa tahun lalu berhasil membuat tubuhku membeku seketika dan membuat jantungku berpacu diatas rata-rata.
"Waalaikumsalam Mas" Jawabnya, lalu menghampiriku dan mencium tanganku lembut.
Tubuhku menegang seketika mendapat perlakuan kecil seperti ini dari Aisyah. Perempuan yang pernah selaku ku sebut dalam setiap doaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Bidadari (COMPLETED)
SpiritualRating... #167 nikah muda #546 islami #338 konflik #454 hijrah #235 cinta segitiga Kisah ini menceritakan tentang Azzam dan Zahra yang mengorbankan perasaan mereka demi kebahagiaan kedua orang tua mereka serta untuk memenuhi nazar orang tua mereka...