"Aku mau pisah sama mas" Ucapku tegas dan tidak terbantahkan.
Aku dapat merasakan rahang kokoh mas azzam mengeras dan tatapannya berubah dingin kepadaku, tetepi itu hanya sebentar karena detik berikutnya mas azzam tersenyum sendu ke arahku.
"Kita bicarain baik baik ya syah, ayo ke kamar zahra gak enak bicara disini" Ucap mas azzam sambil menggapai tanganku dan zahra lalu menarik kami kedalam kamar.
Setelah sampai didalam kamar Zahra terjadi keheningan yang cukup lama antara aku, mas azzam dan zahra.
"Kamu serius mau pisah sama mas?" Tanya mas Azzam sambil menatap netraku dalam.
Jantungku berdetak tidak karuan saat ini, ya Rabb bagaimana ini. Aku tidak ingin terus menjadi duri di pernikahan zahra dan mas azzam, tapi aku juga masih mencintai mas azzam meskipun tidak sebesar dulu karena setengah perasaanku sudah dimiliki mas imron.
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali untuk mengenyahkan pikiranku yang memprovokasi untuk mempertahankan pernikahan yang seharusnya tidak terjadi ini.
Aku mengangguk pelan dan setetes air mataku jatuh begitu saja tanpa aku hendaki aku langsung beranjak dari sana dan bergegas meninggalkan dua pasutri yang seharusnya sudah berbahagia tapi hal itu tidak terjadi karena kehadiranku.
Sebelum sampai kepintu aku diam sebentar lalu berkata.
"Surat perceraian akan aisyah urus secepatnya" ucapku pelan namun pasti dan aku langsung melangkahkan kakiku keluar dari sana karena detik berikutnya air mataku tidak bisa aku bendung lagi.
Aku langsung memutuskan untuk mengambil kunci mobilku di kamar dan keluar rumah untuk menenangkan pikiranku, tujuan utamaku adalah rumah fahmi.
Azzam pov
setelah pulang dari masjid aku melihat zahra dan aisyah menangis pilu sambil berpelukan, aku langsung mempercepat langkahku dan menanyakan apa yang terjadi.Dan setelah mendengar penuturan Aisyah aku langsung menegang, bagaimana tidak. Aku masih sangat mencintai Aisyah lalu aisyah meminta berpisah dariku apalagi mengingat kondisi mentalnya yang sangat terguncang setelah kejadian ingatannya kembali tadi malam.
Zahra langsung memelukku dari samping setelah Aisyah keluar dari kamar untuk menenangkanku.
"Mas, zahra yakin mbak aisyah sedang sangat tertekan saat ini jadi mbak aisyah membuat keputusan seperti ini. Zahra dapat melihat cinta mbak aisyah untuk mas, mas jangan biarkan mbak aisyah per.. Huwekkk" Belum sempat zahra menyelesaikan ucapannya morning sick nya langsung datang lagi.
Aku yang khawatir langsung berlari menuju wastafel membantu mengurut tengkuk zahra.
"Huwekk.."
Cairan bening keluar dari mulut zahra, aku tidak terlalu kaget mengingat usia kandungan zahra baru memasuki 4 bulan.
Tapi setelah zahra berbalik menghadap ke arahku aku langsung melihat wajah pucatnya dan badannya sangat lemas.
Aku langsung membopongnya ke kamar dan membaringkannya dikasur.
"Mas telfon leya dulu" Aku langsung mendial nomor leya dan menyuruhnya kerumah saat ini juga.
Setelah menunggu beberapa lama akhirnya leya sampai ke rumahku dan aku langsung saja menyuruhnya memeriksa keadaan zahra.
Aku memutuskan untuk menunggu zahra yang sedang diperiksa oleh leya diluar, karena pikiranku sedang tidak jernih.
Aku juga memikirkan bagaimana keadaan Aisyah, aku tau bahwa Aisyah pergi tadi membawa mobil pemberianku setelah menikah lima hari.
Aku langsung teringat fahmi dan berniat langsung menelfonnya tapi sebelum aku berhasil mendial nomor fahmi leya terlebih dahulu keluar dan aku membatalkan niatku untuk menelfon fahmi.
Aku langsung menanyakan bagaimana keadaan zahra pada leya.
"Zahra terlalu banyak pikiran zam, lu seharusnya bisa ngontrol emosi istri lu. Itu sangat berdampak pada janin yang ada di rahim zahra, gua saranin lu lebih perhatiin lagi emosi istri lu. Gua udah suntik obat penenang buat zahra dia sekarang tidur, selebihnya gua yakin lu paham." Ucap leya lalu menepuk bahuku pelan dan berlalu meninggalkan kediamanku.
Aku langsung bergegas masuk kedalam kamar untuk melihat keadaan zahra.
Bibir ranumnya sudah tidak sepucat tadi namun tetap saja aku sangat khawatir dan merasa gagal menjadi suami yang baik untuk zahra.
Aku membelai pipinya pelan dan mengecup keningnya lama.
"Maaf ra, aku gagal jaga kamu sama calon anak kita" Batinku, aku memilih keluar dari sana dan memutuskan untuk menanyakan keberadaan aisyah pada fahmi.
'halo mi, aisyah ada dirumah kamu?' Tanyaku to the point.
Ya semenjak Aisyah menikah denganku aku memutuskan untuk menggunakan aku kamu pada fahmi sebagai bentuk rasa kekeluargaan.
"Ya, aisyah ada disini dia memaksaku untuk mengantarnya ke makan mas imron dan menyuruhku mengurus perceraiannya denganmu" Ucap fahmi dingin, aku bisa merasakan bahwa dia sedang marah padaku karena kelalaianku menjaga istriku.
"Aku akan kesana kamu jaga Aisyah sebentar" Jawabku tegas dan langsung ku putuskan sambungan secara sepihak.
Aku tidak peduli jika fahmi menyumpah serapahi kelakuanku yang seenak jidat mematikan sambungan telepon yang terpenting aku harus memastikan keadaan Aisyah baik baik saja.
Sebelum benar benar pergi dari rumah aku menyuruh mbok untuk menjaga aisyah dan aku mengirim pesan pada izza untuk datang kerumah dan menemani zahra sebentar.
Setelah memastikan izza sampai dirumah aku langsung mengantarnya menuju kamarku dan zahra, izza yang tingjat ke ingintahuannya sangat tinggi langsung memberiku pertanyaan beruntun. Aku menjelaskannya sebentar dan izza hanya mengangguk nganggukkan kepalanya lalu menyuruhku langsung menemui Aisyah dan berjanji akan menjaga zahra dengan baik.
Aku langsung berlari menuju parkiran dan melajukan mobilku dengan kecepatan diatas rata rata.
Aku membawa mobilku dengan lihai meskipun masih mendapat sumpah serapah dari para pengemudi lain, saat lampu merah sudah hijau handpone ku berdering dan menampilkan nama reza sana.
Aku langsung mendial tombol hijau dan menyambungkannya melalui headset bluetooth.
'Halo za, waalaikumsalam ada apa?' Tanyaku.
'Gua di singapore sekarang, gua keliatan mas imron di area rumah sakit barusan sama mertua lu' Ucap reza.
aku yang mendengar hal itu langsung tidak fokus pada jalan dan mengakibatkan mobilku menabrak pembatas jalan.
Cittt bbrakk....
.
.
.
.
.Assalamaulaikum readers, penulis kembali lagi sesuai janji penulis hari ini penulis up cerita assalamualaikum bidadari. Happy reading❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Bidadari (COMPLETED)
EspiritualRating... #167 nikah muda #546 islami #338 konflik #454 hijrah #235 cinta segitiga Kisah ini menceritakan tentang Azzam dan Zahra yang mengorbankan perasaan mereka demi kebahagiaan kedua orang tua mereka serta untuk memenuhi nazar orang tua mereka...