Part 13

3.6K 165 3
                                    

Bersabarlah ketika ditimpa musibah, latahzan innallaha ma'assobirin.

-----------------------------------------------------------

"Assalamualaikum, ya halo" Ucapku.

"......." Ucapnya.

"A..apa?" Jawabku terbata, seketika mataku langsung memanas dan jiwaku seakan di tarik paksa dari ragaku.

"........" Jawabnya.

Rahangku langsung mengeras seketika, air mataku luruh begitu saja. Setelah sambungan terputus, aku langsung beranjak dari kamar dan menyambar kunci mobilku lalu berlari ke arah bagasi.

Aku langsung memacu mobilku kencang setelah memberi tahu Mang Asep untuk menjaga rumah dan Zahra.

Aku tidak bisa berpikir jernih sekarang, pikiranku hanya tertuju pada dua orang yang tengah berjuang melawan maut dirumah sakit.

Karena hari sudah malam, aku dengan gampangnya menerobos lampu merah dan mengabaikan umpatan umpatan yang dikeluarkan oleh pengguna jalan karena aku melajukan mobilku dengan sangat kencang.

Setelah bergulat dengan jalanan yang bisanya memakan waktu setengah jam hanya aku tempuh 15 menit akhirnya aku sampai juga di Rumah Sakit Indah.

Aku langsung keluar dari mobil dan berlari menelusuri koridor rumah sakit yang tidak terlalu ramai karena hari sudah malam.

Ketika sampai di depan UGD aku langsung menghampiri kedua orang tuaku dan orang tua Zahra serta kedua orang tua Aisyah yang tengah menangis melihat anaknya tengah berjuang melawan maut didalam sana.

Nafasku tercekat melihat Ayah mertuaku menangis mengingat Ayah mertuaku tidak pernah menunjukkan air matanya didepan kami.

"Yah, Bu apa yang terjadi? Kenapa bisa seperti ini" Tanyaku gemetar.

Tidak ada yang membuka suara mereka hanya terisak dan terus menangis. Aku sangat geram melihat mereka tidak ada yang mau menjelaskannya padaku.

Saat hendak meninju dinding karena kesal tiba-tiba ayah mertuaku menepuk bahuku dan membawaku duduk di kursi tunggu.

"Ayah akan jelaskan, tadi Imron dan Aisyah berniat untuk langsung pulang ke rumah. Tapi, ditengah perjalanan tiba-tiba ada truk yang melaju sangat kencang dari arah yang berlawanan menghantam mobil yang dikendarai Imron dan Aisyah kejadian itu persis terjadi didepan Ayah. Mobil kami berada di belakang Imron, Imron tidak sempat menghindar dan akhirnya kecelakaan itu terjadi." Ucap Ayah, sambil menghapus air matanya kasar dan menghampiri Ibu Zahra yang tangisnya semakin pecah.

Tubuhku bergetar hebat, mengetahui hal ini.

Belum sempat aku menguasai diriku sendiri tiba-tiba Ibu Zahra pingsan. Sontak semua orang tambah panik dan kalang kabut.

Aku memutuskan untuk membantu Ayah mertuaku membawa Ibu ke ruang rawat.

"Sus, cepat tangani Ibu saya" Ucapku.

"Baik Dok" Ucapnya.

Aku langsung menyuruhnya memanggil Reza mengingat kondisiku yang tidak memungkinkan untuk memeriksa pasien.

Assalamualaikum Bidadari (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang