👑Dua belas👑

51 11 0
                                    

Kami berjalan melewati kelas kelas dengan para gadis yg terus menatap kami sinis. Aku kira manusia tak akan sama seperti keluarga kerajaan hutan, yg selalu menandai setiap orang dengan tatapan yg sangan menggangguku. Jujur rasnya aku ingin menggigit dan menghisap semua darah mereka agar mereka tau siapa aku dan berhenti menatap kami dengan tatapan menyedihkan itu.

"Dasar makhluk menyedihkan, kalian hanyalah segumpal darah yg dibungkus kulit dan diberi nyawa" gumamku terus sepanjang jalan.

"Sudah lah ge, abaikan saja mereka. Mereka hanya terpesona dengan pesona kita yg tak banyak dimiliki oleh para pria di dunia ini" Yaowen menepuk bahuku pelan.

"Hu'uh, Yaowen benar. Lu juga tau kan kita punya pesona yg tak banyak orang yg punya, itu lah kelebihan vampire" Chengxin membisikan kata 'vampire' ditelingaku, entah karna dia memang mendalami tugas atau dia juga mulai terpesona dengam salah satu gadis makhluk menyedihkan itu.

"Hmmm" aku memutar bola mata ku malas. Malas dengan semua ucapan yg sudah aku tau dan malas akan dunia yg membosankan ini.

"Ge, gw duluan ya. Depan sana kelas gw. Semoga kelas kalian gk jauh dari sini" yah depan sana adalah kelas Yaowen, kelas VII-V.

Biar aku kasi tau sedikit tentang sekolah ini. Disini semua tingkatan ada hanya berbeda daerah saja. Dan daerah kelas Yaowen juga Yaxuan masih bisa dikata daerah depan, lalu kelas ku dan Chengxin ada di bagian tengah, dan yg paling belakang adalah kampusnya. Tak begitu berjauhan, namun semua selalu terpisah oleh koridor yg teramat panjang. Tiap daerah punya lahan parkir kendaraan masing masing, maka dari itu yg ada di parkiran depan kebanyakan kendaraan yg dipakai anak daerah depan, dan begitu juga selanjutnya.

"Ah ge, gw duluan ya. Di depan sana kelas gw tuh" kini Yaxuan pergi ke kelasnya. Hanya tersisa aku dan Chengxin sekarang, aku tau pasti kelas aku dan Chengxin kalau tak bersebelahan paling satu kelas.

Kali ini aku dan Chengxin sudah sampai perbatasan daerah. Ternyata perbatasan ini hanyalan pagar besi setinggi 5 meter dengan cat berwarna hijau serta dua pintu yg dijadikan gerbang yg hanya setinggi 2,5 meter. Tak butuh waktu lama kami mulai memasuki daerah tengah. Mungkin selera manusia tak begitu rendah di bagian sini. Terlihat ada lukiran 3D di setiap dinding kelas, ada yg bernuansa flora dan ada juga fauna bahkan ada yg bergambar pemandangan alam.

"Cukup bagus, sekarang lu gk akan terlalu bosan dengan sekolah. Yah menurut gw sih, ini lebih baik dari sekolah berburu kita sebelumnya yg cuma ada arsitektur dari abad pertengahan" Chengxin berjalan sambil tersenyum melihat dinding. Yah menurut aku juga ini lumayan dan memang benar juga ini lebih baik dari pada sekolah berburu kita.

"Chengxin, lu sama gw sekelas gk?" aku menatap Chengxin dengan tatapan biasa saja, tak seperti nya yg selalu excited dengan lukisan.

"Gk tau tuh, gw liat di buku gw kls XI-IV. Klo lu kelas mana?" Chengxin masih tersenyum sambil memandangi setiap dinding dengan teliti bagaikan setiap titik dia teliti.

"Berarti kita beda ya. Gw kelas XI-II"

"Gah cuma kehalang 1 kelas aja lah, santai istirahat kita cari tempat menyenagkan" Chengxin berhenti menatap dinding, kini ku lihat pandangannya tertuju pada seorang gadis berambut coklat bergelombang sebatas sikutnya yg sedang berdiri di ambang pintu kelas X-V.

"Chengxin, lu ngapain sih? Lu jangan sampe jatuh cinta sama makhluk menyedihkan itu" aku menepuk bahu Chengxin agar dia tersadar dari lamunanya.

"Ah mana mungkin gw suka sama manusia. Gw masih suka ke sesama vampire kok, tenang aja" kami bergegas berjalan tapi tetap saja Chengxin menoleh kebelakang untuk melihat gadis itu.

Tak lama aku sampai didepan kelasku. "Chengxin, gw duluan masuk ya. Inget pesen gw, lu jangan sampe jatuh cinta"

"Iyah ah, tenang aja napa sih. Lu terlalu kaku kaya renginang. Selow aja lah kaya karet, mengikuti keadaan" Chengxin menaikan sevelah alisnya beberapa kali sebelum berjalan menjauh.

Aku memasuki kelasku, di dalam sana sudah cukup ramai. Aku langsung melirik kursi paling pojok dekat dengan jendela yg menunjukan pemandangan taman belakang sekolah. Kebetulan juga, di meja itu tak ada nama tertempel jadi aku bisa menempati meja itu tanpa perlu berdebat dengan pemilik meja tersebut.

Aku mengeluarkan ponselku dari saku celana ku. Aku mencari tahu cara memakai benda ini. Tiba tiba ada seorang gadis datang menghampiri aku yg sedang fokus pada layar ponsel ini. Gadis yg sangat jelek, dengan rambut coklat lurusnya yang sepinggang di tambah manik mata yg berwarna coklat gelap.

"Hai, boleh kenalan gk?" gadis itu memposisikan duduk di kursi sampingku. Aku masih tak memperdulikannya. Meski dia jungkir balik dari puncak gunung juga aku tak akan pernah peduli.

"Hei, aku sedang berbicara padamu. Apa kau tuli atau bagai mana?" gadis itu memerah saat marah.

"Bisa gk lu gk usah ganggu gw?" gadis dari kursi depan langsung memperhatikan kami.

"Hei, bisa tidak kau berbicara sopan di area sekolah? Ingat ini sekolah bukan rumahmu" teriakan dari seorang gadis yg aku rasa itu adalah temannya gadis ini.

"Sudahlah Yue, dia kan murid baru, mungkin belum tau banyak tentang aturan sekolah ini" ucap gadis sebelahku ini, yg awalnya dia marah tapi saat melihat temannya lebih emosi, emosinya mereda. "Oya, kenalan aku Meigui, Zhang Meigui" sambungnya.

"Ok dengerya, saya gk peduli anda siapa, saya juga gk tanya nama anda siapa. Tolong anda gk usah deket deket saya, saya risih dengan kehadian anda disini" terlihat teman temannya mulai mendekati ku. Seperyinya mereka marah.

"Aduh kamu nih kenapa sih? Dia bukan orang baik" ucap seseorang yg berambut pendek dengan warna hitam legam.

"Iyah meigui, kamu lebih baik sama anak kelas sebelah aja, yah memang dia sodaraan sama dia, tapi seenggaknya sebalah itu lebih ramah. Kata junlin sih gitu" kini orang yg dipanggil 'Yue' itu angkat bicara, namun ini lebih halus.

"Cih, Chengxin. Lungapain sih baik sama makhluk kaya beginian" aku bergumam dalam hati sambil mengotak atik ponsel ku dengan penuh penekanan di setiap sentuhannya.

D E N J E LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang