👒DELAPAN BELAS👒

42 6 0
                                    

•••Wang Jian POV•••

Aku menatap kepergian murid baru itu. Dia pergi sambil berlari. Saputangan nya ada sebuah gambar tulip berwarna merah dengan pita emas di ujung kain ini. Aku mencium baunya, wangi seperti buah Chery yang baru dipetik.

"Eumm wangi nya menenangkan, akan aku kembalikan ini besok. Aku juga penasaran kenapa dia tiba tiba Memelukku tadi. Pelukan yang sangat hangat"

Aku terus membayang kan kejadian tadi. Dia baik juga meski terlihat dingin dari luar, aku percaya ada kehangatan dihatinya.

Aku pun turun dari lantai 2 menuju kantin, sapu tangan itu aku simpan di saku jas ku. Sambil berjalan aku sesekali memasukan tangan kanan ku dan mengusap usap sapu tangan itu, sangat lembut itu lah yg aku rasakan.

Saat sampai di kantin, aku memesan bakpau ayam 4 buah, yah terlihat rakus dan seharusnya aku gendut dengan makan sebanyak itu, tapi karna kerja perutku cepat aku tak gendut.

Aku duduk di bangku berwarna peach yg sudah agak terkelupas di beberapa bagian. Tak sengaja mata ku menuju bangku di pojok kanan dari tempat ku duduk. Disana dia orang yg memberiku saputangan ini sedang duduk sambil membaca buku berwarna hitam yang sudah agak usang.

"Aku samperin ah, aku lupa namanya siapa, atau dia belum bilang namanya yah? Ah sudah lah aku samperin trus tanya aja"

Tepat saat aku berdiri pelayan yg membawa nampan dengan 4 bakpau datang.

"Ini bakpau ayam pesanan nya" Ucap nya sambil membungkukan badan sedikit.

"Terimakasih" Balas ku sambil sedikit membukukan badan juga.

Aku membawa nampan ku dan datang menghampirinya, aku akan berbagi bakpau ini. Baru kali ini loh aku mau berbagi bakpau😂

Dia melihat aku datang. Dia langsung menutup bukunya dan berdiri. Aku spontan menyimpan nampan ku dan menahan tangan nya. Tangan nya dingin, itu yang aku rasakan. Padahal menurut ku cuaca sedang panas. Ah mungkin dia sedang kurang enak badan.

"Tunggu, kenapa kamu jadi menghindar? Apa ada yang salah dengan ku? Bukan kah tadi kau memeluk ku?" Dia refleks melotot dan memperhatikan sekitar.

"Saya tak sengaja tadi, tak usah kau ungkit lagi. Aku mau kembali ke kelas ku, lepaskan tangan ku, sekarang" Ucap nya sambil memandang tangan nya yg di pegang oleh ku.

"Tapi makan lah dulu bersama ku, aku sudah memesan 4 bakpau, aku tidak akan bisa menghabiskan nya sendirian" Aku memperkuat genggaman ku.

"Itu salah kau memesan terlalu banyak, aku tak suka makanan seperti itu, jadi tak usah menahan ku lagi" Dia memutar tangan nya dan pergi meninggalkan ku disitu.

Aku menarik kursi kasar, dan duduk dengan sebal. Aku melahap bakpau itu dengan penuh emosi.

"Aku bisa kok makan semua ini, kan aku berusaha baik pada mu"

Aku terus menatap pintu keluar itu dengan kesal. Dia mengabaikan ku seperti itu. Aku melirik ke arah jendela, dia ada di sana menatap ke arah ku, aku ingin tersenyum tapi perbuatan nya tadi membuat ku kesal.

Saat aku membalikan wajah, entah datang dari mana ada gege Yuan dan gege Junkai yg duduk di sebrang ku.

Gege Yuan yg asal ambil aja bakpau terakhir ku dengan santainya. Sedangkan, gege Junkai dia sedang minum jus lemon dengan ekspresi ke asaman yg bikin aku tertawa terbahak bahak.

"Gege harus gini dulu ya biar kamu gk badmood kaya tadi?" Gege Junkai bertanya dengan raut wajah nya itu, dia langsung membelah bakpau yg di tangan Yuan dan memakan nya.

"Gege asal ambil aja, beli dong, Yuan kan lagi laper tau" Dengan polos nya dia bilang gitu sambil ngambil lagi bakpau yg masih tersisa di tangan gege Junkai.

"Dih gk ngaca lu, kan lu juga ngambil punya Jian" Mereka malah berantem. Emang ya, punya gege yang sama sama gesrek itu susah, bawaan nya ngebatin mulu.

"Udah deh kalian gk pernah akur, cape Jian tuh denger kalian berantem mulu, bisa gk sehari aja kalian gk berantem? Pengang tau kuping Jian ini" Aku menggebrak meja dan pergi ninggalin mereka. Samar samar aku mendengar mereka saling menyalahkan.

Mumpung bell masuk masih lama, aku berniat untuk jalan jalan dulu. Aku berjalan menyusuri benteng pemisah sekolah ini. Aku suka dengan keindahan taman nya, sungguh hijau daun nya, warna warni bunganya, dan sangat wangi rasanya. Membuat aku tenang.

Aku bersalah sambil menutup mata untuk menikmati aroma ini. Tiba tiba aku menabrak seseorang yang tinggi. Aku terjatuh, saat aku buka mata. Ternyata itu gege Cheng Xin. Dia langsung mengulurkan tangan nya itu.

"Kamu gak kenapa napa kan? Maaf ya, aku menghalangi jalan mu" Dia menarik ku berdiri, senyuman nya sunggu membuat ku tenang.

"Ah itu aku yg salah gege, tadi aku berjalan sambil tutup mata jadi gk liat ada gege disini. Oh ya, gege ngapain ada disini?" Kita berjalan menelusuri tempat ini.

"Oh, aku suka dengan arsitektur nya, sangat detail, indah sekali. Keluarga ku, sangat menyukai keindahan, begitupula dengan aku" Ucap nya sambil melirik ku dan tersenyum manis.

'Bukan keindahan seni yg hanya terdapat pada dirimu gege, wajah mu, senyuman mu, semua dari diri mu itu indah'

Tak sadar aku, dia menarik ku untuk duduk di sebelah nya. Duduk di atas hamparan rumput hijau, di bawah rindang nya pohon, dengan jejeran bunga disekitar.

"Jian, gege mau tanya nih, boleh gk?" Tangan nya tak bisa diam, dia mengelus elus dan merapihkan poni ku. Itu membuat ku meleleh, jantung berdebar tak karuan hingga memikirkan bahwa dia ingin menajdi kekasih ku.

"Tanya aja, kalo Jian bisa jawab, pasti Jian jawab kok" Tangan nya terus saja memainkan poni ku, seperti sedang mencari posisi pas untuk setiap helai nya.

"Apa benar malaikat itu tak bersayap? Karna gege sekarang berasa seperti sedang bersama malaikat dari surga" Jemarinya mengelus pipi ki dan berhenti di hidung, kemudian mencubit nya dan menggerakan ke kanan dan kiri.

"Ihhh gege apa sih, sakit tau. Jangan gombal deh" Tangan ku langsung menarik tangan nya agar melepaskan cubitan nya.

"Tapi gege serius loh, kamu itu kaya malaikat tak bersayap. Selain cantik, manis, sering tersenyum, baik juga. Beruntung deh siapa pun yang jadi pasangan kamu" Dia merupakan badan nya, dan kedua tangan nya di silang untuk menjadi alas kepala. Dia menutup mata sambil tersenyum, sungguh manis.

'Ge, gege itu orang nya. Gege yg bikin aku luluh dengan semua ke indahan yang ada pada gege. Tapi aku sadar, aku tak pantas untuk gege'

Aku ikut berbaring di sebelah nya, menatap nya yang masih menutup kedua matanya.

D E N J E LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang