👒ENAM BELAS👑

34 7 3
                                    

••• Wang Jian POV •••

"Haduh balik lagi kesekolah deh hari ini. Padahal kan hari ini ada ujian pelajaran matematika, ah padahal mereka ngajak pikniknya hari ini aja biar gk usah sekolah sekarang. Mana belum ngapalin seharian kemaren kan sama para makhluk laknat itu"

Aku terus saja ngedumel sepanjang lorong. Tiba tiba saja ada orang yang merangkul ku dari belakang.

"Helo beybeh ku ter muah muah muah"

Suara nyaring nya itu membuat telinga ku sedikit pengang. Padahl baru aja kemaren telinga ini istirahat dari suara cempreng mya dari seorang nyai Chiyi.

"Bisa gk sih lu santuy gituh, my kuping is sakit, do you know?"

Aku menggosok gosok telingaku dengan telapak tangan, menandakan aku tak menyukai suaranya yang terlalu keras yang membuat telinga pengang.

"Aduh beybeh, kalo gk bisa bahasa Inggris gk usah maksain, biar nanti aqoeh saja yang translate buat kamu beybeh muah muah muah"

Aku memutar bola mata dan berlari menuju kelas. Menghindari halu nya si nyai Chiyi.

"Huhhhhhhhh"

Aku menarik nafas panjang, saat sampai di depan ambang pintu kelas. Aku merapihkan pakaian yang agak berantakan dan masuk ke dalam kelas dengan alay nya.

"Hellow everybody. Jian is back. Kalian kangen gk? Kangen gk? Ohhhhhhh aku tau kok kalian kangen aku, tenang aja aku udah balik lagi kok"

Krik krik krik krik

Semua mata menatap aku dengan tatapan yang tak biasanya, aku liat kebelakang ku ternyata ada guru bahasa Inggris.

"Walyau, kok ada penampakan sih pagi pagi, kan baru aja jam 6.50 gila gila aja nih emak emak dah di kelas"

Aku menggumam dalam hati, sambil nyengir kudanil ke arah guru.

"Eh mis. Udah dateng aja, sehat mis? Long time no see. Jian kangen loh. Heheheh"

"Kamu kenapa baru sampe? Liat jam, ini udah masuk jam pelajaran saya. Kamu telat 20 menit tau"

Aku melirik jam tangan ku yg melingkar di tangan.

"Lah busyet, kok udah jam 7.25 lagi sih? Si ibu punya kekuatan apaan etdah, perasaan tadi baru jam 6.50"

"Hehehehehe. Maaf mis, tadi ada tragedi ban motor meletuk"

"Saya gk terima alasan apa pun, kamu telat berarti harus di hukum"

Aku menyatukan kedua telapak tangan dan memohon dengan kedua tangan di atas kepala.

"Ampun ni saya mis, saya kan baru kali ini telat"

"Iyah, telat nya kamu baru kali ini yang paling cepet. Biasanya kamu telat dan gk ikut jam pelajaran saya, sedangkan guru lain kamu selalu ada"

"Maapin mis. Janji gk akan ngulangi lagi deh, suwer"

Aku mengangkat 2 jari setinggi telinga.

"Gk, kamu tetap saya hukum. Sekarang kamu pergi ke koridor, lalu tunggu saya di sana"

"Yahhh mis. Kok gitu sih? Disana kan gk ada kursi, pegel dong nantinya. Masa gk kasian sama jian yang imut imut ini sih mis"

"Saya gk mau tau, keluar sekarang"

"Iya deh Iya"

Aku berjalan keluar jelas, dengan tas yang masih tergantung di pundak. Aku merasa sedikit menyesal, kenapa harus lari ke kelas, kenapa gk ke kantin aja kaya biasanya. Semuanya gara gara chiyi, aku jadi lupa kalo sekarang pelajaran guru itu.

Aku berdiri di lorong sendirian, keadaan lorong si jam segini masih cukup gelap. Cahaya yg terlihat hanya dari 2 titik saja. Yaitu, dari ujung lorong yang mengarah ke taman SMA dan ujung yang mengarah ke arah lapangan utama.

Aku melihat tali sepatu ku lepas, aku berjongkok untuk mengikat tali sepatu ku lagi. Tiba tiba saja ada sepasang kaki di hadapan ku, aku melihat ke atas. Muka nya tak cukup jelas di kegelapan ini, dia mengulurkan tangan ke arah ku. Aku memegang tangannya. Sangat halus, itu lah yang terasa oleh ku saat memegangnya.

"Hai, kau sedang apa di lorong gelap seperti ini sendirian?"

Saat aku telah berdiri sempurna, aku baru bisa melihat wajahnya. Sangat tampan, senyumannya sungguh manis, tatapan mata yang sejuk dan penuh ke tulusan

"Ah, ini aku sedang di hukum. Oh ya, gege ini murid baru ya? Aku baru melihat gege sekarang"

Aku tak henti henti nya menatap matanya, sungguh menenangkan.

"Iyah, aku murid baru di sini. Perkenalkan nama ku Chengxin dari kelas XI - IV"

Dia lagi lagi mengulurkan tangannya, aku menjabat tangannya, benar benar halus sekali tangan nya, bagaikan dari kecil di tiap hari nya dia tak pernah menyentuh barang apa apa saking halusnya.

"Perkenalkan aku Jian dari kelas X - III. Salam kenal ya gege Chengxin"

"Iyah salam kenal juga. Oh ya, aku pergi dulu ya. Aku harus beli pulpen"

Dia pergi dengan berlari, mungkin pelajaran nya sangat penting sampai dia buru buru. Tapi saat ku cium tangan ku, sangat lah wangi. Ini wangi dari vanilla, sangat lah wangi dan rasa lembut tangannya terus terasa.

"Ohhhh dia gege yang aku idamkan, tak seperti 2 gege ku, mereka sangatlah bobrok"

Aku terus membayangkan nya, senyumannya sangat manis hingga aku tak menyadari bahwa di depan ku sudah ada guru itu lagi.

"Wang Jian, ikut saya ke ruangan saya"

"Baik bu"

Aku pergi mengikutinya dari belakang, entah mengapa dia terlihat lebih gendut lagi kalo di lihat dekat begini.

D E N J E LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang