👑TUJUH BELAS👒

31 7 0
                                    

•••Ma Jadi POV•••

"Ini sangat membosaaaaaannnkaaaaan kapan sih pelajaran ini berakhir? Sungguh pelajaran yg aneh, di dunia ku mana ada pelajaran kaya gini. Huffffffff"

Aku terus menggumam dalam hati, berharap semua cepat berakhir. Aku ingin segera pulang ke dunia ku. Aku rindu semua yg ada disana dan baru kali ini aku merindukan ayah.

Awalnya cukup menyenangkan tanpa celotehan ayah, tapi entah mengapa aku lebih memilih celotehan ayah dari pada guru dan pelajaran aneh di dunia manusia ini. Semuanya benar benar aneh. Seperti mereka mengarang semua tentang sejarah manusia, kenapa gk tanya bangsa vampir aja yg sudah hidup ribuan tahun. Mereka benar benar bodoh.

Tringggggggggggggg

"Yes akhirnya bell yg aku tunggu tunggu terdengar juga. Lama sekali sih ah"

Aku bersorak dalam hati sambil mengepal tangan kanan dan menariknya kebawah.

"Baik anak anak, pelajaran saya cukup kan untuk pertemuan kali ini. Tolong tugas di halaman 142 di kerjakan di buku kalian, dan untuk kamu anak baru, jika saya sedang menerangkan tolong perhatikan saya jangan banyak melamun"

Semua mata tertuju padaku, entah mengapa itu cukup membuat ku jadi gugup.

"Ba... Baik"

"Hey jiaqi, knp jadi gini sih? Mereka punya kekuatan atau gimana sih? Kok lu jadi gugup gitu"

Lagi lagi menggumam kan hal yg menyebalkan cukup membuat ku kembali ke sifat asli ku yg keras kepala.

Aku memasukan kedua tangan ke saku celana dan berjalan keluar untuk menemui teman teman ku. Kami sepakat akan mencari tempat minum bersama, karna tak mungkin jika kita harus minum di depan umum.

"Jiaqi, gimana pelajaran dikelas? Apa menyenangkan? Hahahahaha"

Chengxin meledek ku, dia tau aku ini mudah bosan dan malas dengan hal seperti ini.

"Tak usah meledek"

Aku hanya menimpali nya dengan tatapan datar, itu cukup membuat nya kembali diam.

Sekarang kita sudah berkumpul, kami bingung harus kemana, kami juga belum tahu seluk beluk sekolah ini.

"Hei, yaowen nanti bisa gk nemenin aku buat pergi ke lab buat ambil alat?"

Tiba tiba cewe dengan rambut lurus datang menghampiri yaowen, dia memanggil nya sambil menepuk pundaknya. Dasar manusia tak tau diri.

"Iyah, itu gampang"

Setelah mendapatkan jawaban dari yaowen, cewe itu langsung pergi meninggalkan kami.

"Siapa dia? Pacar mu di dunia manusia?"

Lagi lagi chengxin meledek, dia memang tak pernah bosan meledek dan menjahili kami. Ledekan nya itu di sambut oleh gak tawa dari gege jing Yuan dan yaxuan, aku hanya menatap mereka dengan tatapan datar ku.

"Ayolah ge, jangan selalu datar seperti itu. Tersenyumlah ge, kami rindu senyum dan tawa mu itu"

Yaxuan meletakan ujung jari telunjuk kanan dan kirinya di dua ujung bibir ku, kemudian dia menarik nya ke atas.

"Lihat lah, kau sangat bagus juga ker senyum ge"

Yaowen pun bicara dengan nada yang menahan tawa.

"Sudah sudah, ayo kita ke rooftop saja, ku tau ada tangga menuju rooftop di ujung sana"

Yah, itu lah kelebihan gege jing yuan. Dia bisa melihat menembus dinding untuk mencari jalan.

Kami pun tanpa omongan lagi langsung berjalan sambil membawa botol masing masing mengikuti intruksi gege jing Yuan,  benar saja ada tangga disini. Gelap, lembab, dan sepertinya jarang di lewati orang.

Kita sampai di rooftop. Kami sempat melewati lantai 2, disana sangat sepi dan sangat gelap. Seperti nya sudah tidak dipakai, semua kelas ada di lantai 1. Tapi menurut ku lantai 2 sangat nyaman, tak banyak manusia yg banyak omong.

"Gege, darah nya seger banget, berasa baru di buru tadi"

Yaowen menjilat dari ujung ke ujung bibir nya memastikan tak ada darah yg tersisa di bibirnya.

Dia memang benar, darah ini sangat segar, tapi aku tak suka dengan suhu dingin nya, aku lebih suka darah yg hangat, percis seperti baru keluar dari tubuh. Yum yum...

Selepas meminum darah, aku pergi menelusuri lantai 2. Aku merasa ada sesuatu yg menyenangkan disana. Sedangkan yg lain, duduk di pinggiran sambil berbincang entah apa.

Aku melihat kelas kelas dilantai 2, seperti terlah terbakar dengan tembok yg hitam. Selain itu, aku mencium aroma darah, darah manasi ini....

"Bau ini, bau gadis itu" Aku bergumam sendiri sambil menelusuri darimana datangnya.

Aku berhenti di sebuah jendela, jendela kelas yg sudah pecah. Tapi keadaan melas di dalam nya hanya berantakan tanpa ada bekas terbakar. Aku melihat nya sedang terduduk dilantai menghadap sebuah meja sambil memegang sebuah... Buku?

"Hei, kau sedang apa di tempat ini sendirian?" Aku memanggil nya dari jendela pecah itu, aku melihat nya berbalik untuk menghapus air matanya.

Aku berjalan masuk kedalam. Dia tersenyum padaku dengan mata yg sembab. Dan yah, yg ia pegang adalah sebuah buku berwarna biru dengan tulisan 'Bestfriend forever' berwarna pink dengan beberapa gambar hati.

"Tunggu, kau murid baru ya? Aku baru melihatmu sekarang. Dan, sedang apa kau di sini?" Tatapan nya yg bingung dengan kehadiran ku, tapi masih tak bisa menyembunyikan kesedihan nya. Matanya terus berair, namun sebelum menetes dia menyekapnya dengan tangan.

"Saya baru dari rooftop, saya penasaran dengan lantai 2 disini, kenapa sangat berantakan dengan tembok warna hitam seperti ini" Aku duduk di sebelahnya, aku mengeluarkan saputangan dan mengelap air matanya yg terus mengalir.

"Dulu disini adalah ruang kelas ku, dan 2 ruang kelas yg hitam itu adalah lab kimia, ada ledakan dari reaksi kimia yg membuat kebakaran. Semua kelas panik hingga berdesakan untuk turun. Disini aku dan sahabat ku terjebak, gedung terasa bergetar karena semua murid secara bersamaan keluar menyelamatkan diri. Di desak desakan itu juga banyak murid yg terinjak hingga tewas. Kaki ku tersangkut di meja ini, dia menyelamatkan aku, tapi karena diluar berdesakan kaca sebelah situ pecah. Pecahan nya mengenai tengkuk sahabat ku. Aku sudah tak bisa menyelamatkan nya, aku ditarik guru ku untuk ikut keluar. Dia tersenyum sebelum dia meneteskan air mata dan menutup matanya untuk selamanya"

Sungguh hal yg paling menyakitkan adalah kehilangan orang yang paling disayang karena menyelamatkan nyawa kita yang mereka tau bahwa itu akan mengancam nyawa mereka.

Tak terasa, tangan ku sudah merangkul nya kedalam pelukan. Rasa kehilangn yg pernah aku alami kembali berkelebat di fikiran ku. Saat aku melihat ibu terbakar oleh para manusia.

Aku melepaskan nya, mu berikan saputangan ku padanya. Kemudian aku pergi meninggalkan nya disana. Aku hampir lupa tugas ku disini. Ada apa dengan nya, kenapa dia memberikan sebuah tarikan yang tak bisa ku tolak? Ada apa dengan nya? Kekuatan apa yg dia miliki? Aku harus mulai berhati hati dengan nya

D E N J E LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang