👑Enam👑

59 11 0
                                    

"Ah, lu ngapain sih pake acara bawa masuk mereka? Mereka kan manusia, gue gk suka ya kalo sekali lagi gue liat mereka masuk rumah ini" jiaqi yg tengah memarahi Yaxuan sambil menunjuk nunjuk yaxuan.

Selapas berkata seperti itu, jiaqi tanpa rasa sesal pergi mencari kamarnya dilantai 2. Yah jiaqi milih di lantai atas biar gk terlalu deket sama pintu keluar masuk itu. Jiaqi masih belum bisa melupakan tragedi di masa kecilnya.

Sementara di bawah semua masih pada posisinya masing masing.

"Lu yg sabar ya. Kita musti tabah ngadepin sikapnya, kan lu juga tau dia tersiksa banget semenjak kehilangan ibunya" ucap jing yuan sambil menepuk pundah yaxuan.

"Iya, gue tau kok, gue juga yg salah. Gue bisa wajarin sikap dia ke gue" balas yaxuan dengan tersenyum manis.

"Btw, itu kue nya mau di gimanain? Kita kan gk bisa makan makanan manusia" tanya yaowen sambil menunjuk tuperware berwarna ungu tersebut.

"Oya ya, gue juga baru kepikiran itu kue mau diapain?" saut chengxin dengan gaya berfikirnya yg terbilang aneh. Orang kalo mikir kan suka nyimpen telunjuk di kepala, kalo chengxin dia malah narikin telinganya.

"A HA!! gue ada ide, gimana kalo ini kue kita kasih ke penjaga kebun kita aja, dia kan manusia" ucap chengxin setelah beberapa saat berfikir.

Seketika semua tersenyum dengan ide brilian chengxin. Emang ya, kadang kadang otak chengxin bekerja sangat cepat sampai sampai menyetarai kepandaian huang qilin, si pemimpin penjaga sekaligus pengatur strategi penjagaan yg luarbiasa tak dapat di tembus oleh musuh.

"Yaudah gue kebelakang dulu ya. Btw pokoknya kamar yg ada dipojok itu punya gue ya, gak mau tau" ucap yaxuan memunjuk sebuah kamar yg di pintunya terdapat ukiran naga yg sangat detail.

"Iya" ucap semua kompak.

Tak lama setelah perginya yaxuan, jiaqi kembali turun kebawah. Nampak dia kebingungan meski ekspresinya selalu datar seperti itu.

"Jiaqi, lu cari apa?" ucap salah satu pangeran disitu.

"Gue cari kalung gue, kalian ada yg liat gk?" balas jiaqi sambil terus saja melirik kanan kiri menyusuri ruangan tersebut.

"Apa kau sedang mencari kalung yg ada liontin tetesan air nya?" ucap seseorang dari arah pintu masuk utama.

"Iya, lu yg ambil ya? Balikin sekarang juga, pangeran song yaxuan" ucapan jiaqi dengan langkah tergesa gesa menghampiri yaxuan yg ada di ambang pintu.

"Oh, gue tadi nemu ini di luar. Makanya ge, jangan ceroboh" yaxuan menyodorkan kalung yg di cari oleh jiaqi.

Jiaqi langsung saja menggabil kalung tersebut. Tanpa mengucap kan kata 'terimakasih' yauxuan tau bahwa jiaqi sudah berterimakasih melalui tatapan matanya yg sangat lembut.

Ketika jiaqi merasa sudah merasa tenang karna kalungnya sudah kembali, jiaqi mulai tersenyum dan senyuman itu membuat seisi ruangan juga ikut tersenyum. Jarang sekali jiaqi tersenyum seindah itu di hadapan mereka.

Masih tersenyum jiaqi terus memandangi liontin yg berada ditelapak tangannya sambil berjalan menuju sofa dan mulai mendudukan dirinya di salah satu sofa yg ada disana. Yg lain pun mengikutinya, di samping kanan ada chengxin dan samping kiri ada yaowen. Sedangkan jing yuan dan yaxuan duduk di sofa lain yg berhadapan dengan jiaqi.

"Kita seneng liat lu senyum gitu. Udah lama banget kita gk liat lu senyum gini" tatapan jiaqi tertuju pada jing yuan yg tadi berbicara.

"Gue seneng banget tau ini gk ilang, ini satu satu nya peninggalan yg gue punya dari bunda" senyuman itu terus terukir indah di wajah qiaji.

Seakan akan semua mengetahui isi hati jiaqi, semua hanya menatap jiaqi dengan mata yg berbinar binar. Semua juga seperti memiliki ikatan batin karna jika satu sedang sedih maka mereka juga mengerti keadaan satu sama lain. Meski penampilan jiaqi terlihat sangat judes, tetap saja hati jiaqi lebih lembut dari kapas.

"Yaudah, gue mau nyari resto buat kita makan ya" jing yuan berdiri sambil membenarkan baju dan jaket, lalu dia memakai topi.

"Ge, gue ikut dong, gue pengen jalan jalan nih" susul yaxuan sambil melakukan apa yg dilakukan jing yuan sebelumnya.

"Oke lah kita pergi dulu ya" ucap jing yuan dan yaxuan bersamaan.

"Ok" tak kalah kompak jiaqi, yaowen dan chengxin membalas mereka.

D E N J E LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang