Headset

2.5K 289 15
                                    


Junkyu mengemas barangnya dengan cepat sambil merenggut. Ia menengok sekilas kearah luar jendela dan mendapati langit yang makin gelap karena mendung. Junkyu menghela nafas berat.

Kayaknya hari ini benar-benar hari yang buruk untuk Junkyu. Pertama, Junkyu bangun kesiangan sehingga ia telat padahal ini adalah hari pertama masuk sekolah.

Kedua, Junkyu salah masuk kelas dan pas nemu kelas yang bener malah kebagian tempat duduk kedua paling belakang.

Ketiga, sopirnya nelpon kalau mobil tiba-tiba mogok dan harus masuk bengkel sehingga Junkyu bakalan telat dijemput.

Keempat, cuaca sekarang udah mendung dan Junkyu prediksi sebentar lagi akan hujan. Dan Junkyu tidak suka hujan, atau lebih spesifiknya lagi dia tidak suka petir. Ia phobia.

Kelima, ini yang paling penting. Junkyu lupa bawa headset. Perlu ditekankan lagi, H-E-A-D-S-E-T.

Headset menjadi barang paling penting dalam hidup Junkyu terutama kalau akan hujan yang biasanya juga akan ditemani dengan petir.

Junkyu keluar kelas dengan langkah berat, berniat menuju ke kantin. Daripada sendirian di kelas mending nongkrong di kantin yang paling tidak pasti ada beberapa siswa yang belum pulang seperti dirinya.

Belum jauh berjalan, suara hujan sudah mulai terdengar berjatuhan.

"Dingin" gumam Junkyu sambil mengusap kedua tangan ke badannya.

Duarrr

Junkyu mulai lemas, hal yang paling ia benci mulai terdengar.

Duarr Duarr Duaarr

Kali ini suaranya makin besar dan berbunyi secara berturut-turut.

Junkyu rasanya ingin menangis saja. Ia menguatkan diri untuk tetap berjalan agar cepat sampai di kantin. Namun baru saja ingin mulai berjalan, suara petirnya terdengar lagi sampai Junkyu menyandarkan diri ke loker kelas disampingnya saking kagetnya.

Junkyu menutup muka dengan kedua tangannya. Ingin menangis tapi gengsi juga kalau sampai ada yang liat.

"Heii" tiba-tiba muncul suara yang entah darimana datangnya. Junkyu menurunkan tangannya dan melihat seorang laki-laki yang sama sekali tidak ia kenal berdiri didepannya.

Junkyu mengernyit dan mengangkat satu alis seolah bertanya "ada apa?" .

"Nih" kata laki-laki itu menyodorkan sesuatu tangannya.

"Hah? Em.."

Junkyu bingung mau merespon apa.

"Ambil aja, kayaknya lo lagi butuh deh" kata laki-laki itu dengan tangan yang masih menyodorkan sebuah headset lengkap dengan i-Podnya.

"Eh? Gausah. Gue gapapa kok" tolak Junkyu cepat.

Duarr

Suara petir mulai terdengar lagi dan Junkyu dengan reflek kembali menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Yakin gamau? Muka lo udah pucat tuh"

Junkyu kembali menurunkan kedua tangannya dan berusaha tetap terlihat tenang.

"Ambil" kata laki-laki itu. Lagi.

Junkyu bingung dan masih ragu-ragu. Sampai kemudian laki-laki itu mendekatkan dirinya dan memakaikan sendiri headset tersebut ke Junkyu.

Ia tersenyum lalu menarik lembut tangan kanan Junkyu dan menaruh i-Pod diatasnya lalu menekan tombol play.

"Pake aja, gausah malu" kata laki-laki itu masih sambil tersenyum.

"HARUTOO CEPETANNNNN WOIII" teriak anak laki-laki lain dari kejauhan, membuat keduanya menengok.

"IYA YOSHI BENTARR. GUE KESANA SEKARANG. TUNGGUINN" balas laki-laki yang dipanggil "Haruto" tersebut.

"Gue duluan, lo bisa balikin headset sama i-Pod gue kapan-kapan" kata Haruto lalu dengan setengah berlari menuju kearah teman yang tadi memanggilnya setelah berkata "Byee" sambil melambaikan tangan ke Junkyu.

Junkyu menatap i-Pod di tangannya dengan tatapan tak terbaca.

"baby i'll be better better better for you" suara lantunan lagu yang terdengar dari i-Pod itu. Junkyu tau lagunya, Better - Attom ft Justin Stein.

Junkyu memegang dadanya yang sedari tadi berdetak lebih kencang. Entah karena efek mendengar suara petir tadi atau malah karena laki-laki— ah tidak. Haruto. Iya, entah karena petir atau karena Haruto.

Ia lanjut berjalan sambil tersenyum. Rasanya hari ini tidak seburuk yang ia pikirkan.

•••

Haiiiiiiiiiii guysss💛💛💛

see u😋

• Just Us • | HaruKyu SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang