21st (Twilight)

1.3K 131 26
                                    

"Bae Joohyuuuun! Bae Joohyuuuun!"

"Apa sih? Kok berisik sekali?"

Joohyun berkacak pinggang menatap sang suami yang sedang mencak-mencak. Sebuah benda yang dipegang oleh Mino menarik perhatian Joohyun.

"Eh, tunggu. Itu ponselku kan? Sini. Kembalikan."

Joohyun berniat mengambil ponselnya dari genggaman tangan Mino. Akan tetapi, Mino menghindari sang istri.

"Sebentar. Aku mau menanyakan sesuatu pada kamu."

"Apa?" Joohyun cemberut karena Mino yang masih menyita ponselnya.

"Ini tuh maksudnya apa?" Mino memamerkan layar ponsel Joohyun. Terdapat sebuah pesan yang Joohyun kirimkan pada seseorang.

Joohyun mengedikkan bahunya. "Itu pesan yang aku kirimkan pada Jaewon. Memangnya kenapa? Kan kamu sendiri yang menyuruh aku untuk memberitahu Jaewon perihal diriku yang sedang hamil. Kata kamu, supaya Jaewon tidak berani lagi mendekati istri orang lain."

Mino mendengus. "Iya sih. Tapi, kenapa kalimatnya seperti ini??? 'Aku hamil.' Sudah? Itu saja? Kau tahu, kamu malah terdengar seperti sedang meminta pertanggungjawabab Jaewon. Seolah-olah dia merupakan ayah dari bayimu."

PLAK!

Mino meringis karena bahunya yang digeplak oleh Joohyun. Sementara Joohyun memasang tampang kesal.

“Jangan berlebihan, Song Mino. Kamu tuh terlalu banyak menonton drama ya? Itu kalimat yang biasa saja kok.”

Mino mengerucutkan bibirnya. “Yakin biasa saja? Kok balasannya seperti ini?” Mino memperlihatkan pesan balasan yang dikirimkan oleh Jaewon.

‘Oke. Apakah aku adalah ayahnya?’

“Sebal. Masa bayiku diakui oleh orang lain.” Mino misuh-misuh sendirian.

Joohyun meringis. “Anu…itu memang cara Jaewon bercanda. Kalau kamu mengenal Jaewon dengan baik, kamu pasti tahu kalau dia sedang bercanda.”

“Iya deh yang mengenal Jaewon dengan baik. Iya deh yang paling dekat dengan Jaewon. Kamu siapanya Jaewon sih? Juru bicaranya ya?”

“AW! AW! AW!”

Mino berteriak karena lengannya menjadi sasaran cubit istrinya. Joohyun gemas melihat tingkah Mino yang sedang merajuk.

“Ih, seharusnya tuh aku yang lebih sensitif karena sedang hamil. Kenapa jadi kamu yang rewel sih?” protes Joohyun pada Mino.

Mino membalikkan tubuhnya membelakangi Joohyun sembari bersedekap. “Iya, tahu kok. Aku tuh sudah sensitif, rewel, gosong pula. Tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Jaewon yang humoris dan bisa kamu mengerti.”

Seharusnya Joohyun sebal pada Mino yang cemburu tanpa alasan yang jelas. Akan tetapi, wanita itu malah tertawa kecil. Ia seolah menikmati kondisi Mino yang sedang cemburu. Bukankah ini mengartikan bahwa Mino benar-benar takut kehilangan Joohyun?

“Song Mino…”

Joohyun mencoba memanggil nama sang suami. Akan tetapi, tidak ada sahutan dari Mino. Pemuda itu masih dalam mode merajuk.

“Song Mino, sampai kapan mau merajuk terus? Nanti tidak aku perbolehkan untuk menemani aku ke dokter kandungan loh. Aku minta ditemani sama Seulgi saja,” ancam Joohyun pada sang suami.

Mino menoleh dengan tampangnya yang memelas. “Jahat ih. Kamu durhaka sekali jadi istri.”

Joohyun berjinjit dan mengulurkan tangannya. Ia merapikan helai rambut suaminya yang sedikit berantakan.

Baby Baby (MinRene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang