17th (I Won't Leave You Again)

1.5K 167 26
                                    

Cup!

Joohyun refleks menutup kedua matanya kala Mino mengecup bibir wanita itu. Singkat dan pelan.

"Kamu sudah mengingat semuanya? Ingatanmu sudah kembali?" tanya Joohyun pada Mino.

Mino menatap tepat ke manik mata Joohyun sebelum kemudian menggeleng pelan. "Belum. Aku belum ingat apa pun."

Joohyun memukul bahu suaminya pelan, membuat Mino meringis. "Kamu bohong kan? Kalau tidak ingat, mengapa kamu tiba-tiba menarik diriku? Mengapa kamu tiba-tiba membawaku pergi dari Jaewon?"

Mino menghela napas. Ia merengkuh tubuh mungil milik Joohyun ke dalam pelukannya sebelum kemudian mendaratkan sebuah kecupan ringan di pelipis Joohyun.

"Maaf, aku tidak berbohong. Aku memang belum benar-benar mengingat dirimu. Apa yang sudah kita lalui bersama....masih tampak samar-samar dalam benakku. Namun, aku tahu satu fakta yang pasti. Kamu merupakan istriku. Kamu adalah istri sahku, Bae Joohyun."

Mendengar bagaimana Mino menyebut dirinya sebagai istri sah dari pemuda itu, entah mengapa tangis Joohyun pecah. Wanita itu terisak sembari membenamkan wajahnya di dada Mino.

"Aku....rindu. Aku rindu sekali padamu. Aku benar-benar tidak ingin ditinggal lagi olehmu. Maaf. Aku sudah mendapatkan hukuman atas kesombonganku. Tuhan sudah menegur diriku yang arogan dan tidak mau menghargai kamu sebagai suamiku. Karena itu, aku tidak mau dihukum lagi. Aku tidak mau menjalani hidupku tanpa tawa dan senyumanmu lagi. Itu terlalu berat untukku, Song Mino."

Mino mengusap puncak kepala Joohyun dengan lembut. "Kalau begitu, boleh aku tahu hal apa yang tadi kamu bicarakan dengan Jaewon?"

Joohyun mendongak membalas tatapan Mino. Wanita itu mengusap sudut matanya sebelum kemudian menjawab pertanyaan sang suami.

"Jaewon....Jaewon menyatakan perasaannya padaku. Bahwasanya, dia siap membalas perasaanku pada dirinya."

"Lalu, jawaban apa yang kamu berikan padanya? Apakah kamu akan kembali padanya?" Joohyun dapat menangkap sorot mata Mino yang menyiratkan perasaan tidak rela. Seolah Mino memang enggan untuk melepaskan Joohyun kepada Jaewon.

Joohyun menggeleng cepat. "Tidak. Kali ini, aku tidak lagi diliputi keraguan. Aku tidak akan kembali padanya, Song Mino. Kamu merupakan suamiku dan seharusnya aku mencintai dirimu."

"Kamu....tidak terpaksa mengatakannya padaku kan?" tanya Mino ragu.

Joohyun kembali menggeleng. Ia meraih jemari suaminya dan mengecupnya satu-persatu.

"Tolong. Kali ini, percaya lah padaku."

Mino merapikan helai rambut milik Joohyun yang berantakan. "Apakah....apakah Jisoo menyakitimu? Apakah dia sudah mengatakan sesuatu yang melukai hatimu?"

Joohyun tersenyum tipis. "Aku pantas untuk menerimanya."

"Jisoo adalah wanita yang baik. Tolong jangan menaruh dendam padanya. Aku lah yang patut untuk disalahkan," gumam Mino pelan.

Kali ini, Joohyun mengangguk. "Aku mengerti. Aku sama sekali tidak menaruh dendam padanya."

"Tapi....apakah kamu benar-benar tidak mengingat diriku?"

Mino terdiam sejenak sebelum kemudian menjawab pertanyaan sang istri.

"Kamu tahu kan bahwa otak seseorang mampu menyimpan kepingan memori? Well, tidak semua kepingan memori itu mampu muncul kembali di benakku dalam satu waktu. Semua itu butuh proses. Setidaknya aku tahu mengenai kamu yang merupakan satu-satunya wanita yang pernah bersanding di depan altar bersama diriku. Karena itu, tolong bantu aku untuk mengingat semuanya."

Baby Baby (MinRene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang